Sunday, December 23, 2012
PENGENALAN POLA (BENDA) PSIKOLOGI KOGNITIF TEORI "TEMPLATE MATCHING"
Sebuah teori tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template (template matching). Jadi pencocokan template adalah identifikasi visual terhadap suatu bentuk seperti bentuk geometrik terjadi seperti energi cahaya yang dipantulkan oleh bentuk tersebut diterima retina dan ditransduksi ke energi neutral, yang dikirim ke otak. Otak melakukan pencarian dalam arsip template untuk mencari template yang cocok dengan pola neutral yang diterima. Jika otak menemukan sebuah template yang cocok dengan pola neutral tersebut, maka orang akan mengenali apa yang dilihatnya. Setelah pencocokan antara bentuk dan templatenya telah dilakukan, pemrosesan dan interpretasi lebih lanjut terhadap bentuk dapat dilakukan.
Teori pencocokan template sebagai sebuah teori pengenalan pola memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya agar kita mampu mengenali suatu bentuk , suatu huruf, atau suatu wujud visual, otak perlu melakukan pembandingan stimuli visual tersebut dengan suatu bentuk internal yang tersimpan dalam memori. Untuk mengenali objek yang berada di realitas eksternal, otak perlu menemukan memori tentang objek pembanding dalam memori jangka panjang. Kelemahan teori tersebut ialah suatu interpretasi harafiah dari teori pencocokan template akan menghadapi suatu kesulitan. Sebagai contoh, jika pengenalan terhadap objek hanya terjadi ketika objek eksternal diidentifikasi 1:1 persis sama dengan representasi internal, maka jika terdapat sedikit perbedaan antara objek eksternal dengan template internal seharusnya objek tersebut tidak dapt dikenali.
Jika teori pencocokan template benar sebagai implikasinya otak harus menyimpan jutaan template bahkan lebih hampir tidak terhitung agar otak dapat mengenali setiap variasi bentuk geometrik yang kita lihat. Kemudahan kita dalam mengidentifikasi pola-pola visual dalam kehidupan sehari-hari mungkin menyebabkan kita berpikir bahwa proses tersebut adalah proses sederhana namun tatkala kita berusaha menduplikasi pengenalan pola secara artifisial ternyata sulitnya bukan main.
Sebagai contoh, pengenalan terhadap huruf dan perkembangan pengenalan terhadap kata. Meskipun kita mungkin memerlukan proses belajar beberapa tahun untuk menjadi seorang pembaca yang terlatih begitu kitatelah menguasai cara mengenali identifikasi ortografis yang meyusun suatu kata kita dapat seketika mengenali kata tersebut dalam beragam konteks mengucapkan kata tersebut dan mengingat maknanya. Dalam pencocokan template, jika konfigurasi visual sesuai dengan representasi memori , maka informasi (dalam lingkup pengenalan pola) akan dilepaskan.
DAFTAR PUSTAKA:
Solso, Robert. L., Maclin, Otto. H., & Maclin, M. Kimberly. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga
IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY
Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori dapat dikatagorikan sebagai short term memory, long term memory dan memori kerja. Setiap katagori tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang berbeda-beda. Kapasitas memori jangka pendek terbatas pada tujuh item, namun kepadatan (density) atau jumlah informasi per item dapat ditingkatkan dengan chunking (seperti menggabungkan sejumlah huruf menjadi kata-kata bermakna). Prosedur chunking dalam shot term memory memerlukan adanya pengaksesan informasi dari memori jangka panjang. Memori diartikan sebagai proses yang memungkinkan kita untuk melakukan perekaman (encode), penyimpanan (store), dan pada akhirnya menggunakan atau mengeluarkan kembali pengalaman dan informasi (retrieval) (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Penyandian informasi (encoding) dalam memori jangka pendek dalam kecepatan tinggi tampaknya bekerja secara menyeluruh (exhaustive) alih-alih bekerja secara self-terminating (berhenti bekerja apabila telah menemukan informasi yang diperlukan). Memori tampaknya disimpan secara lokal (ditempat-tempat tertentu) dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu) (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Konsep level-level pemrosesan menyatakan bahwa memori adalah suatu hasil sampingann (byproduct) dari analisis-analisis yang dilakukan terhadap stimuli yang memasuki sistem, dengan duralibilitas (daya tahan) jejak-jejak memori sebagai sebuah fungsi dari kompleksitas atau kedalaman analisis- analiasis tersebut (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Model-model pemrosesan informasi dan konsep level-level pemrosesan berbeda dalam hal derajat kepentingan (importance) dari struktur dan proses serta dalam kakikat pengulangan (rehearsal). Teori-teori pemrosesan informasi umumnya menekankan struktur dan maintenance rehearsal, sedangkan konsep level-level pemrosesan menemakan pemrosesan dan elaborative rehearseal (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Long term Memory berfungsi sebagai penyaring (filter), yaitu dalam bentuk memori semantik (semantic memory) dan memori episodik (episodic memory). memori semantik diartikan sebagai ingatan tentang konsep-konseo yang digunakan untuk mendefinisaikan sesuatu. Sementara memori episodik adalah ingatan-ingatan seseorang terhadap masa lampaunya. Dua memori ini bekerja sama menyaring dan memilih informasi hingga akhirnya suatu informasi dapat dimaknai. Pemahaman tentang berbagai jenis memori ini kemudian digunakan untuk menggambarkan struktur kognisi atau struktur pengetahuan manusia (Passer & Smith, 2004).
Retrieval adalah salah satu proses yang terjadi saat berpikir yaitu pada proses recall. retrieval adalah mengeluarkan kembali informasi yang tersimpan untuk nantinya digunakan kembali dan mengalami proses pengolahan data terlebih dahulu, sehingga afeksi bisa mempengaruhi informasi yang dikeluarkan. Peta kognitif suatu informasi yang tersimpan dalam memori bisa beragam jumlahnya. Fungsinya akan tampak ketika seseorang melakukan retrieval, dimana peta kognitif berperan untuk memudahkan proses retrieval lebih cepat (Ingwersen, 1992).
Sistem memori kita tidak hanya menyimpan informasi, melainkan juga memproses dan mengarahkan informasi tergantung jenis informasi atau derajat kepentingannya, skema-skema organisasi yang berbeda-beda akan dilibatkn dalam long term memory . anda dapat mengamati bahwa long term memory dapat dibagi menjadi memori eksplisit (deklaratif) dan memori implisit (nondeklaratif). Memori eksplisit diorganisasikan lagi menjadi memori episodic dan memori semantic. Memori implisit dibagi menjadi memori prosedural dan memori eksplisit tersebut (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Memori eksplisit (explicit memory) mengutamakan dan mengandalkan pengambilan (retrieval) pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat (cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall. Memori implisit (implicit memory), sebaliknya, diekspresikan dalam bentuk mempermudah kinerja dan tidak rekoleksi yang sadar (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
DAFTAR PUSTAKA:
Ingwersen, P. (1992). Information Retrieval Interaction. London : Taylor Graham
Passer, M.W., & Smith, R.E., (2004). Psychology : The Science of Mind and Behavioral. California: Mc Graw Hill
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Penyandian informasi (encoding) dalam memori jangka pendek dalam kecepatan tinggi tampaknya bekerja secara menyeluruh (exhaustive) alih-alih bekerja secara self-terminating (berhenti bekerja apabila telah menemukan informasi yang diperlukan). Memori tampaknya disimpan secara lokal (ditempat-tempat tertentu) dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu) (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Konsep level-level pemrosesan menyatakan bahwa memori adalah suatu hasil sampingann (byproduct) dari analisis-analisis yang dilakukan terhadap stimuli yang memasuki sistem, dengan duralibilitas (daya tahan) jejak-jejak memori sebagai sebuah fungsi dari kompleksitas atau kedalaman analisis- analiasis tersebut (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Model-model pemrosesan informasi dan konsep level-level pemrosesan berbeda dalam hal derajat kepentingan (importance) dari struktur dan proses serta dalam kakikat pengulangan (rehearsal). Teori-teori pemrosesan informasi umumnya menekankan struktur dan maintenance rehearsal, sedangkan konsep level-level pemrosesan menemakan pemrosesan dan elaborative rehearseal (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Long term Memory berfungsi sebagai penyaring (filter), yaitu dalam bentuk memori semantik (semantic memory) dan memori episodik (episodic memory). memori semantik diartikan sebagai ingatan tentang konsep-konseo yang digunakan untuk mendefinisaikan sesuatu. Sementara memori episodik adalah ingatan-ingatan seseorang terhadap masa lampaunya. Dua memori ini bekerja sama menyaring dan memilih informasi hingga akhirnya suatu informasi dapat dimaknai. Pemahaman tentang berbagai jenis memori ini kemudian digunakan untuk menggambarkan struktur kognisi atau struktur pengetahuan manusia (Passer & Smith, 2004).
Retrieval adalah salah satu proses yang terjadi saat berpikir yaitu pada proses recall. retrieval adalah mengeluarkan kembali informasi yang tersimpan untuk nantinya digunakan kembali dan mengalami proses pengolahan data terlebih dahulu, sehingga afeksi bisa mempengaruhi informasi yang dikeluarkan. Peta kognitif suatu informasi yang tersimpan dalam memori bisa beragam jumlahnya. Fungsinya akan tampak ketika seseorang melakukan retrieval, dimana peta kognitif berperan untuk memudahkan proses retrieval lebih cepat (Ingwersen, 1992).
Sistem memori kita tidak hanya menyimpan informasi, melainkan juga memproses dan mengarahkan informasi tergantung jenis informasi atau derajat kepentingannya, skema-skema organisasi yang berbeda-beda akan dilibatkn dalam long term memory . anda dapat mengamati bahwa long term memory dapat dibagi menjadi memori eksplisit (deklaratif) dan memori implisit (nondeklaratif). Memori eksplisit diorganisasikan lagi menjadi memori episodic dan memori semantic. Memori implisit dibagi menjadi memori prosedural dan memori eksplisit tersebut (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Memori eksplisit (explicit memory) mengutamakan dan mengandalkan pengambilan (retrieval) pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat (cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall. Memori implisit (implicit memory), sebaliknya, diekspresikan dalam bentuk mempermudah kinerja dan tidak rekoleksi yang sadar (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
DAFTAR PUSTAKA:
Ingwersen, P. (1992). Information Retrieval Interaction. London : Taylor Graham
Passer, M.W., & Smith, R.E., (2004). Psychology : The Science of Mind and Behavioral. California: Mc Graw Hill
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
AUTOMATIC PROCESSING
Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha. pengenalan pola (pattern recognition) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Seberapapun rumitnya proses pengenalan suatu objek, sesungguhnya proses tersebut diselesaikan kurang dari sedetik (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Aktivitas-aktivas yang sering kita lakukan dan latih dengan baik akhirnya menjadi otomatis sehingga memerlukan lebih sedikit atensi dibandingkan melakukan aktivitas yang baru atau yang belum kita kuasai. Respon yang sering dilatih akan diproses otomatis dan membutuhkan sedikit atensi. Proses ini terjadi tanpa diketahui oleh consciousness. Automaticity adalah salah satu karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi perhatian pada pengolahan stimulus.
Solso, Maclin & Maclin (2007) mengatakan agar pemrosesan otomatis dapat terjadi, informasi harus dapat mengalir bebas dari memori ke kendali seseorang atas tindakan-tindakannya (latihan dapat memudahkan hal itu).
Ciri-ciri Automatic Processing :
1. Lebih cepat dibandingkan Consciousness Processing
2. Effortless
3. No Awareness
4. Unavoidable, di- Tringger oleh external atau internal stimuli
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Snyder (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007) yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis:
1. Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak terjadi tanpa adanya niat atau tujuan sadar dari partisipan penelitian. Sebagai contoh, partisipan lebih mudah mengenali kata NURSE (perawat) setelah sebelumnya melihat kata DOCTOR (dokter), kata dokter ini ini berfungsi sebagai pemicu. Dalam eksperimen priming, kata pemicu atau prime ini sitayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak menyadarinya. Kata-kata pemicu ternyata terbukti mampu membuat partisipan mengenali kata-kata pemicu tersebut, meskipun partisipan mengaku pernah “melihat” katata-kata tersebut.
2. Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran. Sebagaimana ditunjukan dalam contoh sebelumnya, dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Ita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis. Gagasan ini memunculkan karakteristik ketiga dibawah ini.
3. Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali). Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu kita tanpa berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa memerlukan usaha.
Studi-studi tentang otomatis penting karena mengajari kita bahwa dalam aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses yang berlangsung di luar pengalaman sadar. Lebih lanjut lagi, keterampilan seperti mengetik, menyelam, memainkan biola, mengemudikan mobil bermain tenis, dan bahkan menggunakan bahasa bahasa dengan tepat dan membuat penilaian sosial tentang orang lain, adalah aktivitas-aktivitas yang telah terlatih dengan baik, sehingga data berlangsung secara otomatis. Penampilan atau kinerja yang terampil dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungin membebaskan kita untuk lebih memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang memerlukan atensi (Solso, Maclin & Maclin 2007).
Dua aspek dalam Automatic processing menurut Fiedenberg & Silverman (2006):
1. Interference
Dalam interfence theory atau Teori interferensi (sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam,yaitu :
a. Proactive interference; terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama
b. Retroactive interference ; terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu pengingatan/pemanggilan memori yang lama.
2. Facilitation
Mekanisme respon-stimulus sederhana sering dapat mengontrol seluruh sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus yang menghasilkan respon otomatis disebut sebagai aturan produksi atau produksi. Produksi adalah aturan pemrosesan yang direpresentasikan di memori jangka panjang. Innate automatic processing :
a. Bawaan manusia: gerakan refleks sederhana sebagai mekanisme untuk menghindari stimuli yang berbahaya.
b. Berhubungan juga dengan memori manusia, manusia lebih sensitif terhadap info yang berkaitan dengan frekuensi, lokasi dan waktu kejadian
Tiga level processing menurut Solso, Maclin & Maclin (2007) yaitu:
1. Fully automatic processing
2. Partially automatic processing → beberapa tugas otomatis dilakukan bersamaan
Eksperimen mengenai pemrosesan otomatis dilakukan oleh Stroop melalui kegiatan penamaan warna yang disebut reverse stroop effect (dalam Barsalou, 1992). Stroop mempelajari interference melalui membaca dan pengenalan warna. Stroop bereksperimen dengan membandingkan waktu untuk membaca kata nama-nama warna yang dicetak dengan tinta hitam (facilitation) dan waktu yang digunakan utnuk membaca nama-nama warna yang dicetak dengan tinta dengan warna yang tidak sesuai (interference). Lalu Stroop membandingkan juga waktu yang dibutuhkan untuk memberi nama-nama warna yang dicetak dengan tinta dengan warna yang tidak sesuai (interference) kata “hijau” di cetak dengan warna merah, jawaban yang benar adalah merah dengan waktu yang dibutuhkan untuk memberi nama warna pada kotak kotak (facilitation).
DAFTAR PUSTAKA :
Barsalou, L. (1992). Cognitive Psychology An Overview for Cognitive Scientists. Lawrence Erlbaum Association: New Jersey.
Fiedenberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive Sains : An Introduction to the Study of Mind. United States of America: Hazelden.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Aktivitas-aktivas yang sering kita lakukan dan latih dengan baik akhirnya menjadi otomatis sehingga memerlukan lebih sedikit atensi dibandingkan melakukan aktivitas yang baru atau yang belum kita kuasai. Respon yang sering dilatih akan diproses otomatis dan membutuhkan sedikit atensi. Proses ini terjadi tanpa diketahui oleh consciousness. Automaticity adalah salah satu karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi perhatian pada pengolahan stimulus.
Solso, Maclin & Maclin (2007) mengatakan agar pemrosesan otomatis dapat terjadi, informasi harus dapat mengalir bebas dari memori ke kendali seseorang atas tindakan-tindakannya (latihan dapat memudahkan hal itu).
Ciri-ciri Automatic Processing :
1. Lebih cepat dibandingkan Consciousness Processing
2. Effortless
3. No Awareness
4. Unavoidable, di- Tringger oleh external atau internal stimuli
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Snyder (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007) yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis:
1. Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak terjadi tanpa adanya niat atau tujuan sadar dari partisipan penelitian. Sebagai contoh, partisipan lebih mudah mengenali kata NURSE (perawat) setelah sebelumnya melihat kata DOCTOR (dokter), kata dokter ini ini berfungsi sebagai pemicu. Dalam eksperimen priming, kata pemicu atau prime ini sitayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak menyadarinya. Kata-kata pemicu ternyata terbukti mampu membuat partisipan mengenali kata-kata pemicu tersebut, meskipun partisipan mengaku pernah “melihat” katata-kata tersebut.
2. Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran. Sebagaimana ditunjukan dalam contoh sebelumnya, dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Ita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis. Gagasan ini memunculkan karakteristik ketiga dibawah ini.
3. Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali). Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu kita tanpa berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa memerlukan usaha.
Studi-studi tentang otomatis penting karena mengajari kita bahwa dalam aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses yang berlangsung di luar pengalaman sadar. Lebih lanjut lagi, keterampilan seperti mengetik, menyelam, memainkan biola, mengemudikan mobil bermain tenis, dan bahkan menggunakan bahasa bahasa dengan tepat dan membuat penilaian sosial tentang orang lain, adalah aktivitas-aktivitas yang telah terlatih dengan baik, sehingga data berlangsung secara otomatis. Penampilan atau kinerja yang terampil dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungin membebaskan kita untuk lebih memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang memerlukan atensi (Solso, Maclin & Maclin 2007).
Dua aspek dalam Automatic processing menurut Fiedenberg & Silverman (2006):
1. Interference
Dalam interfence theory atau Teori interferensi (sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam,yaitu :
a. Proactive interference; terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama
b. Retroactive interference ; terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu pengingatan/pemanggilan memori yang lama.
2. Facilitation
Mekanisme respon-stimulus sederhana sering dapat mengontrol seluruh sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus yang menghasilkan respon otomatis disebut sebagai aturan produksi atau produksi. Produksi adalah aturan pemrosesan yang direpresentasikan di memori jangka panjang. Innate automatic processing :
a. Bawaan manusia: gerakan refleks sederhana sebagai mekanisme untuk menghindari stimuli yang berbahaya.
b. Berhubungan juga dengan memori manusia, manusia lebih sensitif terhadap info yang berkaitan dengan frekuensi, lokasi dan waktu kejadian
Tiga level processing menurut Solso, Maclin & Maclin (2007) yaitu:
1. Fully automatic processing
2. Partially automatic processing → beberapa tugas otomatis dilakukan bersamaan
Eksperimen mengenai pemrosesan otomatis dilakukan oleh Stroop melalui kegiatan penamaan warna yang disebut reverse stroop effect (dalam Barsalou, 1992). Stroop mempelajari interference melalui membaca dan pengenalan warna. Stroop bereksperimen dengan membandingkan waktu untuk membaca kata nama-nama warna yang dicetak dengan tinta hitam (facilitation) dan waktu yang digunakan utnuk membaca nama-nama warna yang dicetak dengan tinta dengan warna yang tidak sesuai (interference). Lalu Stroop membandingkan juga waktu yang dibutuhkan untuk memberi nama-nama warna yang dicetak dengan tinta dengan warna yang tidak sesuai (interference) kata “hijau” di cetak dengan warna merah, jawaban yang benar adalah merah dengan waktu yang dibutuhkan untuk memberi nama warna pada kotak kotak (facilitation).
DAFTAR PUSTAKA :
Barsalou, L. (1992). Cognitive Psychology An Overview for Cognitive Scientists. Lawrence Erlbaum Association: New Jersey.
Fiedenberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive Sains : An Introduction to the Study of Mind. United States of America: Hazelden.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Manusia Dan Keadilan
Dalam tugas ini saya Rizky Fajar dan teman saya Fadil Wahyu Aditama akan menulis sebuah tulisan mengenai Manusia dan Keadilan dan sekaligus ini adalah tugas dari mata kuliah "Ilmu Budaya Dasar" atau yang lebih dikenal dengan IBD. pertama saya dan teman saya akan menjelaskan mengenai manusia selanjutnya mengenai keadilan dan kemudian mengaitkan antara keduanya, pertama-tama saya dan teman saya akan menjelaskan mengenai manusia itu sendiri.
A. MANUSIA
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandng sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologisyang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakanmakhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B. HAKEKAT MANUSIA
1) Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
2) Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia,misalnya:
a. Perasaan intelektual,
b. Perasaan estetis,
c. Perasaan etis,
d. Perasaan diri,
e. Perasaan sosial,
f. Perasaan religius.
3) Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
4) Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C. KEADILAN
Keadilan merupakan suatu hal yang abstrak, bagaimana mewujudkan suatu keadilan jika tidak mengetahui apa arti keadilan. Untuk itu perlu dirumuskan definisi yang paling tidak mendekati dan dapat memberi gambaran apa arti keadilan. Definisi mengenai keadilan sangat beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para pakar di bidang hukum yang memberikan definisi berbeda-beda mengenai keadilan.
1) Keadilan menurut Aristoteles (filsuf yang termasyur) dalam tulisannya Retorica membedakan keadilan dalam dua macam :
a. Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif adalah suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan dalam hubungan antara masyarakat dengan perorangan.
b. Keadilan kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif adalah suatu keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa mempedulikan jasa masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada transaksi (sunallagamata) baik yang sukarela atau tidak. Keadilan ini terjadi pada lapangan hukum perdata, misalnya dalam perjanjian tukar-menukar.
2) Keadilan menurut Thomas Aquinas (filsuf hukum alam), membedakan keadilan dalam dua kelompok :
a. Keadilan umum (justitia generalis); Keadilan umum adalah keadilan menururt kehendak undang-undang, yang harus ditunaikan demi kepentingan umum.
b. Keadilan khusus; Keadilan khusus adalah keadilan atas dasar kesamaan atau proporsionalitas. Keadilan ini debedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Keadilan distributif (justitia distributiva) adalah keadilan yang secara proporsional yang diterapkan dalam lapangan hukum publik secara umum.
2. Keadilan komutatif (justitia cummulativa) adalah keadilan dengan mempersamakan antara prestasi dengan kontraprestasi.
3. Keadilan vindikativ (justitia vindicativa) adalah keadilan dalam hal menjatuhkan hukuman atau ganti kerugian dalam tindak pidana. Seseorang dianggap adil apabila ia dipidana badan atau denda sesuai dengan besarnya hukuman yang telah ditentukan atas tindak pidana yang dilakukannya.
3) Keadilan menurut Notohamidjojo (1973: 12), yaitu :
a. Keadilan keratif (iustitia creativa); Keadilan keratif adalah keadilan yang memberikan kepada setiap orang untuk bebas menciptakan sesuatu sesuai dengan daya kreativitasnya.
b. Keadilan protektif (iustitia protectiva); Keadilan protektif adalah keadilan yang memberikan pengayoman kepada setiap orang, yaitu perlindungan yang diperlukan dalam masyarakat.
4) Keadilan menurut John Raws (Priyono, 1993: 35), adalah ukuran yang harus diberikan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Ada tiga prinsip keadilan yaitu : (1) kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya, (2) perbedaan, (3) persamaan yang adil atas kesempatan 8. Pada kenyataannya, ketiga prinsip itu tidak dapat diwujudkan secara bersama-sama karena dapat terjadi prinsip yang satu berbenturan dengan prinsip yang lain. John Raws memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya secara leksikal berlaku terlebih dahulu dari pada prinsip kedua dan ketiga.
5) Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 9, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi, EKPOLESOSBUDHANKAM. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
6) Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada setiap anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa diminta; tidak berat sebelah atau tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap menurut peraturan yang telah ditetapkan. Keadilan merupakan nilai-nilai kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi berbagai aspek kehidupan, baik individual, keluarga, dan masyarakat. Keadilan tidak hanya menjadi idaman setiap insan bahkan kitab suci umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan risalah samawi.
Demikianlah beberapa rangkuman pengertian “keadilan” dari berbagai ahli. Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang sedang mencari dan memahami arti “keadilan”.
D. MANUSIA DAN KEADILAN
Dari beberapa definisi di atas bahwa manusia ialah suatu partikel-partikel dari sekumpulan atom yang membentuk suatu system yang dimiliki manusia serta memiliki energy dan hasrat kebutuhan dasar secara biologis dan sesuatu yang tidak dapat berdiri sendiri dan dapat bertahan apabila saling berpangku tangan sesama manusia dan memiliki perhitungan dalam setiap pergerakannya dan manusia itu sendiri memiliki jasad, hajat, ruh dan nafs dan juga manusia memiliki struktur kepribadian dilihat dari sudut pandang Sigmund freud yaitu Id, Ego dan Superego yang mengendalikan perilakunya serta yang mempengaruhi perkembangan dalam kerpribadiannya.
Sedangkan keadilan apabila dilihat dari definisi-definisi di atas ialah suatu hal yang abstrak dan bagaimana cara kita mewujudkan keadilan di mulai dengan mengerti dulu apa arti dari keadilan tersebut dan banyak definisi-definisi yang di ungkapkan oleh para ahli di atas dan akan saya dan teman simpulkan supaya definisi-definisi di atas akan menjadi lebih sederhana, dan dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang serta mengenai hak setiap individu baik berdasarkan jasa yang pernah diberikan atau tidak melihat dari segi jasa yang telah diberikan dan keadilan setiap individu sudah di atur dalam suatu undang-undang atau hokum yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap individu
Dari dua kesimpulan mengenai manusia dan kewajiban di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia dan keadilan adalah suatu keterkaitan yang berkesinambungan yang dimana setiap manusia harus diperlakukan secara adil dalam hidupnya dan harus mendapatkan apa yang menjadi haknya dan menjalankan apa yang telah menjadi kewajibannya baik itu yang sudah di atur dalam undang-undang atau hukum yang berlaku atau mendapatkan hak dengan apa yang telah diberikan selama ini serta mendapatkan kehidupan secara layak dan sejahtera dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari,
Demikian penjelasan dari saya dan teman saya dalam materi Manusia dan Keadilan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita dalam memandang suatu kedilan bagi setiap individu, maaf apabila ada kesalahan akibat keterbatasan kamu, terimakasih.
Daftar Pustaka
http://jamaluddinmahasari.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-keadilan-diambil-dari-pendapat-para-ahli/
http://smileandsprit.blogspot.com/2012/10/manusia-dan-kebudayaan-dikaitkan-dengan.html
A. MANUSIA
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandng sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologisyang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakanmakhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B. HAKEKAT MANUSIA
1) Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
2) Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia,misalnya:
a. Perasaan intelektual,
b. Perasaan estetis,
c. Perasaan etis,
d. Perasaan diri,
e. Perasaan sosial,
f. Perasaan religius.
3) Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
4) Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C. KEADILAN
Keadilan merupakan suatu hal yang abstrak, bagaimana mewujudkan suatu keadilan jika tidak mengetahui apa arti keadilan. Untuk itu perlu dirumuskan definisi yang paling tidak mendekati dan dapat memberi gambaran apa arti keadilan. Definisi mengenai keadilan sangat beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para pakar di bidang hukum yang memberikan definisi berbeda-beda mengenai keadilan.
1) Keadilan menurut Aristoteles (filsuf yang termasyur) dalam tulisannya Retorica membedakan keadilan dalam dua macam :
a. Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif adalah suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan dalam hubungan antara masyarakat dengan perorangan.
b. Keadilan kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif adalah suatu keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa mempedulikan jasa masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada transaksi (sunallagamata) baik yang sukarela atau tidak. Keadilan ini terjadi pada lapangan hukum perdata, misalnya dalam perjanjian tukar-menukar.
2) Keadilan menurut Thomas Aquinas (filsuf hukum alam), membedakan keadilan dalam dua kelompok :
a. Keadilan umum (justitia generalis); Keadilan umum adalah keadilan menururt kehendak undang-undang, yang harus ditunaikan demi kepentingan umum.
b. Keadilan khusus; Keadilan khusus adalah keadilan atas dasar kesamaan atau proporsionalitas. Keadilan ini debedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Keadilan distributif (justitia distributiva) adalah keadilan yang secara proporsional yang diterapkan dalam lapangan hukum publik secara umum.
2. Keadilan komutatif (justitia cummulativa) adalah keadilan dengan mempersamakan antara prestasi dengan kontraprestasi.
3. Keadilan vindikativ (justitia vindicativa) adalah keadilan dalam hal menjatuhkan hukuman atau ganti kerugian dalam tindak pidana. Seseorang dianggap adil apabila ia dipidana badan atau denda sesuai dengan besarnya hukuman yang telah ditentukan atas tindak pidana yang dilakukannya.
3) Keadilan menurut Notohamidjojo (1973: 12), yaitu :
a. Keadilan keratif (iustitia creativa); Keadilan keratif adalah keadilan yang memberikan kepada setiap orang untuk bebas menciptakan sesuatu sesuai dengan daya kreativitasnya.
b. Keadilan protektif (iustitia protectiva); Keadilan protektif adalah keadilan yang memberikan pengayoman kepada setiap orang, yaitu perlindungan yang diperlukan dalam masyarakat.
4) Keadilan menurut John Raws (Priyono, 1993: 35), adalah ukuran yang harus diberikan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Ada tiga prinsip keadilan yaitu : (1) kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya, (2) perbedaan, (3) persamaan yang adil atas kesempatan 8. Pada kenyataannya, ketiga prinsip itu tidak dapat diwujudkan secara bersama-sama karena dapat terjadi prinsip yang satu berbenturan dengan prinsip yang lain. John Raws memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya secara leksikal berlaku terlebih dahulu dari pada prinsip kedua dan ketiga.
5) Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 9, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi, EKPOLESOSBUDHANKAM. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
6) Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada setiap anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa diminta; tidak berat sebelah atau tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap menurut peraturan yang telah ditetapkan. Keadilan merupakan nilai-nilai kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi berbagai aspek kehidupan, baik individual, keluarga, dan masyarakat. Keadilan tidak hanya menjadi idaman setiap insan bahkan kitab suci umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan risalah samawi.
Demikianlah beberapa rangkuman pengertian “keadilan” dari berbagai ahli. Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang sedang mencari dan memahami arti “keadilan”.
D. MANUSIA DAN KEADILAN
Dari beberapa definisi di atas bahwa manusia ialah suatu partikel-partikel dari sekumpulan atom yang membentuk suatu system yang dimiliki manusia serta memiliki energy dan hasrat kebutuhan dasar secara biologis dan sesuatu yang tidak dapat berdiri sendiri dan dapat bertahan apabila saling berpangku tangan sesama manusia dan memiliki perhitungan dalam setiap pergerakannya dan manusia itu sendiri memiliki jasad, hajat, ruh dan nafs dan juga manusia memiliki struktur kepribadian dilihat dari sudut pandang Sigmund freud yaitu Id, Ego dan Superego yang mengendalikan perilakunya serta yang mempengaruhi perkembangan dalam kerpribadiannya.
Sedangkan keadilan apabila dilihat dari definisi-definisi di atas ialah suatu hal yang abstrak dan bagaimana cara kita mewujudkan keadilan di mulai dengan mengerti dulu apa arti dari keadilan tersebut dan banyak definisi-definisi yang di ungkapkan oleh para ahli di atas dan akan saya dan teman simpulkan supaya definisi-definisi di atas akan menjadi lebih sederhana, dan dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang serta mengenai hak setiap individu baik berdasarkan jasa yang pernah diberikan atau tidak melihat dari segi jasa yang telah diberikan dan keadilan setiap individu sudah di atur dalam suatu undang-undang atau hokum yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap individu
Dari dua kesimpulan mengenai manusia dan kewajiban di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia dan keadilan adalah suatu keterkaitan yang berkesinambungan yang dimana setiap manusia harus diperlakukan secara adil dalam hidupnya dan harus mendapatkan apa yang menjadi haknya dan menjalankan apa yang telah menjadi kewajibannya baik itu yang sudah di atur dalam undang-undang atau hukum yang berlaku atau mendapatkan hak dengan apa yang telah diberikan selama ini serta mendapatkan kehidupan secara layak dan sejahtera dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari,
Demikian penjelasan dari saya dan teman saya dalam materi Manusia dan Keadilan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita dalam memandang suatu kedilan bagi setiap individu, maaf apabila ada kesalahan akibat keterbatasan kamu, terimakasih.
Daftar Pustaka
http://jamaluddinmahasari.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-keadilan-diambil-dari-pendapat-para-ahli/
http://smileandsprit.blogspot.com/2012/10/manusia-dan-kebudayaan-dikaitkan-dengan.html
SISTEM PAKAR PSIKOLOGI TENTANG SOMATOFORM
KLIK GAMBAR UNTUK MELIHAT GAMBAR LEBIH BESAR DAN LEBIH JELAS....
Somatoform Disorders
Somatoform adalah masalah psikologis yang mengambil bentuk fisiologis, berasal dari kata yunani “soma” untuk tubuh dan inggris yaitu “form” yang artinya bentuk.
Individu biasanya mengeluhkan adanya gejala isik yang dianggap sebagai penyakit fisik namun berdasarkan pemeriksaan fisiologis tidak ditemukan adnya kelainan atau gangguan medis.
Jadi somatoform adalah rasa sakit pada tubuh yang dialami individu karena adanya masalah pada psikologisnya seperti cemas, stress, depresi, beban pikiran dan lainnya yang masalah psikologis tersebut kemudian berubah menjadi masalah atau sakit dan nyeri pada tubuhnya
Penyebab somatoform menurut berbagai aliran psikologi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Psikolanalisa
Menurut aliran psikoanalisa somatoform disebabkan ketika seseorang mengalai peristiwa yang menimbulkan peningkatan emosi yang besar, namun afeknya tidak dapat diekspresikan dan ingatan tentang peristiwa tersebut dihilangkan dari kesadaran
2. Behavior
Menurut behaviorisme somatoform dikarenakan adanya proses modeling atau meniru orang lain dan lingkungannya, pola asuh dan learning etnis. Jadi somatoform dikarenakan gasil dari belajar dan meniru dari lingkungan maupun orangtua yang sering mengalihkan stress pikirannya menjadi sakit pada badan.
3. Faktor Psikososial
Dikarenakan terdapat factor psikososial berupa konflik psikis dibawah sadar seseorang yang mempunyai tujuan tertentu (menghindari tugas, kewajiban dan ekspresi emosi).
Jadi somatoform menurut psikososial dikarenakan sakit yang dibuat-buat untuk menghindari kewajiban dan tugas-tugasnya. Dan ada juga yang untuk menunjukan ekspresi emosinya, seperti saat orang sedang sedih maka ia akan jatuh sakit.
4. Faktor Biologis
Karena adanya factor genetic dalam transmisi gangguan somatisasi dan adanya penurunan metabolism (hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer nondominan.
Jadi somatoform karena adanya penurunan metabolism tubuh yang dipengaruhi oleh pikiran kita, seperti saat kita sedang sedih atau stress kita jadi mudah sekali sakit karena adanya pikiran kita yang pengaruhi biologis.
Jenis- jenis somatoform
1. Gangguan konversi
Yaitu kondisi pancaindra dan otot tidak berfungsi dimana system saraf terganggu karena kondisi psikologis (stress).
Contoh: ketika kita sedang stress maka otot-otot tubuh kita menjadi kaku. Dan dalam sebuah kasus khusus ada seorang yang mengalami kebutaan mendadak karena dia shock melihat istrinya yang sedang selingkuh.
2. Hypochondriasis
Adanya reaksi yang berlebihan terhadap gangguan fisik yang dialaminya.
Contoh: saat seseorang menerima sebuah tugas yang tidak ia sukai maka ia akan menjadi sakit dan melebih-lebihkan sakitnya.
3. Gangguan Somatization
Keluhan fisik yang berulang namun ketika diperiksakan secara medis tidak ada atau tidak ditemukan gangguan medis.
Contoh: selalu merasa sakit namun saat diperiksakan ke dokter tidak ada gangguan medis yang terdeteksi.
4. Gangguan Nyeri
Gangguan dimana individu mengeluhkan adanya rasa nyeri yang berkepanjangan namun rasa sakit itu hanya bersifat subjektif.
Contoh: selalu merasa nyeri pada salah satu anggota tubuh saat sedang stress atau banyak beban pikiran
5. Body Dysmorphic Disorder
Perhatian atau keyakinan yang berlebih akan adanya masalah dalam penampilan (melebih-lebihkan kekurangan)
Contoh: melebih-lebihkan kekurangan yang ada dalam tubuhnya sehingga bagian yang ia anggap kurang tersebut menjadi alasannya untuk merasa sakit.
Treatment Dan Pengobatan Somatoform:
1. Cognitive-behavioral therapy yaitu terapi yang bertujuan untuk mengubah pemikiran dan mengubah perilaku penderita menjadi lebih positif
2. Relaxation training yaitu untuk melatih penderita lebih rileks lagi dalam menghadapi masalah untuk mengurangi transformasi stress kedalam bentuk sakit fisik.
3. Hypnotherapy untuk mengubah pikiran yang ada di alam bawah sadar penderita somatoform
4. Obat anti anxieties dan anti depressant, penggunaan obat ini hanya jika benar-benar sangat diperlukan dan harus dibawah pengawasan dokter atau psikiater (penggunaan obat ini sangat tidak disarankan karena adanya efek samping dan resiko ketergantungan)
Berikut ini cara-cara pencegahan somatoform yang dapat dilakukan adalah:
1. Selalu berpikir positif
2. Selalu merilekskan pikiran
3. Olahraga yang cukup
4. Refreshing
5. Ibadah dan berdoa
REFERENSI:
Handout perkuliahan psikologi abnormal universitas gunadarma
Monday, November 19, 2012
HARAPAN DI SEMESTER 7
1. IPK JADI 3.5
2. SEMUA MATA KULIAH DAPAT NILAI A
3. PSIKOLOGI KOGNITIF DAPAT NILAI A
4. TEST GRAFIS DAPAT NILAI A
5. PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS DAPAT NILAI A
6. SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI DAPAT NILAI A
7. PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI DAPAT NILAI A
8. ANALISIS JABATAN DAPAT NILAI A
9. KONSTRUKSI ALAT UKUR DAPAT NILAI A
10. KERJAAN ASISTEN LABORATORIUM PSIKOLOGI LANCAR
11. SEMUA TUGAS KULIAH LANCAR DIKERJAKAN DAN DAPAT NILAI BAGUS
12. SEMUA ILMU YANG SUDAH DIDAPAT BISA BERGUNA BAGI MASYARAKAT
13. NILAI ILMU BUDAYA DASAR DAPAT NILAI A
14. NILAI PENGANTAR STATISTIKA DAPAT NILAI A
AAAAAMMMMMMMMIIIIIIIIIINNNNNNNN.........
2. SEMUA MATA KULIAH DAPAT NILAI A
3. PSIKOLOGI KOGNITIF DAPAT NILAI A
4. TEST GRAFIS DAPAT NILAI A
5. PSIKOLOGI KOGNITIF SAINS DAPAT NILAI A
6. SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI DAPAT NILAI A
7. PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI DAPAT NILAI A
8. ANALISIS JABATAN DAPAT NILAI A
9. KONSTRUKSI ALAT UKUR DAPAT NILAI A
10. KERJAAN ASISTEN LABORATORIUM PSIKOLOGI LANCAR
11. SEMUA TUGAS KULIAH LANCAR DIKERJAKAN DAN DAPAT NILAI BAGUS
12. SEMUA ILMU YANG SUDAH DIDAPAT BISA BERGUNA BAGI MASYARAKAT
13. NILAI ILMU BUDAYA DASAR DAPAT NILAI A
14. NILAI PENGANTAR STATISTIKA DAPAT NILAI A
AAAAAMMMMMMMMIIIIIIIIIINNNNNNNN.........
ATENSI
Seluruh pengalaman sensorik (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa/pengecap, dan peraba dikendalikan oleh peraturan atensi (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Menurut James (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan (focalization) kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara selektif. Menurut Solso (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), atensi adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama: kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi kesadaran, dan neurosains kognitif.
Dari sudut pandang psikologi kognitif atensi mengacu pada proses kognitif yang menyeleksi informasi penting dari dunia di sekeliling kita (melalui pancaindera), sehingga otak kita tidak secara berlebihan dipenuhi informasi yang tidak terbatas jumlahnya.
Lima isu terkait atensi diilustrasikan dalam contoh-contoh di bawah ini:
1. Kapasitas pemrosesan dan selektivitas
Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternall dari dunia eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stimuli yang ada.
2. Kendali
Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
3. Pemrosesan otomatis
Sejumlah besar proses rutin (seperti mengemudikan mobil) telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4. Neurosains cognitive
Otak dan sisten saraf pusat (CNS; central nervous system) adalah pendukung anatomis bagi atensi, sebagaimana kognisi.
5. Kesadaran
Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.
Menurut Barsalou (1992) Ada 2 tipe attention yaitu:
1. Focused Attention (selective attention), kita memilih satu aliran informasi diantara banyak informasi yang perlu kita perhatikan.
2. Divided Attention (atensi terbagi), mengikuti percakapan sambil mengamati orang yang berbicara menyetir mobil sambil menelepon Tingkah laku para ahli (expert) memungkinkan devided attention
Proses stimulus dalam mendapatkan atensi manusia dibagi 2 yaitu (Barsalou, 1992):
1. Voluntary: ada usaha untuk memperhatikan sesuatu
2. Involuntary: beberapa rangsangan (stimuli) menarik perhatian kita, memaksa masuk dalam kesadaran kita.
Dari pendekatan pemrosesan informasi, kita dapat mengkonsepkan perhatian selektif sebagai serangkaian tahap atau proses yang dimulai dengan pengenalan indrawi kejadian visual (input), kemudian melalui jalur kapasitas terbatas memutuskan informasi apa yang akan disaring keluar, dan berakhir pada pengalaman sadar kita akan kejadian visual tersebut.
Keterbatasan kapasitas dan atensi selektif mengimplikasikan adanya kemacetan (bottleneck) structural dalam pemrosesan informasi. Sebuah model menempatan kemacetan itu pada, atau persis sebelum analisis perseptual.
Model atenuasi tentang atensi selektif mengajukan gagasan mengenai keberadaan penyaring (filter) perceptual, yang terletak di antara sinyal dan analisis verbal yang berfungsi menyaring input dengan secara selektif mengendalikan volume pesan. Stimuli memiliki ambang aktivitasi yang berbeda-beda, sebuah gagasan yang menjelasakan mengapa kita dapat mendengar suatu percakapan meskipun tidak memusatkan perhatian kepada percakapan itu.
referensi
Barsalou, L. (1992). Cognitive Psychology An Overview for Cognitive Scientists. Lawrence Erlbaum Association: New Jersey.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Menurut James (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan (focalization) kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara selektif. Menurut Solso (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), atensi adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama: kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi kesadaran, dan neurosains kognitif.
Dari sudut pandang psikologi kognitif atensi mengacu pada proses kognitif yang menyeleksi informasi penting dari dunia di sekeliling kita (melalui pancaindera), sehingga otak kita tidak secara berlebihan dipenuhi informasi yang tidak terbatas jumlahnya.
Lima isu terkait atensi diilustrasikan dalam contoh-contoh di bawah ini:
1. Kapasitas pemrosesan dan selektivitas
Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternall dari dunia eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stimuli yang ada.
2. Kendali
Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
3. Pemrosesan otomatis
Sejumlah besar proses rutin (seperti mengemudikan mobil) telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4. Neurosains cognitive
Otak dan sisten saraf pusat (CNS; central nervous system) adalah pendukung anatomis bagi atensi, sebagaimana kognisi.
5. Kesadaran
Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.
Menurut Barsalou (1992) Ada 2 tipe attention yaitu:
1. Focused Attention (selective attention), kita memilih satu aliran informasi diantara banyak informasi yang perlu kita perhatikan.
2. Divided Attention (atensi terbagi), mengikuti percakapan sambil mengamati orang yang berbicara menyetir mobil sambil menelepon Tingkah laku para ahli (expert) memungkinkan devided attention
Proses stimulus dalam mendapatkan atensi manusia dibagi 2 yaitu (Barsalou, 1992):
1. Voluntary: ada usaha untuk memperhatikan sesuatu
2. Involuntary: beberapa rangsangan (stimuli) menarik perhatian kita, memaksa masuk dalam kesadaran kita.
Dari pendekatan pemrosesan informasi, kita dapat mengkonsepkan perhatian selektif sebagai serangkaian tahap atau proses yang dimulai dengan pengenalan indrawi kejadian visual (input), kemudian melalui jalur kapasitas terbatas memutuskan informasi apa yang akan disaring keluar, dan berakhir pada pengalaman sadar kita akan kejadian visual tersebut.
Keterbatasan kapasitas dan atensi selektif mengimplikasikan adanya kemacetan (bottleneck) structural dalam pemrosesan informasi. Sebuah model menempatan kemacetan itu pada, atau persis sebelum analisis perseptual.
Model atenuasi tentang atensi selektif mengajukan gagasan mengenai keberadaan penyaring (filter) perceptual, yang terletak di antara sinyal dan analisis verbal yang berfungsi menyaring input dengan secara selektif mengendalikan volume pesan. Stimuli memiliki ambang aktivitasi yang berbeda-beda, sebuah gagasan yang menjelasakan mengapa kita dapat mendengar suatu percakapan meskipun tidak memusatkan perhatian kepada percakapan itu.
referensi
Barsalou, L. (1992). Cognitive Psychology An Overview for Cognitive Scientists. Lawrence Erlbaum Association: New Jersey.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Sunday, November 4, 2012
Feature Detection
Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha. pengenalan pola (pattern recognition) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Seberapapun rumitnya proses pengenalan suatu objek, sesungguhnya proses tersebut diselesaikan kurang dari sedetik (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Feature detection adalah kemampuan visual korteks yang terdapat pada indera penglihatan manusia untuk menerima atau mendeteksi suatu stimulus tertentu yang masuk melalui indra penglihatan kita. Dengan model feature detection, stimulus diterima, kemudian dicocokkan secara keseluruhan, yang terpecah menjadi feature componen, dimana fitur tersebut merupakan bagian dari stimulus tersebut. Inti dari penentuan fitur ini adalah setiap komponen bagian fitur yang berbeda berarti bukan merupakan dari stimulus awal yang diterima. Contohnya saja huruf “ A”, huruf “ A” memiliki bagian yang tegak lurus dan bagian yang horizontal. Berbeda halnya dengan huruf “B”, huruf “B” memiliki bagian tegak lurus, dan beberapa bagian lengkung. Apabila fitur yang diterima adalah garis lengkung maka dapat dikatakan ini bukan merupakan bagian dari stimulus “A” .
Feature detection yang paling dikenal disebut dengan Pandemonium, Pandemonium berasal dari kata Demons, Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Sistem ini merupakan salah satu cara untuk menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang diindera oleh manusia. Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian hantu (demon) yang berperan menganalisis pola-pola yang diindera. Masing-masing demon memiliki tugas yg berbeda-beda.yang berperan dalam menganalisis pola-pola yang diterima oleh indera atau disebut juga mewakili pengolahan dari unit-unit stimulus yang diterima oleh indera. Demon tersebut akan bekerja pada saat proses recognition.
Contohnya: penerimaan stimulus “R” . Tahapan pertama, stimulus “R” diberikan. Kemudian oleh yang namanya Image demons, stimulus “R“ tersebut di terima dan dikenali keseluruhan bagian dari stimulus tersebut. Tahapan berikutnya adalah feature demons, bagian dari demons ini yang akan mencoba mengenali setiap bagian yang dimunculkan, misalnya bagian dari stimulus “R” tegak lurus, vertikal, siku-siku dan lain sebagainya.
Feature demons akan mengingat bagian tersebut. Selanjutnya oleh bagian yang namanya Cognitive demons, ia akan mengamati setiap respon dari feature demons, jadi apa bila pola dari yang datang menyerupai stimulus “R” misalnya pola yang muncul adalah “B” dan apabila pola tersebut memiliki kesamaan dengan stimulus “R” maka ia akan memberi isyarat. Kemudian oleh tahapan yang terakhir yang disebut dengan desicion demons akan mendengar isyarat yang diberikan oleh cognitive demons tersebut, sebagai huruf dengan pola yang sama dengan yang dikenali sebelumnya. Inilah yang merupakan tugas dari masing-masing tahapan demon dalam mendeteksi bagian stimulus tertentu yang masuk melalui indera.
DAFTAR PUSTAKA
Fiedenberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive Sains : An Introduction to the Study of Mind. United States of America: Hazelden.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Feature detection adalah kemampuan visual korteks yang terdapat pada indera penglihatan manusia untuk menerima atau mendeteksi suatu stimulus tertentu yang masuk melalui indra penglihatan kita. Dengan model feature detection, stimulus diterima, kemudian dicocokkan secara keseluruhan, yang terpecah menjadi feature componen, dimana fitur tersebut merupakan bagian dari stimulus tersebut. Inti dari penentuan fitur ini adalah setiap komponen bagian fitur yang berbeda berarti bukan merupakan dari stimulus awal yang diterima. Contohnya saja huruf “ A”, huruf “ A” memiliki bagian yang tegak lurus dan bagian yang horizontal. Berbeda halnya dengan huruf “B”, huruf “B” memiliki bagian tegak lurus, dan beberapa bagian lengkung. Apabila fitur yang diterima adalah garis lengkung maka dapat dikatakan ini bukan merupakan bagian dari stimulus “A” .
Feature detection yang paling dikenal disebut dengan Pandemonium, Pandemonium berasal dari kata Demons, Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Sistem ini merupakan salah satu cara untuk menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang diindera oleh manusia. Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian hantu (demon) yang berperan menganalisis pola-pola yang diindera. Masing-masing demon memiliki tugas yg berbeda-beda.yang berperan dalam menganalisis pola-pola yang diterima oleh indera atau disebut juga mewakili pengolahan dari unit-unit stimulus yang diterima oleh indera. Demon tersebut akan bekerja pada saat proses recognition.
Contohnya: penerimaan stimulus “R” . Tahapan pertama, stimulus “R” diberikan. Kemudian oleh yang namanya Image demons, stimulus “R“ tersebut di terima dan dikenali keseluruhan bagian dari stimulus tersebut. Tahapan berikutnya adalah feature demons, bagian dari demons ini yang akan mencoba mengenali setiap bagian yang dimunculkan, misalnya bagian dari stimulus “R” tegak lurus, vertikal, siku-siku dan lain sebagainya.
Feature demons akan mengingat bagian tersebut. Selanjutnya oleh bagian yang namanya Cognitive demons, ia akan mengamati setiap respon dari feature demons, jadi apa bila pola dari yang datang menyerupai stimulus “R” misalnya pola yang muncul adalah “B” dan apabila pola tersebut memiliki kesamaan dengan stimulus “R” maka ia akan memberi isyarat. Kemudian oleh tahapan yang terakhir yang disebut dengan desicion demons akan mendengar isyarat yang diberikan oleh cognitive demons tersebut, sebagai huruf dengan pola yang sama dengan yang dikenali sebelumnya. Inilah yang merupakan tugas dari masing-masing tahapan demon dalam mendeteksi bagian stimulus tertentu yang masuk melalui indera.
DAFTAR PUSTAKA
Fiedenberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive Sains : An Introduction to the Study of Mind. United States of America: Hazelden.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Pengenalan Pola Pada Para Pakar
1. Para Pemain Catur
Chase dan Simon (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), mempelajari problem ini dengan menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur di atas sebuah papan catur. Selain itu, para peneliti tersebut menganalisis perbedaan antara maestro-maestro catur dengan para pemain amatir. Dalam studi tersebut, pola tersusun dari kumpulan sejumlah objek (jadi bukan fitur-ftur yang membentuk objek). Secara intuitif, kita mengetahui bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan Seorang pemain amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang amatir.
2. Pengenalan Objek—Peran Pengamat
Sejauh ini kita telah mempelajari cukup banyak bidang dalam bab mengenai pengenalan objek ini: pemrosesan bottom-up dan pemrosesan top-down; pencocokan template; simulasi komputer dalam pengenalan objek; analisis ftur; komponen-komponen fisiologis dalam pengenalan objek; pencocokan prototipe; struktur kognitif; identifkasi huruf, bentuk, wajah; dan persoalan catur. Dalam sebagian besar topik tersebut, kita mungkin kesulitan menentukan letak pemrosesan fungsi-fungsi yang sepesifik dalam pengenalan objek di otak, tanpa melibatkan sistem-sistem kognitif yang lain.
3. Pengenalan Pola di Otak
Telah diketahui bahwa kedua hemisfer otak memiliki “keistimewaan” yang berbeda, atau, dengan istilah lain, memiliki ketidaksimetrisan fungsional. Kendali motorik dan pusat bahasa terletak di hemisfer kiri (pada orang nonkidal). Keahlian spasial (yang berhubungan dengan ruang) berpusat di hemisfer kanan.
a. Pengenalan Pola dipengaruhi:
1) Object Superiority Effect
sebuah objek atau gambar lebih mudah dikenali apabila dirangkai dengan objek-objek lain di dalam sebuah peristiwa.
2) Word Superiority Effect
sebuah huruf atau kata akan lebih mudah dikenali apabila dirangkai dalam satu kata bermakna, atau kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Chase dan Simon (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), mempelajari problem ini dengan menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur di atas sebuah papan catur. Selain itu, para peneliti tersebut menganalisis perbedaan antara maestro-maestro catur dengan para pemain amatir. Dalam studi tersebut, pola tersusun dari kumpulan sejumlah objek (jadi bukan fitur-ftur yang membentuk objek). Secara intuitif, kita mengetahui bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan Seorang pemain amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang amatir.
2. Pengenalan Objek—Peran Pengamat
Sejauh ini kita telah mempelajari cukup banyak bidang dalam bab mengenai pengenalan objek ini: pemrosesan bottom-up dan pemrosesan top-down; pencocokan template; simulasi komputer dalam pengenalan objek; analisis ftur; komponen-komponen fisiologis dalam pengenalan objek; pencocokan prototipe; struktur kognitif; identifkasi huruf, bentuk, wajah; dan persoalan catur. Dalam sebagian besar topik tersebut, kita mungkin kesulitan menentukan letak pemrosesan fungsi-fungsi yang sepesifik dalam pengenalan objek di otak, tanpa melibatkan sistem-sistem kognitif yang lain.
3. Pengenalan Pola di Otak
Telah diketahui bahwa kedua hemisfer otak memiliki “keistimewaan” yang berbeda, atau, dengan istilah lain, memiliki ketidaksimetrisan fungsional. Kendali motorik dan pusat bahasa terletak di hemisfer kiri (pada orang nonkidal). Keahlian spasial (yang berhubungan dengan ruang) berpusat di hemisfer kanan.
a. Pengenalan Pola dipengaruhi:
1) Object Superiority Effect
sebuah objek atau gambar lebih mudah dikenali apabila dirangkai dengan objek-objek lain di dalam sebuah peristiwa.
2) Word Superiority Effect
sebuah huruf atau kata akan lebih mudah dikenali apabila dirangkai dalam satu kata bermakna, atau kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Prototype Matching
1. Pengertian Prototype Matching
Dilihat dari bahasa sebuah prototipe adalah tipe yang asli, bentuk, atau contoh dari sesuatu yang dipakai sebagai contoh yang khas, dasar, atau standar untuk hal-hal lain dari kategori yang sama. pen.co.cok.an [n] proses, cara, perbuatan mencocokkan. Jika disatukan berarti mencocokan bentuk dasar atau standar.
Pendekatan ini merupakan alternative dari template matching dan feature analysis. Pandangan ini beranggapan bahwa pembentukan prototype adalah lebih mungkin daripada membentuk template khusus atau sejumlah feature dari pola yang berbeda-beda, yang diaktifkan pada waktu merekognisi. Adanya prototype memungkinkan kita untuk mengenali suatu pola meskipun pola tersebut mungkin tidak identik dengan prototype dan hanya serupa (similar).
Diasumsikan bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus kita identifikasi, kita akan menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam memori, dan abstraksi tersebut berperan sebagai suatu prototipe. Sebuah pola yang diindera selanjutnya akan dibandingkan dengan prototipe dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola tersebut akan dikenali.
2. Proses Prototype matching
Beberapa jenis abstraksi disimpan didalam long term memory (LTM) dan abstraksi tersebut berperan sebagai bentuk dasar (prototype). Suatu pola yang diamati akan dicek dengan prototype yang ada, dan jika ditemukan keseuaian, pola tersebut akan dikenali.
Contoh : Kita dapat mengenali mobil VW meskipun memiliki bentuk dan warna yang berbeda dengan yang kita lihat.
Prototype bukan sekedar abstraksi terhadap satu set stimuli, tetapi juga merupakan contoh atau representasi yang terbaik dari suatu pola
3. Prototype Theory
a. -> Ada model ideal/abstrak/prototype dalam memory kita. Ketika kita melihat suatu objek -> membandingkan dengan prototype.
b. -> Tidak harus sama persis (menekankan pada bentuk dasar) -> memungkinkan modifikasi bentuk.
c. -> Orang membentuk prototype berdasarkan kesamaan, tidak identik.
4. Abstraksi Informasi Visual
Pencocokan template dapat terjadi pada satu tahap pengenalan/identifikasi visual, namun pada tahap yang lain, kita mungkin menggunakan pencocokan prototipe. Gagasan ini menyatakan bahwa suatu prototipe adalah sebuah abstraks dari suatu rangkaian stimuli yang mencakup sejumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama. Sebuah prototipe memungkinkan kita mengenali suatu pola sekalipun pola tersebut tidak identik dengan (artinya, hanya menyerupai) prototipe yang bersangkutan.
5. Pseudomemori
Dalam sebuah eksperimen mengenai pembentukan prototipe dengan menggunakan prosedur Franks dan Bransford, Solso dan McCarthy (1981b) menemukan bahwa para partisipan kerap melakukan suatu kekeliruan, yakni “mengenali” prototipe sebagai suatu bentuk stimulus yang pernah ditampilkan sebelumnya (padahal prototipe belum pernah ditampilkan); bahkan partisipan merasa lebih yakin dibandingkan saat mereka mengidentifikasi bentuk-bentuk yang memang sudah pernah mereka lihat sebelumnya. Fenomena ini disebut pseudomemori (pseudomemory) atau memori semu.
6. Teori-teori Pembentukan Prototipe
Dalam teori tendensi sentral (central-tendency theory), sebuah prototipe dikonseptualisasikan mewakili nilai rata-rata (mean) suatu set eksemplar.
Teori kedua, yang disebut teori frekuensi atribut (attribute-frequency theory), mengajukan gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Dilihat dari bahasa sebuah prototipe adalah tipe yang asli, bentuk, atau contoh dari sesuatu yang dipakai sebagai contoh yang khas, dasar, atau standar untuk hal-hal lain dari kategori yang sama. pen.co.cok.an [n] proses, cara, perbuatan mencocokkan. Jika disatukan berarti mencocokan bentuk dasar atau standar.
Pendekatan ini merupakan alternative dari template matching dan feature analysis. Pandangan ini beranggapan bahwa pembentukan prototype adalah lebih mungkin daripada membentuk template khusus atau sejumlah feature dari pola yang berbeda-beda, yang diaktifkan pada waktu merekognisi. Adanya prototype memungkinkan kita untuk mengenali suatu pola meskipun pola tersebut mungkin tidak identik dengan prototype dan hanya serupa (similar).
Diasumsikan bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus kita identifikasi, kita akan menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam memori, dan abstraksi tersebut berperan sebagai suatu prototipe. Sebuah pola yang diindera selanjutnya akan dibandingkan dengan prototipe dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola tersebut akan dikenali.
2. Proses Prototype matching
Beberapa jenis abstraksi disimpan didalam long term memory (LTM) dan abstraksi tersebut berperan sebagai bentuk dasar (prototype). Suatu pola yang diamati akan dicek dengan prototype yang ada, dan jika ditemukan keseuaian, pola tersebut akan dikenali.
Contoh : Kita dapat mengenali mobil VW meskipun memiliki bentuk dan warna yang berbeda dengan yang kita lihat.
Prototype bukan sekedar abstraksi terhadap satu set stimuli, tetapi juga merupakan contoh atau representasi yang terbaik dari suatu pola
3. Prototype Theory
a. -> Ada model ideal/abstrak/prototype dalam memory kita. Ketika kita melihat suatu objek -> membandingkan dengan prototype.
b. -> Tidak harus sama persis (menekankan pada bentuk dasar) -> memungkinkan modifikasi bentuk.
c. -> Orang membentuk prototype berdasarkan kesamaan, tidak identik.
4. Abstraksi Informasi Visual
Pencocokan template dapat terjadi pada satu tahap pengenalan/identifikasi visual, namun pada tahap yang lain, kita mungkin menggunakan pencocokan prototipe. Gagasan ini menyatakan bahwa suatu prototipe adalah sebuah abstraks dari suatu rangkaian stimuli yang mencakup sejumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama. Sebuah prototipe memungkinkan kita mengenali suatu pola sekalipun pola tersebut tidak identik dengan (artinya, hanya menyerupai) prototipe yang bersangkutan.
5. Pseudomemori
Dalam sebuah eksperimen mengenai pembentukan prototipe dengan menggunakan prosedur Franks dan Bransford, Solso dan McCarthy (1981b) menemukan bahwa para partisipan kerap melakukan suatu kekeliruan, yakni “mengenali” prototipe sebagai suatu bentuk stimulus yang pernah ditampilkan sebelumnya (padahal prototipe belum pernah ditampilkan); bahkan partisipan merasa lebih yakin dibandingkan saat mereka mengidentifikasi bentuk-bentuk yang memang sudah pernah mereka lihat sebelumnya. Fenomena ini disebut pseudomemori (pseudomemory) atau memori semu.
6. Teori-teori Pembentukan Prototipe
Dalam teori tendensi sentral (central-tendency theory), sebuah prototipe dikonseptualisasikan mewakili nilai rata-rata (mean) suatu set eksemplar.
Teori kedua, yang disebut teori frekuensi atribut (attribute-frequency theory), mengajukan gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Wednesday, October 31, 2012
PENYIMPANAN IKONIK
Neisser (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2005), menamai kemampuan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu singkat (sehingga dapat diproses secara lanjut) sebagai memosi ikonik. Beberapa ahli mempertanyakan ketepatan penggunaan istilah memori dalam menjelaskan fenomena ini. Bagi banyak psikolog kognitif, istilah memori menyiratkan adanya penyandian (coding) dan penyimpanan (storage) informasi yang melibatkan proses-proses kognitif tingkat tinggi. Meskipun memori ikonik memang melibatkan penyimpanan, penemuan-penemuan terbaru menunjukan bahwa memori ikonik terpisah dari proses-proses kognitif tingkat tinggi (seperti atensi). Penyimpanan ikonik hanyalah menyerupai semacam arsip foto (snapshot) tentang medan penglihatan. Setiap arsip hanya bertahan sekitar satu detik. Tujuan dari “arsip foto” tersebu adalah memberikan otak kesempatan untuk mampu menyamai kecepatan informasi visual yang diterima dari mata.
Banayak peneliti menemukan bahwa informasi yang diindera dipresentasikan dengan akurat dalam memori ikonik, namun menghilang dengan cepat (sekitar 250 milidetik hingga 4 detik) jikalau tidak dikirimkan ke tahap-tahap pemrosesan selanjutnya. Hal itu menimbulkan pertanyaan: apakah partisipan kehilangan sejumlah informasi saat ia melakukan laporan verbal yakni “membaca” informasi visual dari register sensoriknya yang memudar dengan cepat? Jika seandainya hal itu terjadi, maka jumlah informasi yang dilaporkan disimpan dalm rentang perceptual hanyalah jumlah informasi yang dilaporkan sebelum ingatan ikonik memudar. Dengan kata lain, jumlah huruf yang dilaporkan dipengaruhi oleh pemudaran ikonik dan waktu yang diperlukan untuk melaporkan informasi visual.
sumber :
Solso, L. R., Maclin, H. O., Maclin, K. M. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wednesday, October 24, 2012
PERCAYA DIRI
Pengertian Percaya Diri
Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian yang positif. Penilaian positif inilah yang nanti akan menimbulkan sebuah motivasi dalam diri individu untuk lebih mau menghargai dirinya.
Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya.
Adler menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya.
Maslow juga mengatakan bahwasannya kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Sullivan mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri, konsep diri Positifdan konsep diri Negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.
1. Aspek Aspek Kepercayaan Diri
Menurut Lauster (1997) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah :
a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.
b. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.
c. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
2. Faktor faktor yang Mempegaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
Faktor internal, meliputi:
a. Konsep diri.
Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok.
Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
b. Harga diri.
Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
c. Kondisi fisik.
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
d. Pengalaman hidup.
Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
` Faktor eksternal meliputi:
a. Pendidikan.
Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
b. Pekerjaan.
Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
c. Lingkungan dan Pengalaman hidup.
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995). Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).
Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian yang positif. Penilaian positif inilah yang nanti akan menimbulkan sebuah motivasi dalam diri individu untuk lebih mau menghargai dirinya.
Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya.
Adler menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya.
Maslow juga mengatakan bahwasannya kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Sullivan mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri, konsep diri Positifdan konsep diri Negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.
1. Aspek Aspek Kepercayaan Diri
Menurut Lauster (1997) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah :
a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.
b. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.
c. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
2. Faktor faktor yang Mempegaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
Faktor internal, meliputi:
a. Konsep diri.
Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok.
Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
b. Harga diri.
Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
c. Kondisi fisik.
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
d. Pengalaman hidup.
Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
` Faktor eksternal meliputi:
a. Pendidikan.
Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
b. Pekerjaan.
Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
c. Lingkungan dan Pengalaman hidup.
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995). Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).
Computer Based Information System (CBIS)
Pengertian CBIS
Informasi manajemen dan informasi berbagai hal harus dikelola dengan baik agar menjadi data yang berkualitas dan ddapat digunakan dalam berbagai hal, sistem informasi manajemen akan lebih efektif apabila dikelola atau berbasis komputer.Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis.
Menurut Hanry C. Lucas sistem Informasi adalah kegiatan dari suatu prosedur-prosedur yang diorganisasikan bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.”
Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah computer-based atau pengolahan informasi yang berbasis pada computer.
CBIS berhubungan dengan database sebagai data-data yang disimpan untuk nantinya diolah. Basis data (database) adalah Representasi kumpulan fakta yang saling berhubungan disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Dalam maksud yang sama, bisa juga diartikan sebagai sekumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu. Database tersusun atas bagian yang disebut field dan record yang tersimpan dalam sebuah file. Sebuah field merupakan kesatuan terkecil dari informasi dalam sebuah database. Sekumpulan field yang saling berkaitan akan membentuk record. Tiga faktor utama yang membentuk suatu database adalah sebagai berikut.
a. field di dalam database diartikan sebagai identitas spesifik dari sebuah objek. Misal objeknya mobil, field warnanya biru, field bahan bakar solar, dst
b. record secara umum artinya merekam, atau rekaman. Di dalam database disebut juga sebagai kumpulan identitas dari satu object. Kumpulan dari beberapa field tentang satu objek. Misalnya database tentang mobil, masing-masing mobil memiliki satu record yang datanya disimpan di dalam berbagai field.
c. file adalah arsip yang disimpan dalam suatu media, yang terdiri dari kumpulan karakter, dan didokumentasikan dalam bentuk data digital oleh komputer.
Elemen data/FieldDari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu :
1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah
5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.
Prinsip utama Data Base adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan
2. Data dalam jumlah besar.
3. Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
4. Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan ketidakkonsistenan data.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan CBIS adalah :
1. penghematan waktu (time saving)
2. penghematan biaya (cost saving)
3. peningkatan efektivitas (effectiveness)
4. pengembangan teknologi (technology development)
5. pengembangan personel akuntansi (accounting staff development).
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menggunakan data dari sistem pengolahan transaksi bersama dengan data lainnya, untuk diolah menjadi laporan tertentu. Sistem Informasi Manajemen (SIM) sering juga disebut sebagai Management Reporting System (MRS) atau sistem pelaporan manajeman, karena sistem ini menghasilkan berbagai macam laporan untuk kepentingan manajemen, terutama tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan, pengontrolan, dan pengembangan organisasi.
Beberapa karakteristik utama dari SIM adalah:
- Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, dimana prosedur, pengambilan keputusan, arus informasi, format laporan dsb, sudah terdefinisi.
- Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.
- Menyediakan laporan untuk keperluan pengambilan keputusan
- Mempermudah akses informasi untuk keperluan manajemen
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari system informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan ( manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Automasi Kantor (Virtual Office)
Automasi kantor kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang –orang didalam maupun diluar perusahaan.
Sistem Pakar
Sistem pakar (Expert System) adalah sebuat sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensia manusia. Sistem pakar mirip dengan SPK yang bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untuk pemakai.
Referensi
http://www.gudangmateri.com/2010/07/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/2119539-pengertian-pengolahan-data/
http://rahminovita.wordpress.com/2011/02/15/cbis/
http://shantiwidyakusuma.blogspot.com/2010/10/evolusi-sim-berdasarkan-cbis.html
http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/?p=2402
Informasi manajemen dan informasi berbagai hal harus dikelola dengan baik agar menjadi data yang berkualitas dan ddapat digunakan dalam berbagai hal, sistem informasi manajemen akan lebih efektif apabila dikelola atau berbasis komputer.Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis.
Menurut Hanry C. Lucas sistem Informasi adalah kegiatan dari suatu prosedur-prosedur yang diorganisasikan bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.”
Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah computer-based atau pengolahan informasi yang berbasis pada computer.
CBIS berhubungan dengan database sebagai data-data yang disimpan untuk nantinya diolah. Basis data (database) adalah Representasi kumpulan fakta yang saling berhubungan disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Dalam maksud yang sama, bisa juga diartikan sebagai sekumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu. Database tersusun atas bagian yang disebut field dan record yang tersimpan dalam sebuah file. Sebuah field merupakan kesatuan terkecil dari informasi dalam sebuah database. Sekumpulan field yang saling berkaitan akan membentuk record. Tiga faktor utama yang membentuk suatu database adalah sebagai berikut.
a. field di dalam database diartikan sebagai identitas spesifik dari sebuah objek. Misal objeknya mobil, field warnanya biru, field bahan bakar solar, dst
b. record secara umum artinya merekam, atau rekaman. Di dalam database disebut juga sebagai kumpulan identitas dari satu object. Kumpulan dari beberapa field tentang satu objek. Misalnya database tentang mobil, masing-masing mobil memiliki satu record yang datanya disimpan di dalam berbagai field.
c. file adalah arsip yang disimpan dalam suatu media, yang terdiri dari kumpulan karakter, dan didokumentasikan dalam bentuk data digital oleh komputer.
Elemen data/FieldDari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu :
1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah
5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.
Prinsip utama Data Base adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan
2. Data dalam jumlah besar.
3. Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
4. Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan ketidakkonsistenan data.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan CBIS adalah :
1. penghematan waktu (time saving)
2. penghematan biaya (cost saving)
3. peningkatan efektivitas (effectiveness)
4. pengembangan teknologi (technology development)
5. pengembangan personel akuntansi (accounting staff development).
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menggunakan data dari sistem pengolahan transaksi bersama dengan data lainnya, untuk diolah menjadi laporan tertentu. Sistem Informasi Manajemen (SIM) sering juga disebut sebagai Management Reporting System (MRS) atau sistem pelaporan manajeman, karena sistem ini menghasilkan berbagai macam laporan untuk kepentingan manajemen, terutama tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan, pengontrolan, dan pengembangan organisasi.
Beberapa karakteristik utama dari SIM adalah:
- Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, dimana prosedur, pengambilan keputusan, arus informasi, format laporan dsb, sudah terdefinisi.
- Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.
- Menyediakan laporan untuk keperluan pengambilan keputusan
- Mempermudah akses informasi untuk keperluan manajemen
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari system informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan ( manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Automasi Kantor (Virtual Office)
Automasi kantor kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang –orang didalam maupun diluar perusahaan.
Sistem Pakar
Sistem pakar (Expert System) adalah sebuat sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensia manusia. Sistem pakar mirip dengan SPK yang bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untuk pemakai.
Referensi
http://www.gudangmateri.com/2010/07/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/2119539-pengertian-pengolahan-data/
http://rahminovita.wordpress.com/2011/02/15/cbis/
http://shantiwidyakusuma.blogspot.com/2010/10/evolusi-sim-berdasarkan-cbis.html
http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/?p=2402
Saturday, October 20, 2012
Manusia dan Kebudayaan Dikaitkan dengan Kebudayaan Asing yang Mudah dan Sulit Diterima
Pertama-tama akan dijelaskan mengenai manusia selanjutnya mengenai budaya dan kemudian mengaitkan antara keduanya dan membahas mengenai perpaduan budaya asing baik yang mudah dan sulit untuk diterima dikalangan masyarakat.
1. Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
Penetrasi kebudayaan
Untuk mengetahui bagaimana sebuah budaya asing masuk kedalam budaya kita berikut akan dibahas cara penetrasi sebuah kebudayaan. Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Pada dasarnya bangsa kita terbuka dengan hal-hal baru dan kebudayaan baru yang masuk ke negara kita dan berbaur dengan kebudayaan asli kita, misalnya saja gaya hidup masyarat kita pada dewasa ini, banyaknya budaya yang masuk dan seakan kebudayaan asing menjadi suatu budaya baru karena hasil bercampurnya budaya asli dan asing contohnya saja pada pergaulan sehari-hari misalnya : handphone, komputer, bioskop dan lain-lain
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
Tetapi adapula kebudayaan yang mudah diterima oleh masyarakat kita, karena sesuai dengan ideologi ataupun adat-adat setempat yang menerimanya dengan baik karena adanya sebuah kesamaan dan tidak bertentangan dengan norma-norma ataupun hukum-hukum yang berlaku dinegara kita, misalnya seperti yang di atas seperti handphone, internet, mall ataupun tempat-tempat hiburan yang tidak melanggar norma-norma ketimuran, yaitu sebagai negara yang sopan dan terbuka terhadap hal-hal baru.
Nama : Rizky Fajar
NPM : 16509521
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan
1. Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
Penetrasi kebudayaan
Untuk mengetahui bagaimana sebuah budaya asing masuk kedalam budaya kita berikut akan dibahas cara penetrasi sebuah kebudayaan. Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Pada dasarnya bangsa kita terbuka dengan hal-hal baru dan kebudayaan baru yang masuk ke negara kita dan berbaur dengan kebudayaan asli kita, misalnya saja gaya hidup masyarat kita pada dewasa ini, banyaknya budaya yang masuk dan seakan kebudayaan asing menjadi suatu budaya baru karena hasil bercampurnya budaya asli dan asing contohnya saja pada pergaulan sehari-hari misalnya : handphone, komputer, bioskop dan lain-lain
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
Tetapi adapula kebudayaan yang mudah diterima oleh masyarakat kita, karena sesuai dengan ideologi ataupun adat-adat setempat yang menerimanya dengan baik karena adanya sebuah kesamaan dan tidak bertentangan dengan norma-norma ataupun hukum-hukum yang berlaku dinegara kita, misalnya seperti yang di atas seperti handphone, internet, mall ataupun tempat-tempat hiburan yang tidak melanggar norma-norma ketimuran, yaitu sebagai negara yang sopan dan terbuka terhadap hal-hal baru.
Nama : Rizky Fajar
NPM : 16509521
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan
Wednesday, October 17, 2012
HORMON DAN PERILAKU
1. HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
2. HORMON ADRENALIN
KELENJAR ADRENAL
Hampir semua orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya sangat penting, tetapi kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan kecil yang beratnya masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting.
Saat kita mengamati kelenjar-kelenjar ini, yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal, masing-masing adalah sebuah laboratorium yang terpisah. Yang pertama adalah bagian luar kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang menghasilkan tiga hormon; yang kedua adalah bagian dalam kelenjar adrenal (medulla adrenal), yang menghasilkan dua hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kedua kelenjar ini sangat penting sehingga pelepasan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon-hormon itu akan menyebabkan kematian.
Sistem Pertahanan Diri Hormon Adrenalin
Saat orang-orang dalam bahaya, cairan ini membuat mereka lebih kuat, lebih cekatan, lebih cepat, dan lebih siaga. Hormon ini bahkan menggandakan kemampuan fisik seolah-olah orang-orang itu telah meminum ramuan amat mujarab untuk memberi mereka kekuatan. Misalnya, seorang pilot menyadari kerusakan mesin di pesawatnya saat terbang. Setelah kerusakan mesin, yang mengancam akan menjatuhkan pesawatnya, si pilot berjiwa pahlawan ini mendaratkan pesawatnya dengan aman di bandara, menyelamatkan nyawa ratusan penumpang. Tetapi, ada suatu hal yang sangat penting yang biasanya dilupakan wartawan: yang menyelamatkan nyawa pilot dan para penumpang adalah hormone adrenalin.
Cairan ini mengirimkan tanda bahaya ke sel-sel otak si pilot, menyebabkan lebih banyak darah dan gula dikirimkan ke otak dan membuatnya lebih siaga. Pada saat yang sama, cairan ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga ia mampu bergerak lebih cepat dan lebih siaga. Daya tampung sistem pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak oksigen (dan lebih banyak darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan ototnya). Otot dan anggota badannya menjadi lebih sangat terpusat dan peningkatan kadar gula darahnya memberinya tenaga tambahan yang dibutuhkannya.
Adrenalin (epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal - bagian dalam kelenjar adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang hidupnya; Anda memilikinya di dalam diri Anda saat ini. Jika dibutuhkan, kelenjar adrenal akan menghasilkannya sehingga Anda dapat menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan jauh lebih siaga. Jika dalam bahaya, Anda akan diberikan kekuatan sekitar dua kali lipat biasanya sehingga dapat melawan sumber bahaya (atau melarikan diri darinya) untuk menyelamatkan hidup Anda.
Meskipun merupakan salah satu hormon penting, anehnya kadar adrenalin di dalam aliran darah sangat kecil daripada kerja yang dilakukannya. Telah dihitung bahwa, misalnya, jika jumlah darah dalam tubuh kita setara dengan sebuah danau bergaris tengah 100 meter dan kedalaman dua meter, adrenalin di dalam darah kita akan sama dengan sesendok teh cairan yang dituangkan ke dalam danau.
Pengaruh kuat sedikit saja cairan ini di dalam tubuh manusia adalah hasil rancangan yang menakjubkan. Saat memandang sistem fungsi hormon adrenalin, kita dapat memahami lebih nyata kesempurnaan ciptaan Allah.
Kebutuhan fisik orang biasa tentunya tak akan sama dengan orang yang sedang dalam bahaya. Bayangkan kebutuhan orang yang menghadapi sebuah keadaan berbahaya: ia harus cepat, ototnya harus bekerja lebih cepat, tekanan darahnya harus meningkat, dan jantungnya harus berpacu lebih cepat. Maka, ia akan mampu berlari lebih cepat, melarikan diri lebih cepat, atau berkelahi lebih kuat melawan bahaya.
Saat ada bahaya, tombol peringatan di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon adrenalin untuk menghadapi keadaan darurat. Molekul-molekul adrenalin bercampur dengan darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Molekul-molekul adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok.
Sambil melebarkan pembuluh darah ke jantung, otak, dan otot, adrenalin menyempitkan pembuluh yang mengalir ke hati dan kulit untuk memastikan adanya bantuan tambahan yang dibutuhkan tubuh. Ada satu alasan lagi bagi penurunan jumlah darah yang dipompakan ke kulit: dalam hal kemungkinan luka, jumlah darah yang hilang dapat dikurangi. Karena itu, penyebab pucatnya kulit jika kegemparan yang berlebihan adalah karena jumlah darah yang dipompa ke kulit lebih sedikit.
Kesalahan tak pernah terjadi yang melebarkan pembuluh ke jantung (atau otak) yang menyempitkan pembuluh ke hati (atau kulit); molekul adrenalin mengetahui apa yang harus dilakukan. Hormon kecil renik ini mengatur garis tengah ratusan pembuluh darah di dalam tubuh Anda ke mana darah harus diarahkan.
Bagi setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda; ketika menuju pembuluh darah, molekul adrenalin menyebabkan pembuluh melebar; ketika menuju jantung, molekul mempercepat penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan menyalurkan tenaga tambahan yang dibutuhkan otot.
Ketika molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat. Molekul adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana agar mencampur gula dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat dan mengalirkan bahan bakar tambahan yang dibutuhkan otot.
Kegiatan hormon adrenalin di dalam tubuh ini membutuhkan kecerdasan, pengetahuan, dan keahlian tinggi. Molekul kecil ini mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan; ketika tubuh tak memerlukannya, tanda bahaya tak pernah dibunyikan. Selain itu, molekul adrenalin sangat memahami ke sel mana harus menuju, dan perintah seperti apa harus diberikan. Lebih-lebih, hal ini menunjukkan bahwa molekul adrenalin sangat akrab dengan sel-sel, organ-organ beserta fungsi-fungsinya, dan tak pernah membuat kesalahan seperti kapan tubuh harus keluar dari keadaan darurat.
3. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
4. STRESS
Stress adalah rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap perubahan di lingkungan. Secara fisiologis, bila ada sesuatu yang mengancam, kelenjar pituitary otak mengirimkan "'alarm" dan hormon ke kelenjar endokrin, yang kemudian mengalirkan hormon adrenalin dan hidrokortison ke dalam darah. Hasilnya, tubuh menjadi siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul. Secara alamiah yang kita rasakan adalah degup jantung yang berpacu lebih cepat, dan keringat dingin yang biasanya mengalir di tengkuk.
Memang, dalam kondisi stress tubuh langsung menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang. Inilah sebabnya banyak dikatakan bahwa stress yang melebihi daya tahan atau kemampuan tubuh biasanya. Akan tetapi, penyesuaian tubuh ini dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun psikis.
Adanya hormon adrenalin dan hidrokortison yang dihasilkan sebagai reaksi tubuh terhadap stress bila berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan rangkaian reaksi dari organ tubuh yang lain. Penelitian di AS menemukan, enam penyebab utama kematian yang erat hubungannya dengan stress adalah penyakit jantung koroner, kanker, paru-paru, kecelakaan, pengerasan hati dan bunuh diri. Penyakit dan kondisi yang berat-berat.
Rasa takut dan cemas dapat melahirkan pikiran-pikiran positif ataupun negatif. Hal positif seperti kewaspadaan dan pengharapan akan hal-hal baru. Hal-hal negatif seperti ketidakpercayaan, penolakan, kemarahan, depresi yang kemudian akan mempengaruhi fisik (psikosomatik) kita seperti timbulnya kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kemerahan, insomnia, tekanan darah tinggi, luka pada lambung, penyakit jantung, dan stroke. Gejala fisik yang umumnya dialami ketika mengalami stress adalah jantung berdebar-debar, dan otot-otot menjadi tegang akibat dari rangsangan hormon adrenalin. Lebih lanjut lagi hormon yang meningkat dalam tubuh ini akan merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhinya mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan pada aliran syaraf maka tidak heran muncul gejala-gejala pada fisik.
5. Hormon yang Mempengaruhi Perilaku Saat Menstruasi
Menstruasi ialah terlepasnya lapisan uterus (rahim) paling luar yang disebut endrometrium, karena terjadinya perubahan konsentrasi hormon progesteron dan estrogen. Hal ini terjadi kurang lebih 2 minggu setelah terjadi pelepasan indung
telur (ovum) dari kandung telur (ovarium).
Prosesnya seperti ini :
Pada wanita terdapat hormon-hormon reprody\uksi yang disebut LH (luteinizing hormone), FSH (Folicle stimulating hormon), Estrogen, dan Progesteron. Kerja keempat hormon ini saling berkaitan. FSH akan merangsang pembentukan hormon estrogen. Hormon estrogen akan mengakibatkan penebalan dinding endometrium, sehingga dinding ini menjadi tebal dan kaya akan darah. Sementara itu didalam kandung telur berlangsung proses pembentukan sel telur (oogenesis). Pembentukan sel telur ini akan merangsang produksi LH, sehingga terjadi lonjakan kadar LH dalam darah, akibatnya terjadi ovulasi (pelepasan sel telur). LH juga akan merangsang pembentukan progesteron , sehingga kadar progesteron di dalam darah meningkat. Meningkatnya kadar progesteron
akan menghambat produksi estrogen ( progesteron memberikan feedback
negatif terhadap estrogen). Peningkatan progesteron menyebabkan dinding endometrium makin menebal dan mencegah kontraksi rahim, untuk mempersiapkan kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan ,sel telur akan mati, korpus luteum (bekas tempat melekatnya sel telur di dalam rahim)akan berdegenerasi dan produksi progesteron menurun cepat, terjadi kontraksi pada uterus yang mengakibatkan lapisan endrometrium meluruh, terjadilah menstruasi.
Penurunan hormon progesteron menyebabkan estrogen meningkat lagi, dan kembali ke cerita awal tadi. Ini adalah proses dari satu siklus. Sebenarnya akan lebih mudah dicerna proses ini bila diterangkan menggunakan diagram hubungan antara konsentrasi hormon reproduksi dalam darah, kondisi dinding rahim, dan kondisi dari kandung telur.
5.1. Pengaruh Menstruasi Terhadap Perilaku :
PMS (Pra Menstruasi Syndrome)
terjadi karena perubahan hormonal tersebut. Rasa kejang/kram, atau pegal menjelang menstruasi berhubungan dengan perubahan konsentrasi
hormon-hormon reproduksi tsb. Beberapa penelitian mengenai PMS ini menunjukkan adanya perubahan grafik emosional dan intelegensia pada sebagian responden. Sedangkan ketidaknyamanan fisik yang dialami biasanya mulai dari rasa pegal sampai sakit di daerah pingang dan punggung. Rasa tegang pada payudara. Bila rasa sakit yang di alami tidak terlalu berat, tidak perlu dirisaukan , tetapi bila rasa sakitnya luar biasa bahkan sampai mengakibatkan pingsan maka perlu konsultasi lebih lanjut ke ahli
kandungan. Derajat rasa sakit selain di pengaruhi oleh ambang rasa sakit yang berbeda pada tiap orang juga dapat terjadi karena perbedaan posisi rahim. Pada wanita yang posisi mulut rahimnya menempel ke arah tulang belakang, rasa sakitnya akan lebih berat.
6. Gangguan Endoktrin Pengaruhi Kesehatan Jiwa
DALAM tubuh manusia, terdapat kelenjar endokrin yang ternyata dapat juga memengaruhi kesehatan jiwa. Gangguan pada kelenjar ini berujung pada tindakan yang tak masuk akal.
Tingkat kriminalitas di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, semakin meningkat saja. Lihat saja berita kriminalitas di televisi yang seolah tak ada habisnya. Ironisnya, tindak kriminal seperti pembunuhan terkadang hanya dipicu hal-hal sepele. Contohnya seseorang tega membunuh temannya hanya karena temannya menyetel televisi terlalu keras, sungguh tidak masuk akal. Kekerasan sepertinya sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dari hal yang sepele sampai yang berujung pada kematian. Budaya kekerasan atau kejahatan seakan-akan sudah menjadi gaya hidup kita, bahkan bisa juga dikatakan mengikuti kehidupan kita. Apa yang membuat orang kehilangan akal sehatnya? Baru-baru ini terdapat suatu hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hilangnya pikiran positif, perasaan, dan kesadaran positif manusia itu terjadi karena gangguan kelenjar endokrin sehingga bisa juga menyebabkan manusia berbuat jahat.
"Peran kelenjar itu adalah mengatur metabolisme sehingga sangat berperan dalam kesehatan manusia," ujar drg Frissa Iswandi yang juga ikut melakukan penelitian.
Penelitian yang sudah terdaftar di Departemen HKI ini dilakukan selama hampir lima tahun, dengan responden kaum pria dan wanita. "Yang menjadi awal melakukan penelitian ini adalah bahwa saya penasaran kenapa masalah kejahatan sering sekali terjadi akhir-akhir ini," tandas ketua penelitian, Ir Harsono MBA.
Dari hasil penelitiannya, ternyata kejahatan karena hilangnya akal sehat seseorang sangat dipengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar inilah yang mengeluarkan zat-zat kimia yang disebut hormon di dalam aliran darah yang sangat memengaruhi tubuh ataupun pikiran.
"semua tindakan jahat manusia, dari hasil penelitian membuktikan bahwa itu semua terjadi karena gangguan kelenjar endokrin. Kami mencurigai bahwa gangguan ini banyak berperan sehingga manusia bisa tidak menyadari akan moral, etika, hukum, sopan santun, tidak bisa berpikir atau menganalisis suatu keadaan," jelasnya.
Harsono menuturkan, responden yang mengalami gangguan ini memang orang sehat, bisa beraktivitas, melakukan transaksi bisnis, belajar, jalan-jalan, yang kesemuanya terlihat seperti tidak ada masalah.
Karena gangguan ini mengganggu ingatan, memori, serta daya pikir seseorang, maka kemampuan menganalisis persoalan pun hilang. Penyakit ini bisa dirasakan dalam jangka waktu sebentar ataupun lama. "Jadi, mereka yang terserang penyakit ini bisa hilang kesadarannya akan moral, etika, hukum, sopan santun hanya sesaat namun juga bisa lama, kesadaran dan pikiran benarnya bisa hilang," tandasnya.
Disarankan Harsono, bagi mereka yang tersiksa, tidak enak, menderita, stres, atau sering dan bisa mendengar suara-suara yang aneh di kuping (halusinasi), maka sediakan beberapa kamar yang bebas dari kebisingan atau keributan, di dalam setiap kamar itu bisa ditaruh beberapa barang seperti televisi, sound system, koran, ponsel, alat tulis, atau videogames.
Lakukanlah hal tersebut apabila Anda merasa tenang dan nyaman, misalnya menonton televisi. Namun apabila Anda terganggu, matikan segera televisi tersebut dan ganti dengan kegiatan lainnya seperti membaca koran.
"lakukanlah hal-hal yang bisa membuat Anda tenang dan nyaman. Anda bisa memilih kegiatan lainnya seperti tidur atau Anda bisa memilih kamar lainnya apabila di kamar yang Anda masuki, Anda merasa sangat tersiksa, stres,tidak nyaman," pesannya.
Apabila tetap merasa tersiksa, tidak tenang,depresi,coba ajak salah satu anggota keluarga Anda. Anda bisa memilih anggota keluarga Anda yang tidak membuat anda tersiksa,stres,atau tidak enak saat menemani Anda.Ajaklah mereka untuk mengobrol, sehingga Anda bisa merasa nyaman dan menyenangkan.
Kami mencurigai bahwa kita semua pernah terserang penyakit karena gangguan endokrin ini.Responden dari hasil penelitian yang kami pilih secara acak, dan hasilnya lebih dari 99% pernah terserang penyakit ini,?ujarnya. Menanggapi penelitian tersebut, ahli kejiwaan dari Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera,Tangerang, dr Andri SpKJ menambahkan bahwa kelenjar endokrin terdiri atas beberapa kelenjar,yaitu adrenal, pituitary, ovarium, testis,tiroid,dan paratiroid.
Salah satu dari kelompok kelenjar endokrin yang paling berhubungan dengan perilaku manusia adalah kelenjar adrenal.Dalam sistem tubuh,kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian yang bernama cortex adrenal dan medula adrenal. Masing-masing dari kelenjar ini menghasilkan hormon yang berbeda, tetapi mempunyai fungsi yang hampir mirip, yaitu memengaruhi sistem perilaku manusia.
"Medula adrenal menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin, yaitu hormon yang penting dalam pengaturan fungsi 'fight or flight' pada manusia," papar dokter, yang juga mengajar di Universitas Kristen Krida Wacana ini.
Masih dikatakan Andri, hormon ini mengatur perilaku manusia dalam berhadapan dengan bahaya. Bersama-sama dengan hormon lain, pada kondisi bahaya yang mengancam maka hormon adrenalin akan dikeluarkan untuk menciptakan suasana siaga dari manusia itu.
Tidak heran bila kita sedang mengalami ketakutan akibat sesuatu, maka efek tubuh kita adalah meningkatnya tekanan darah dan gula darah, jantung menjadi lebih cepat, dan otot-otot bekerja lebih maksimal.
"Pada pasien yang mengalami kecemasan, kerja dari hormon adrenalin ini terkadang di luar dari kelaziman, pasien dapat mengeluh gejala-gejala di atas walaupun tidak akan kecemasan atau objek yang menjadi pemicu kecemasannya. Kondisi ini bisa ditemukan pada pasien gangguan panik," ucap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, cortex adrenal adalah bagian kelenjar adrenal yang mengeluarkan hormon kortisol, yang sering disebut sebagai hormon stres. Hal ini terjadi karena pada orang yang mengalami stres, maka kadar kortisol di dalam darahnya meningkat. Peningkatan hormon kortisol ini berakibat buruk untuk kesehatan karena akan mengganggu sistem tubuh lainnya.
Andri menjelaskan bahwa dalam ilmu kedokteran, khususnya psikiatri, dikenal istilah poros Hipotalamus Adrenal Pituitary. Sistem inilah yang berpengaruh jika stres datang dan akhirnya aktif mengeluarkan hormon kortisol.
"Dalam pertemuan terakhir di kalangan psikiater yang berminat di bidang neuroscience dan psikofarmakologi di Malaysia 2007 yang saya ikuti, salah seorang profesor mengatakan bahwa karena kondisi inilah maka depresi saat ini bukan lagi disebut sebagai penyakit otak (brain disease). Epresi merupakan penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh (systemic disease) karena hormon yang dipengaruhi stres itu dapat bekerja di mana-mana,"
7. Hormon Oxytocin
Oxytocin jenis hormon yang memengaruhi perasaan suka, percaya, empati, atau murah hati terhadap orang lain? Riset terakhir mengungkapkan bahwa hormon tersebut dikenal dengan nama oxytocin. Bahkan oxytocin yang juga dikenal sebagai hormon cinta itu juga berpengaruh pada tingkat kecemburuan seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan Simone Shamay-Tsoory dari Universitas Haifa, hormon oxytocin merupakan pemicu utama dari semua perasaan sosial seseorang. "Ketika asosiasi seseorang terhadap yang lainnya positif, oxytocin akan mendorong sikap-sikap prososial. Tetapi ketika asosiasi seseorang negatif, hormon akan meningkatkan sentimen negatif seseorang," jelasnya.
Hasil riset itu ditemukan Shamay-Tsoory setelah mendapati seekor tikus yang menghirup oxytocin menjadi lebih agresif jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dia pun berkesimpulan hal serupa akan terjadi pada manusia.
Peneliti asal Israel itu pun mencoba menerapkannya pada 56 orang yang menghirup hormon oxytocin buatan. Mereka diminta melakukan permainan yang bisa meningkatkan rasa cemburu dan serakah. Hasilnya, rasa cemburu dan serakah orang-orang yang menghirup oxytocin lebih tinggi daripada yang tidak menghirupnya.
Berbagai unsur kimia dalam tubuh manusia, ternyata berfungsi sebagai pembangkit perasaan bahagia, cinta dan penghilang stress. Untuk memicu produksi unsur kimia pembawa rasa bahagia ini, diperlukan elusan atau sentuhan mesra.
Kedengarannya seperti omong kosong atau cerita roman murahan, tetapi peneli
tian para ahli kimia dan kedokteran, membuktikan elusan atau sentuhan mesra, membangkitkan perasaan bahagia, cinta dan menghilangkan stress. Yang bertanggung jawab untuk munculnya rasa bahagia atau cinta ini, adalah Oxytocin, yang merupakan rantai peptida dari sembilan asam amino.
Elusan atau sentuhan mesra, ternyata tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan libido, namun juga untuk menghilangkan stress dan membangkitkan gairah kehidupan. Bayi-bayi yang kurang mendapat sentuhan atau elusan, biasanya berkembang kurang normal atau sering sakit. Anak-anak, yang kurang mendapat elusan kasih sayang dari orang tuanya, cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang anti-sosial dan agresif. Pokoknya, hampir semua makhluk hidup memerlukan sentuhan dan elusan ini.
Pofessor Shelley Taylor, pakar psikologi dan peneliti dari Universitas California di Los Angeles UCLA, menemukan pula kaitan hormon Oxytocin yang mempererat hubungan antara bayi dan ibunya. Ketika menyusui bayinya, dalam tubuh si ibu diproduksi unsur pembawa bahagia, Oxytocin dalam jumlah besar. Begitu pula, dalam tubuh bayi, diproduksi hormon pembawa bahagia ini. Dengan begitu, interaksi antara ibu dan bayinya menjadi lebih intensif. Ibu dan bayi yang disusuinya, sama-sama memperoleh perasaan bahagia, kedekatan dan kemesraan. Sentuhan mesra ternyata memicu produksi hormon pembawa rasa bahagia tsb. Namun juga terdapat kaitan lain, produksi Oxytocin memicu keinginan untuk dielus dan disentuh.
7.1. Anti stress
Terutama pada wanita, keberadaan hormon Oxytocin ini amat menonjol. Sebetulnya, wanita dan pria sama-sama memproduksi molekul pemicu rasa bahagia ini. Namun, hormon lelaki Testosteron menghambat efek Oxytocin. Sebaliknya, hormon wanita Estrogen justru memicu efek Oxytocin. Kondisi inilah yang diduga menyebabkan wanita lebih tahan stress ketimbang laki-laki. Jika wanita mengalami stress, perilaku yang muncul adalah mencari teman untuk mencurahkan masalah.
Berbeda dengan laki-laki, jika menghadapi stress, mereka akan menghadapinya atau menghindarinya. Akibatnya, lebih banyak laki-laki menderita penyakit darah tinggi, perilaku agresif sampai penyalah gunaan obat-obatan dan alkohol. Taylor menduga, efek Oxytocin yang berbeda pada laki-laki dan perempuan ini, merupakan hasil seleksi alam selama evolusi jutaan tahun. Amatlah tidak menguntungkan, jika wanita yang harus melahirkan anak untuk meneruskan keturunan, menghadapi langsung stress secara frontal atau menghindarinya. Strategi paling tepat adalah mengelolanya.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
2. HORMON ADRENALIN
KELENJAR ADRENAL
Hampir semua orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya sangat penting, tetapi kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan kecil yang beratnya masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting.
Saat kita mengamati kelenjar-kelenjar ini, yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal, masing-masing adalah sebuah laboratorium yang terpisah. Yang pertama adalah bagian luar kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang menghasilkan tiga hormon; yang kedua adalah bagian dalam kelenjar adrenal (medulla adrenal), yang menghasilkan dua hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kedua kelenjar ini sangat penting sehingga pelepasan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon-hormon itu akan menyebabkan kematian.
Sistem Pertahanan Diri Hormon Adrenalin
Saat orang-orang dalam bahaya, cairan ini membuat mereka lebih kuat, lebih cekatan, lebih cepat, dan lebih siaga. Hormon ini bahkan menggandakan kemampuan fisik seolah-olah orang-orang itu telah meminum ramuan amat mujarab untuk memberi mereka kekuatan. Misalnya, seorang pilot menyadari kerusakan mesin di pesawatnya saat terbang. Setelah kerusakan mesin, yang mengancam akan menjatuhkan pesawatnya, si pilot berjiwa pahlawan ini mendaratkan pesawatnya dengan aman di bandara, menyelamatkan nyawa ratusan penumpang. Tetapi, ada suatu hal yang sangat penting yang biasanya dilupakan wartawan: yang menyelamatkan nyawa pilot dan para penumpang adalah hormone adrenalin.
Cairan ini mengirimkan tanda bahaya ke sel-sel otak si pilot, menyebabkan lebih banyak darah dan gula dikirimkan ke otak dan membuatnya lebih siaga. Pada saat yang sama, cairan ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga ia mampu bergerak lebih cepat dan lebih siaga. Daya tampung sistem pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak oksigen (dan lebih banyak darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan ototnya). Otot dan anggota badannya menjadi lebih sangat terpusat dan peningkatan kadar gula darahnya memberinya tenaga tambahan yang dibutuhkannya.
Adrenalin (epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal - bagian dalam kelenjar adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang hidupnya; Anda memilikinya di dalam diri Anda saat ini. Jika dibutuhkan, kelenjar adrenal akan menghasilkannya sehingga Anda dapat menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan jauh lebih siaga. Jika dalam bahaya, Anda akan diberikan kekuatan sekitar dua kali lipat biasanya sehingga dapat melawan sumber bahaya (atau melarikan diri darinya) untuk menyelamatkan hidup Anda.
Meskipun merupakan salah satu hormon penting, anehnya kadar adrenalin di dalam aliran darah sangat kecil daripada kerja yang dilakukannya. Telah dihitung bahwa, misalnya, jika jumlah darah dalam tubuh kita setara dengan sebuah danau bergaris tengah 100 meter dan kedalaman dua meter, adrenalin di dalam darah kita akan sama dengan sesendok teh cairan yang dituangkan ke dalam danau.
Pengaruh kuat sedikit saja cairan ini di dalam tubuh manusia adalah hasil rancangan yang menakjubkan. Saat memandang sistem fungsi hormon adrenalin, kita dapat memahami lebih nyata kesempurnaan ciptaan Allah.
Kebutuhan fisik orang biasa tentunya tak akan sama dengan orang yang sedang dalam bahaya. Bayangkan kebutuhan orang yang menghadapi sebuah keadaan berbahaya: ia harus cepat, ototnya harus bekerja lebih cepat, tekanan darahnya harus meningkat, dan jantungnya harus berpacu lebih cepat. Maka, ia akan mampu berlari lebih cepat, melarikan diri lebih cepat, atau berkelahi lebih kuat melawan bahaya.
Saat ada bahaya, tombol peringatan di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon adrenalin untuk menghadapi keadaan darurat. Molekul-molekul adrenalin bercampur dengan darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Molekul-molekul adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok.
Sambil melebarkan pembuluh darah ke jantung, otak, dan otot, adrenalin menyempitkan pembuluh yang mengalir ke hati dan kulit untuk memastikan adanya bantuan tambahan yang dibutuhkan tubuh. Ada satu alasan lagi bagi penurunan jumlah darah yang dipompakan ke kulit: dalam hal kemungkinan luka, jumlah darah yang hilang dapat dikurangi. Karena itu, penyebab pucatnya kulit jika kegemparan yang berlebihan adalah karena jumlah darah yang dipompa ke kulit lebih sedikit.
Kesalahan tak pernah terjadi yang melebarkan pembuluh ke jantung (atau otak) yang menyempitkan pembuluh ke hati (atau kulit); molekul adrenalin mengetahui apa yang harus dilakukan. Hormon kecil renik ini mengatur garis tengah ratusan pembuluh darah di dalam tubuh Anda ke mana darah harus diarahkan.
Bagi setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda; ketika menuju pembuluh darah, molekul adrenalin menyebabkan pembuluh melebar; ketika menuju jantung, molekul mempercepat penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan menyalurkan tenaga tambahan yang dibutuhkan otot.
Ketika molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat. Molekul adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana agar mencampur gula dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat dan mengalirkan bahan bakar tambahan yang dibutuhkan otot.
Kegiatan hormon adrenalin di dalam tubuh ini membutuhkan kecerdasan, pengetahuan, dan keahlian tinggi. Molekul kecil ini mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan; ketika tubuh tak memerlukannya, tanda bahaya tak pernah dibunyikan. Selain itu, molekul adrenalin sangat memahami ke sel mana harus menuju, dan perintah seperti apa harus diberikan. Lebih-lebih, hal ini menunjukkan bahwa molekul adrenalin sangat akrab dengan sel-sel, organ-organ beserta fungsi-fungsinya, dan tak pernah membuat kesalahan seperti kapan tubuh harus keluar dari keadaan darurat.
3. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
4. STRESS
Stress adalah rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap perubahan di lingkungan. Secara fisiologis, bila ada sesuatu yang mengancam, kelenjar pituitary otak mengirimkan "'alarm" dan hormon ke kelenjar endokrin, yang kemudian mengalirkan hormon adrenalin dan hidrokortison ke dalam darah. Hasilnya, tubuh menjadi siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul. Secara alamiah yang kita rasakan adalah degup jantung yang berpacu lebih cepat, dan keringat dingin yang biasanya mengalir di tengkuk.
Memang, dalam kondisi stress tubuh langsung menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang. Inilah sebabnya banyak dikatakan bahwa stress yang melebihi daya tahan atau kemampuan tubuh biasanya. Akan tetapi, penyesuaian tubuh ini dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun psikis.
Adanya hormon adrenalin dan hidrokortison yang dihasilkan sebagai reaksi tubuh terhadap stress bila berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan rangkaian reaksi dari organ tubuh yang lain. Penelitian di AS menemukan, enam penyebab utama kematian yang erat hubungannya dengan stress adalah penyakit jantung koroner, kanker, paru-paru, kecelakaan, pengerasan hati dan bunuh diri. Penyakit dan kondisi yang berat-berat.
Rasa takut dan cemas dapat melahirkan pikiran-pikiran positif ataupun negatif. Hal positif seperti kewaspadaan dan pengharapan akan hal-hal baru. Hal-hal negatif seperti ketidakpercayaan, penolakan, kemarahan, depresi yang kemudian akan mempengaruhi fisik (psikosomatik) kita seperti timbulnya kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kemerahan, insomnia, tekanan darah tinggi, luka pada lambung, penyakit jantung, dan stroke. Gejala fisik yang umumnya dialami ketika mengalami stress adalah jantung berdebar-debar, dan otot-otot menjadi tegang akibat dari rangsangan hormon adrenalin. Lebih lanjut lagi hormon yang meningkat dalam tubuh ini akan merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhinya mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan pada aliran syaraf maka tidak heran muncul gejala-gejala pada fisik.
5. Hormon yang Mempengaruhi Perilaku Saat Menstruasi
Menstruasi ialah terlepasnya lapisan uterus (rahim) paling luar yang disebut endrometrium, karena terjadinya perubahan konsentrasi hormon progesteron dan estrogen. Hal ini terjadi kurang lebih 2 minggu setelah terjadi pelepasan indung
telur (ovum) dari kandung telur (ovarium).
Prosesnya seperti ini :
Pada wanita terdapat hormon-hormon reprody\uksi yang disebut LH (luteinizing hormone), FSH (Folicle stimulating hormon), Estrogen, dan Progesteron. Kerja keempat hormon ini saling berkaitan. FSH akan merangsang pembentukan hormon estrogen. Hormon estrogen akan mengakibatkan penebalan dinding endometrium, sehingga dinding ini menjadi tebal dan kaya akan darah. Sementara itu didalam kandung telur berlangsung proses pembentukan sel telur (oogenesis). Pembentukan sel telur ini akan merangsang produksi LH, sehingga terjadi lonjakan kadar LH dalam darah, akibatnya terjadi ovulasi (pelepasan sel telur). LH juga akan merangsang pembentukan progesteron , sehingga kadar progesteron di dalam darah meningkat. Meningkatnya kadar progesteron
akan menghambat produksi estrogen ( progesteron memberikan feedback
negatif terhadap estrogen). Peningkatan progesteron menyebabkan dinding endometrium makin menebal dan mencegah kontraksi rahim, untuk mempersiapkan kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan ,sel telur akan mati, korpus luteum (bekas tempat melekatnya sel telur di dalam rahim)akan berdegenerasi dan produksi progesteron menurun cepat, terjadi kontraksi pada uterus yang mengakibatkan lapisan endrometrium meluruh, terjadilah menstruasi.
Penurunan hormon progesteron menyebabkan estrogen meningkat lagi, dan kembali ke cerita awal tadi. Ini adalah proses dari satu siklus. Sebenarnya akan lebih mudah dicerna proses ini bila diterangkan menggunakan diagram hubungan antara konsentrasi hormon reproduksi dalam darah, kondisi dinding rahim, dan kondisi dari kandung telur.
5.1. Pengaruh Menstruasi Terhadap Perilaku :
PMS (Pra Menstruasi Syndrome)
terjadi karena perubahan hormonal tersebut. Rasa kejang/kram, atau pegal menjelang menstruasi berhubungan dengan perubahan konsentrasi
hormon-hormon reproduksi tsb. Beberapa penelitian mengenai PMS ini menunjukkan adanya perubahan grafik emosional dan intelegensia pada sebagian responden. Sedangkan ketidaknyamanan fisik yang dialami biasanya mulai dari rasa pegal sampai sakit di daerah pingang dan punggung. Rasa tegang pada payudara. Bila rasa sakit yang di alami tidak terlalu berat, tidak perlu dirisaukan , tetapi bila rasa sakitnya luar biasa bahkan sampai mengakibatkan pingsan maka perlu konsultasi lebih lanjut ke ahli
kandungan. Derajat rasa sakit selain di pengaruhi oleh ambang rasa sakit yang berbeda pada tiap orang juga dapat terjadi karena perbedaan posisi rahim. Pada wanita yang posisi mulut rahimnya menempel ke arah tulang belakang, rasa sakitnya akan lebih berat.
6. Gangguan Endoktrin Pengaruhi Kesehatan Jiwa
DALAM tubuh manusia, terdapat kelenjar endokrin yang ternyata dapat juga memengaruhi kesehatan jiwa. Gangguan pada kelenjar ini berujung pada tindakan yang tak masuk akal.
Tingkat kriminalitas di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, semakin meningkat saja. Lihat saja berita kriminalitas di televisi yang seolah tak ada habisnya. Ironisnya, tindak kriminal seperti pembunuhan terkadang hanya dipicu hal-hal sepele. Contohnya seseorang tega membunuh temannya hanya karena temannya menyetel televisi terlalu keras, sungguh tidak masuk akal. Kekerasan sepertinya sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dari hal yang sepele sampai yang berujung pada kematian. Budaya kekerasan atau kejahatan seakan-akan sudah menjadi gaya hidup kita, bahkan bisa juga dikatakan mengikuti kehidupan kita. Apa yang membuat orang kehilangan akal sehatnya? Baru-baru ini terdapat suatu hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hilangnya pikiran positif, perasaan, dan kesadaran positif manusia itu terjadi karena gangguan kelenjar endokrin sehingga bisa juga menyebabkan manusia berbuat jahat.
"Peran kelenjar itu adalah mengatur metabolisme sehingga sangat berperan dalam kesehatan manusia," ujar drg Frissa Iswandi yang juga ikut melakukan penelitian.
Penelitian yang sudah terdaftar di Departemen HKI ini dilakukan selama hampir lima tahun, dengan responden kaum pria dan wanita. "Yang menjadi awal melakukan penelitian ini adalah bahwa saya penasaran kenapa masalah kejahatan sering sekali terjadi akhir-akhir ini," tandas ketua penelitian, Ir Harsono MBA.
Dari hasil penelitiannya, ternyata kejahatan karena hilangnya akal sehat seseorang sangat dipengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar inilah yang mengeluarkan zat-zat kimia yang disebut hormon di dalam aliran darah yang sangat memengaruhi tubuh ataupun pikiran.
"semua tindakan jahat manusia, dari hasil penelitian membuktikan bahwa itu semua terjadi karena gangguan kelenjar endokrin. Kami mencurigai bahwa gangguan ini banyak berperan sehingga manusia bisa tidak menyadari akan moral, etika, hukum, sopan santun, tidak bisa berpikir atau menganalisis suatu keadaan," jelasnya.
Harsono menuturkan, responden yang mengalami gangguan ini memang orang sehat, bisa beraktivitas, melakukan transaksi bisnis, belajar, jalan-jalan, yang kesemuanya terlihat seperti tidak ada masalah.
Karena gangguan ini mengganggu ingatan, memori, serta daya pikir seseorang, maka kemampuan menganalisis persoalan pun hilang. Penyakit ini bisa dirasakan dalam jangka waktu sebentar ataupun lama. "Jadi, mereka yang terserang penyakit ini bisa hilang kesadarannya akan moral, etika, hukum, sopan santun hanya sesaat namun juga bisa lama, kesadaran dan pikiran benarnya bisa hilang," tandasnya.
Disarankan Harsono, bagi mereka yang tersiksa, tidak enak, menderita, stres, atau sering dan bisa mendengar suara-suara yang aneh di kuping (halusinasi), maka sediakan beberapa kamar yang bebas dari kebisingan atau keributan, di dalam setiap kamar itu bisa ditaruh beberapa barang seperti televisi, sound system, koran, ponsel, alat tulis, atau videogames.
Lakukanlah hal tersebut apabila Anda merasa tenang dan nyaman, misalnya menonton televisi. Namun apabila Anda terganggu, matikan segera televisi tersebut dan ganti dengan kegiatan lainnya seperti membaca koran.
"lakukanlah hal-hal yang bisa membuat Anda tenang dan nyaman. Anda bisa memilih kegiatan lainnya seperti tidur atau Anda bisa memilih kamar lainnya apabila di kamar yang Anda masuki, Anda merasa sangat tersiksa, stres,tidak nyaman," pesannya.
Apabila tetap merasa tersiksa, tidak tenang,depresi,coba ajak salah satu anggota keluarga Anda. Anda bisa memilih anggota keluarga Anda yang tidak membuat anda tersiksa,stres,atau tidak enak saat menemani Anda.Ajaklah mereka untuk mengobrol, sehingga Anda bisa merasa nyaman dan menyenangkan.
Kami mencurigai bahwa kita semua pernah terserang penyakit karena gangguan endokrin ini.Responden dari hasil penelitian yang kami pilih secara acak, dan hasilnya lebih dari 99% pernah terserang penyakit ini,?ujarnya. Menanggapi penelitian tersebut, ahli kejiwaan dari Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera,Tangerang, dr Andri SpKJ menambahkan bahwa kelenjar endokrin terdiri atas beberapa kelenjar,yaitu adrenal, pituitary, ovarium, testis,tiroid,dan paratiroid.
Salah satu dari kelompok kelenjar endokrin yang paling berhubungan dengan perilaku manusia adalah kelenjar adrenal.Dalam sistem tubuh,kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian yang bernama cortex adrenal dan medula adrenal. Masing-masing dari kelenjar ini menghasilkan hormon yang berbeda, tetapi mempunyai fungsi yang hampir mirip, yaitu memengaruhi sistem perilaku manusia.
"Medula adrenal menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin, yaitu hormon yang penting dalam pengaturan fungsi 'fight or flight' pada manusia," papar dokter, yang juga mengajar di Universitas Kristen Krida Wacana ini.
Masih dikatakan Andri, hormon ini mengatur perilaku manusia dalam berhadapan dengan bahaya. Bersama-sama dengan hormon lain, pada kondisi bahaya yang mengancam maka hormon adrenalin akan dikeluarkan untuk menciptakan suasana siaga dari manusia itu.
Tidak heran bila kita sedang mengalami ketakutan akibat sesuatu, maka efek tubuh kita adalah meningkatnya tekanan darah dan gula darah, jantung menjadi lebih cepat, dan otot-otot bekerja lebih maksimal.
"Pada pasien yang mengalami kecemasan, kerja dari hormon adrenalin ini terkadang di luar dari kelaziman, pasien dapat mengeluh gejala-gejala di atas walaupun tidak akan kecemasan atau objek yang menjadi pemicu kecemasannya. Kondisi ini bisa ditemukan pada pasien gangguan panik," ucap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, cortex adrenal adalah bagian kelenjar adrenal yang mengeluarkan hormon kortisol, yang sering disebut sebagai hormon stres. Hal ini terjadi karena pada orang yang mengalami stres, maka kadar kortisol di dalam darahnya meningkat. Peningkatan hormon kortisol ini berakibat buruk untuk kesehatan karena akan mengganggu sistem tubuh lainnya.
Andri menjelaskan bahwa dalam ilmu kedokteran, khususnya psikiatri, dikenal istilah poros Hipotalamus Adrenal Pituitary. Sistem inilah yang berpengaruh jika stres datang dan akhirnya aktif mengeluarkan hormon kortisol.
"Dalam pertemuan terakhir di kalangan psikiater yang berminat di bidang neuroscience dan psikofarmakologi di Malaysia 2007 yang saya ikuti, salah seorang profesor mengatakan bahwa karena kondisi inilah maka depresi saat ini bukan lagi disebut sebagai penyakit otak (brain disease). Epresi merupakan penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh (systemic disease) karena hormon yang dipengaruhi stres itu dapat bekerja di mana-mana,"
7. Hormon Oxytocin
Oxytocin jenis hormon yang memengaruhi perasaan suka, percaya, empati, atau murah hati terhadap orang lain? Riset terakhir mengungkapkan bahwa hormon tersebut dikenal dengan nama oxytocin. Bahkan oxytocin yang juga dikenal sebagai hormon cinta itu juga berpengaruh pada tingkat kecemburuan seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan Simone Shamay-Tsoory dari Universitas Haifa, hormon oxytocin merupakan pemicu utama dari semua perasaan sosial seseorang. "Ketika asosiasi seseorang terhadap yang lainnya positif, oxytocin akan mendorong sikap-sikap prososial. Tetapi ketika asosiasi seseorang negatif, hormon akan meningkatkan sentimen negatif seseorang," jelasnya.
Hasil riset itu ditemukan Shamay-Tsoory setelah mendapati seekor tikus yang menghirup oxytocin menjadi lebih agresif jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dia pun berkesimpulan hal serupa akan terjadi pada manusia.
Peneliti asal Israel itu pun mencoba menerapkannya pada 56 orang yang menghirup hormon oxytocin buatan. Mereka diminta melakukan permainan yang bisa meningkatkan rasa cemburu dan serakah. Hasilnya, rasa cemburu dan serakah orang-orang yang menghirup oxytocin lebih tinggi daripada yang tidak menghirupnya.
Berbagai unsur kimia dalam tubuh manusia, ternyata berfungsi sebagai pembangkit perasaan bahagia, cinta dan penghilang stress. Untuk memicu produksi unsur kimia pembawa rasa bahagia ini, diperlukan elusan atau sentuhan mesra.
Kedengarannya seperti omong kosong atau cerita roman murahan, tetapi peneli
tian para ahli kimia dan kedokteran, membuktikan elusan atau sentuhan mesra, membangkitkan perasaan bahagia, cinta dan menghilangkan stress. Yang bertanggung jawab untuk munculnya rasa bahagia atau cinta ini, adalah Oxytocin, yang merupakan rantai peptida dari sembilan asam amino.
Elusan atau sentuhan mesra, ternyata tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan libido, namun juga untuk menghilangkan stress dan membangkitkan gairah kehidupan. Bayi-bayi yang kurang mendapat sentuhan atau elusan, biasanya berkembang kurang normal atau sering sakit. Anak-anak, yang kurang mendapat elusan kasih sayang dari orang tuanya, cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang anti-sosial dan agresif. Pokoknya, hampir semua makhluk hidup memerlukan sentuhan dan elusan ini.
Pofessor Shelley Taylor, pakar psikologi dan peneliti dari Universitas California di Los Angeles UCLA, menemukan pula kaitan hormon Oxytocin yang mempererat hubungan antara bayi dan ibunya. Ketika menyusui bayinya, dalam tubuh si ibu diproduksi unsur pembawa bahagia, Oxytocin dalam jumlah besar. Begitu pula, dalam tubuh bayi, diproduksi hormon pembawa bahagia ini. Dengan begitu, interaksi antara ibu dan bayinya menjadi lebih intensif. Ibu dan bayi yang disusuinya, sama-sama memperoleh perasaan bahagia, kedekatan dan kemesraan. Sentuhan mesra ternyata memicu produksi hormon pembawa rasa bahagia tsb. Namun juga terdapat kaitan lain, produksi Oxytocin memicu keinginan untuk dielus dan disentuh.
7.1. Anti stress
Terutama pada wanita, keberadaan hormon Oxytocin ini amat menonjol. Sebetulnya, wanita dan pria sama-sama memproduksi molekul pemicu rasa bahagia ini. Namun, hormon lelaki Testosteron menghambat efek Oxytocin. Sebaliknya, hormon wanita Estrogen justru memicu efek Oxytocin. Kondisi inilah yang diduga menyebabkan wanita lebih tahan stress ketimbang laki-laki. Jika wanita mengalami stress, perilaku yang muncul adalah mencari teman untuk mencurahkan masalah.
Berbeda dengan laki-laki, jika menghadapi stress, mereka akan menghadapinya atau menghindarinya. Akibatnya, lebih banyak laki-laki menderita penyakit darah tinggi, perilaku agresif sampai penyalah gunaan obat-obatan dan alkohol. Taylor menduga, efek Oxytocin yang berbeda pada laki-laki dan perempuan ini, merupakan hasil seleksi alam selama evolusi jutaan tahun. Amatlah tidak menguntungkan, jika wanita yang harus melahirkan anak untuk meneruskan keturunan, menghadapi langsung stress secara frontal atau menghindarinya. Strategi paling tepat adalah mengelolanya.
PERBEDAAN NILAI BARAT DAN NILAI TIMUR
Perbedaan nilai barat dan nilai timur sangat lah menonjol barat dengan nilai - nilai kapitalisme, teknologi, imperialisme, liberalisme Menunjukkan dinamisme ke luar dan lebih menginvasi. Membuat bangsa barat lebih menghargai hak asasi manusia, akal, kebebasan, ilmu pengetahuan dan kekayaan. Hal itu yang membuat bangsa barat hanya mempunyai sedikit kebudayaan.
Sedangkan nilai timur dengan nilai religius, filsafat dan menghargai alam. yang membuat orang timur lebih moderat dan nilai religius serta menghargai alam yang ada membuat bangsa timur lebih banyak mempunyai kebudayaan - kebudayaan karena nilai tersebut lebih orang orang timur sering melakukan upacara - upacara dan tarian spiritual yang dipersembahkan kepada tuhan dan alam.
Perbedaan - perbedaan nilai barat dan timur sering kali menyebabkan persoalan besar. Perbedaan tersebut membuat sulitnya masyarakat barat dan masyarakat timur untuk bersatu.
Belum lagi masalah sosial yang sangat berbeda. Bangsa barat dengan kesejahteraan, teknologi dan pengetahuan tinggi. Sedangkan bangsa timur dengan permasalahan ekonomi, pendidikan yang rendah dan jumlah penduduk yang tinggi membuat bangsa barat memandang rendah bangsa timur.
Namun perbedaan nilai keduanya tidak selamanya menjadi perbedaan besar. Justru dapat saling mengisi satu sama lain. Seperti disaat masyarakat barat jenuh dengan hal - hal duniawi mereka akan mempelajari nilai timur yang lebih religius untuk menenangkan jiwa mereka sekaligus untuk mengerem sifat mereka yang terus mengejar materi. Dan bangsa timur juga dapat mempelajari ilmu - ilmu yang ada di dunia barat seperti teknologi, sistem pemerintahan, ekonomi dan pendidikan.
Jadi perbedaan nilai barat dan timur tidak selamanya menjadi pertentangan dan bukan lah hal yang buruk tetapi dapat saling mengisi nilai satu dan nilai yang lainnya. Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna semuanya harus saling melengkapi agar menjadi sempurna.
Psikologi Konseling
A. Latar Belakang
Proses konseling merupakan suatu kegiatan pencarian data dari seseorang yang sedang mengalami masalah. Dalam pelaksanaan proses konseling terdapat langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang harus diperhatikan. Proses konseling dipandang berhasil apabila selama proses konseling terdapat perubahan pada klien. Maka konseling lebih menekankan pada proses dalam kurun waktu tertentu sebagai upaya meningkatkan kepercayaan dan hubungan antara klien dengan Konselor. Dalam proses konseling setiap tahapan tidak mutlak harus dilakukan secara berurutan tetapi dapat berjalan tumpang tindih (fleksiblel).
B. Langkah-langkah Psikologi Konseling
1. Menyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk kebutuhan akan bantuanMenyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk hubungan dengan klien sebagai upaya menjalin kedekatan. Melalui kegiatan ini diharapkan klien berkeinginan untuk dan semangat untuk menyelesaikan masalahnya. Proses ini juga akan memberikan gambaran tentang tujuan nya mengikuti konseling. Keseriusan dan kejujuran klien akan nampak, dan memberikan penjelasan serta pengertian agar klein menyadari perlunya bantuan untuk menyelesaikan masalahnya dank lien mau mengikuti proses konseling.
2. Membentuk hubungan
Membangun hubungan yang bercirikan kepercayaan, keyakinan, dengan didasari keterbukaandan kejujuran atas semua pernyataan klien dan Konselor dalam proses konseling. Pada proses ini diharapkan akan terjadi hubungan ketergantungan pada Konselor, yaitu bagaimana Konselor dapat dijadikan sebagai pribadi yang dijadikan contoh. Hal ini menyebabkan kepercayaan klien cukup besar terhadap koselor maka bantuan akan mudah diberikan. Tehnik yang biasa digunakan adalah keterampilan mendengarkan, dan memantulkan perasaan.
3. Menentukan tujuan dan mengeksplorasi pilihan
Mendiskusikan tujuan kepada klien adalah hal penting yang harus dilakukan. Untuk mencari kejelasan, maksud dan tujuan konseling, diantaranya :
a. Adanya perubahan pada diri klien secara fisik maupun psikis, tindakan atau perasaan.
b. Terbentuknya perasaan diterima dan dipercaya adanya masalah dalam dirinya.
c. Terciptanya pemahaman dan pengertian klien terhadap masalahnya.
d. Mampu menyelesaikan dan mengatasi masalahnya dan masaah yang akan datang.
4.Menangani masalah
Pada langkah ini Konselor berusaha untuk dapat menentukan masalah mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dan mana masalah-masalah yang harus ditinggalkan. Konselor mengarahkan klien pada masalah yang menjadi prioritas utama.
5. Menumbuhkan kesadaran
Manumbuhkan kesadaran klien agar klien benar-benar memahami apa yang sedang dialami dan apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam menumbuhkan kesadaran klien Konselor berusaha mengarahkan klien mencapai apa yang disebut insight atau understanding.
6. Merencanakan cara bertindak
Kesulitan selanjutnya adalah mengambil satu tindakan atau keputusan penyelesaian masalah. Biasanya klien merasa kebingungan dan rasa keraguan, maka Konselor memberikan pilihan dan mengajak klien untuk merencanakan dan melakukan tindakan dari hasil insight.
7. Menilai hasil dan mengakhiri konseling
Dari setiap langkah perlu diperhatikan sejauh mana tujuan konseling yang telah didapat. Keputusan untuk mengakhiri konseling adalah usaha bersama antara klien dan Konselor. Walaupun Konselor sebagai penentu proses konseling tapi bukan berarti mengakhiri konseling sesuka hati menghantikan konseling tanpa persetujuan klien.
BAB II TAHAPAN KONSELING
A. Tahapan Awal
Tahap awal merupakan upaya untuk menjalin hubungan baik antara Konselor dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses konseling. Diharapkan dapat memberikan arahan konseling secara tepat. Dalam tahap awal ada dua langkah yang harus diperhatikan. Dalam membina hubungan baik antara Konselor dengan klien, adanya rasa percaya antara keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Klien percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah yang dihadapi, klien mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor menerima bahwa masalah klien bear-benar terjadi dan memberi bantuan dengan cara menciptakan rapport atau menggunakan teknik konseling lain.
Batasan yang diberikan maksudnya Konselor berusaha mengarahkan masalah yang terjadi pada klien seperti dari beberapa masalah yang dialami Konselor coba memberikan proiritas pada masalah yang paling penting untuk diselesaikan.
B.Tahapan Inti
1. Eksplorasi kondisi klien
Usaha Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau berusaha mengadakan perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien.
2. Identifikasi masalah dan penyebabnya
Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang terjadinya masalah .
Identifikasi alternative pemecahan
Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah diharapkan klien sendiri yang memilih.
3. Pengujian dan penetapan alternative pemecahan
Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan / keputusan yang diambil.
Evaluasi alternative pemecahan
Meninjau kembali pengujian alternative pamecahan masalah serta hasil pemecahan masalah.
4. Implementasi alternative pemecahan
Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah yang telah berhasil.
C. Tahap Akhir
Tahap ini memberikan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan konseling yang telah dilakukan.
1. Analisis
Analisis adalah tahap pengumpulan data atau informasi tentang diri klien dan lingkunganya, untuk lebih mengerti terhadap keadaan klien. Mulai dari fisik dan psikis, keluarga, teman sebaya, nilai-nilai yang dianut serta aktivitas klien dengan data pendukung yang didapat dari berbagai sumber.
2. Sintesis
Sintesis merupakan tahapan untuk merangkum dan mengorganisasikan data hasil tahap analisis, sehingga dapat memberikan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, serta kemampuan dan ketidakmampuannya menyesuaikan
diri. Dirumuskan secara spesifik, singkat dan padat juga sebagai diagnosis awal.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah yang dihadapi klien beserta sebab-sebabnya dengan membuat perkiraan atau dugaan, kemungkinan yang akan dihadapi klien berkaitan dengan masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam diagnosis yaitu :
A. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi oleh klien. Penentuan ini dapat menggunakan klasifikasi masalah sebagai berikut :
Klasifikasi masalah menurut Bordin a. Ketergantungan pada orang lain (dependence) b. Kurang menguasai keterampilan (lack of skill) c. Konflik diri (self conflict) d. Kecemasan menentukan pilihan (choice anxiety) e. Masalah yang tidak dapat diklasifikasikan (no problem) Klasifikasi masalah menurut Pepinsky a. Kurang percaya diri (lack of assurance) b. Kurang informasi (lack of information) c. Kurang menguasai keterampilan yang diperlukan(lack of skill) d. Bergantungan pada orang lain (dependence) e. Konflik diri (self conflict)
Dalam identifikasi masalah kita berusaha memahami apa yang dialami klien dan mencari kesulitan masalah yang dihadapi klien. Diagnosa mengambil kesimpulan untuk menentukan derita klien atau yang dirasakan klien. Dengan klasifikasi masalah dalam disgnosis sebagai berikut :
Faktor ketidakpercayaan diri
Ketergantungan pada oranglain, ketidaktahuan potensi yang ada, sulit mengambil keputusan, kurang informasi.
Faktor depresi atau konflik diri
Kecemasan(anxiety), gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan gangguan tingkah laku.
Faktor miskomunikasi atau misunderstanding
Kurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap lingkungan, atau kurang perhtian, mementingkan diri sendiri.
B. Penemuan sebab-sebab masalah (etiologi)
Langkah ini merupakan upaya penentuan dari sumber penyebab timbulnya masalah. Yakni diantaranya mencari hubungan antara masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Dengan melihat hasil identifikasi masalah dapat timbul dari dalam diri dan luar diri klien. Penyebab yang berasal dari diri klien antara lain; gangguan kesehatan, kebiasaan-kebiasaan buruk, sikap negatif, kurangnya informasi, kemampuan intelektual yang rendah dan lain-lain. Penyebab yang berasal dari luar diri klien antara lain; sikap orang tua/guru yang tidak menunjang perkembangan klien, lingkungan rumah/sekolah yang tidak sesuai dengan karakteristik klen, dan dukungan sosial ekonomi yang kurang menunjang, serta masyarakat yang tidak kondusif.
C. Prognosis
Langkah ini merupakan usaha memprediksi apa yang akan terjadi pada diri klien pada kemudian hari dengan memperhatikan masalah yang dialami klien. Dengan memberikan informasi berkaitan dengan prediksi yang dilakukan pada proses diagnosis klien dapat melakukan tindakan sebagai usaha penyelesaian masalahnya.
D. Konseling / treatment (perlakuan)
Konseling merupakan proses tatap muka antara klien dengan konselor sebagai usaha pemberian bantuan yang dilakukan secara komunikasi verbal. Dengan tujuan agar klien memiliki kepercayaan dan dapat melakukan penyesuaian dirin dengan optimal terhadap lingkungan kehidupannya.
Bentuk bantuannya dalam bentuk sebagai berikut :
1. Identifikasi alternatif masalah
Usaha membuta beberapa pilihan pemecahan masalah berdasarkan hasil diagnosis dan sintesis baik untuk masalah yang berasal dari dalam diriklien atau masalah yang ber asal dari luar diri klien.
2. Pengujian dan pemilihan alternatif pemecahan masalah
Merupakan tindakan yang kan memperjelas altenatif mana yang akan dilakukan sebagai pemecahan masalah.
Melaksanakan pemecahan masalah terpilih
Setelah pemecahan masalah dipilih maka konselor membantu klien dan menetapkan kapan akan direlisasikan. Pemecahan masalah tentu akan melibatkan klien, konselor dan pihak terkait lain. Tujuan konselor memberikan tugas ini adalah :
• Mengadakan perubahan pada lingkungan klien yang tidak menunjang perkembangannya.
• Mengubah sikap negatif klien baik terhadap dirinya dan lingkungannya sehingga klien tidak mengalami masalah.
• Membantu klien menemukan lingkungan yang sesuai dengan dirinya.
• Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan masalah dapat diatasi.
• Membantu klien menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.
3. Tindak lanjut (follow up)
Tindak lanjut berguna untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemberian bantuan melalui proses konseling yang telah berlangsung. Juga sebagai upaya pemeliharaan yang dikembangkan oleh klien untuk mampu mengatasi masalahnya.
KESIMPULAN
Setiap upaya yang dilakukan dalan psikologi konseling tidak lain sebagai upaya membantu klien untuk memahami dirinya dan lingkungannya agar dapat melakukan penyesuaian dengan optimal. Setelah dilakukannya Proses konseling diharapkan setiap konflik yang terjadi dapat diatasi sendiri oleh klien. Dengan menggunakan segala kelebihan atau potensi yang ada pada diri klien. Seorang hanya mengarahkan dan membantu mencari pilihan pemecahan masalah yang dialami oleh klien bukan menginterfensi diri klien.
Daftar Pustaka
Baraja, Abubakar, 2004, “Psikologi Konseling dan Teknik Konseling”,
Jakarta Timur, Studia Pres.
Proses konseling merupakan suatu kegiatan pencarian data dari seseorang yang sedang mengalami masalah. Dalam pelaksanaan proses konseling terdapat langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang harus diperhatikan. Proses konseling dipandang berhasil apabila selama proses konseling terdapat perubahan pada klien. Maka konseling lebih menekankan pada proses dalam kurun waktu tertentu sebagai upaya meningkatkan kepercayaan dan hubungan antara klien dengan Konselor. Dalam proses konseling setiap tahapan tidak mutlak harus dilakukan secara berurutan tetapi dapat berjalan tumpang tindih (fleksiblel).
B. Langkah-langkah Psikologi Konseling
1. Menyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk kebutuhan akan bantuanMenyatakan kepedulian atau keprihatinan dan membentuk hubungan dengan klien sebagai upaya menjalin kedekatan. Melalui kegiatan ini diharapkan klien berkeinginan untuk dan semangat untuk menyelesaikan masalahnya. Proses ini juga akan memberikan gambaran tentang tujuan nya mengikuti konseling. Keseriusan dan kejujuran klien akan nampak, dan memberikan penjelasan serta pengertian agar klein menyadari perlunya bantuan untuk menyelesaikan masalahnya dank lien mau mengikuti proses konseling.
2. Membentuk hubungan
Membangun hubungan yang bercirikan kepercayaan, keyakinan, dengan didasari keterbukaandan kejujuran atas semua pernyataan klien dan Konselor dalam proses konseling. Pada proses ini diharapkan akan terjadi hubungan ketergantungan pada Konselor, yaitu bagaimana Konselor dapat dijadikan sebagai pribadi yang dijadikan contoh. Hal ini menyebabkan kepercayaan klien cukup besar terhadap koselor maka bantuan akan mudah diberikan. Tehnik yang biasa digunakan adalah keterampilan mendengarkan, dan memantulkan perasaan.
3. Menentukan tujuan dan mengeksplorasi pilihan
Mendiskusikan tujuan kepada klien adalah hal penting yang harus dilakukan. Untuk mencari kejelasan, maksud dan tujuan konseling, diantaranya :
a. Adanya perubahan pada diri klien secara fisik maupun psikis, tindakan atau perasaan.
b. Terbentuknya perasaan diterima dan dipercaya adanya masalah dalam dirinya.
c. Terciptanya pemahaman dan pengertian klien terhadap masalahnya.
d. Mampu menyelesaikan dan mengatasi masalahnya dan masaah yang akan datang.
4.Menangani masalah
Pada langkah ini Konselor berusaha untuk dapat menentukan masalah mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dan mana masalah-masalah yang harus ditinggalkan. Konselor mengarahkan klien pada masalah yang menjadi prioritas utama.
5. Menumbuhkan kesadaran
Manumbuhkan kesadaran klien agar klien benar-benar memahami apa yang sedang dialami dan apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam menumbuhkan kesadaran klien Konselor berusaha mengarahkan klien mencapai apa yang disebut insight atau understanding.
6. Merencanakan cara bertindak
Kesulitan selanjutnya adalah mengambil satu tindakan atau keputusan penyelesaian masalah. Biasanya klien merasa kebingungan dan rasa keraguan, maka Konselor memberikan pilihan dan mengajak klien untuk merencanakan dan melakukan tindakan dari hasil insight.
7. Menilai hasil dan mengakhiri konseling
Dari setiap langkah perlu diperhatikan sejauh mana tujuan konseling yang telah didapat. Keputusan untuk mengakhiri konseling adalah usaha bersama antara klien dan Konselor. Walaupun Konselor sebagai penentu proses konseling tapi bukan berarti mengakhiri konseling sesuka hati menghantikan konseling tanpa persetujuan klien.
BAB II TAHAPAN KONSELING
A. Tahapan Awal
Tahap awal merupakan upaya untuk menjalin hubungan baik antara Konselor dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses konseling. Diharapkan dapat memberikan arahan konseling secara tepat. Dalam tahap awal ada dua langkah yang harus diperhatikan. Dalam membina hubungan baik antara Konselor dengan klien, adanya rasa percaya antara keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Klien percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah yang dihadapi, klien mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor menerima bahwa masalah klien bear-benar terjadi dan memberi bantuan dengan cara menciptakan rapport atau menggunakan teknik konseling lain.
Batasan yang diberikan maksudnya Konselor berusaha mengarahkan masalah yang terjadi pada klien seperti dari beberapa masalah yang dialami Konselor coba memberikan proiritas pada masalah yang paling penting untuk diselesaikan.
B.Tahapan Inti
1. Eksplorasi kondisi klien
Usaha Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau berusaha mengadakan perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien.
2. Identifikasi masalah dan penyebabnya
Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang terjadinya masalah .
Identifikasi alternative pemecahan
Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah diharapkan klien sendiri yang memilih.
3. Pengujian dan penetapan alternative pemecahan
Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan / keputusan yang diambil.
Evaluasi alternative pemecahan
Meninjau kembali pengujian alternative pamecahan masalah serta hasil pemecahan masalah.
4. Implementasi alternative pemecahan
Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah yang telah berhasil.
C. Tahap Akhir
Tahap ini memberikan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan konseling yang telah dilakukan.
1. Analisis
Analisis adalah tahap pengumpulan data atau informasi tentang diri klien dan lingkunganya, untuk lebih mengerti terhadap keadaan klien. Mulai dari fisik dan psikis, keluarga, teman sebaya, nilai-nilai yang dianut serta aktivitas klien dengan data pendukung yang didapat dari berbagai sumber.
2. Sintesis
Sintesis merupakan tahapan untuk merangkum dan mengorganisasikan data hasil tahap analisis, sehingga dapat memberikan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, serta kemampuan dan ketidakmampuannya menyesuaikan
diri. Dirumuskan secara spesifik, singkat dan padat juga sebagai diagnosis awal.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahapan untuk menetapkan hakikat masalah yang dihadapi klien beserta sebab-sebabnya dengan membuat perkiraan atau dugaan, kemungkinan yang akan dihadapi klien berkaitan dengan masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam diagnosis yaitu :
A. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya menentukan hakikat masalah yang dihadapi oleh klien. Penentuan ini dapat menggunakan klasifikasi masalah sebagai berikut :
Klasifikasi masalah menurut Bordin a. Ketergantungan pada orang lain (dependence) b. Kurang menguasai keterampilan (lack of skill) c. Konflik diri (self conflict) d. Kecemasan menentukan pilihan (choice anxiety) e. Masalah yang tidak dapat diklasifikasikan (no problem) Klasifikasi masalah menurut Pepinsky a. Kurang percaya diri (lack of assurance) b. Kurang informasi (lack of information) c. Kurang menguasai keterampilan yang diperlukan(lack of skill) d. Bergantungan pada orang lain (dependence) e. Konflik diri (self conflict)
Dalam identifikasi masalah kita berusaha memahami apa yang dialami klien dan mencari kesulitan masalah yang dihadapi klien. Diagnosa mengambil kesimpulan untuk menentukan derita klien atau yang dirasakan klien. Dengan klasifikasi masalah dalam disgnosis sebagai berikut :
Faktor ketidakpercayaan diri
Ketergantungan pada oranglain, ketidaktahuan potensi yang ada, sulit mengambil keputusan, kurang informasi.
Faktor depresi atau konflik diri
Kecemasan(anxiety), gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan gangguan tingkah laku.
Faktor miskomunikasi atau misunderstanding
Kurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap lingkungan, atau kurang perhtian, mementingkan diri sendiri.
B. Penemuan sebab-sebab masalah (etiologi)
Langkah ini merupakan upaya penentuan dari sumber penyebab timbulnya masalah. Yakni diantaranya mencari hubungan antara masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Dengan melihat hasil identifikasi masalah dapat timbul dari dalam diri dan luar diri klien. Penyebab yang berasal dari diri klien antara lain; gangguan kesehatan, kebiasaan-kebiasaan buruk, sikap negatif, kurangnya informasi, kemampuan intelektual yang rendah dan lain-lain. Penyebab yang berasal dari luar diri klien antara lain; sikap orang tua/guru yang tidak menunjang perkembangan klien, lingkungan rumah/sekolah yang tidak sesuai dengan karakteristik klen, dan dukungan sosial ekonomi yang kurang menunjang, serta masyarakat yang tidak kondusif.
C. Prognosis
Langkah ini merupakan usaha memprediksi apa yang akan terjadi pada diri klien pada kemudian hari dengan memperhatikan masalah yang dialami klien. Dengan memberikan informasi berkaitan dengan prediksi yang dilakukan pada proses diagnosis klien dapat melakukan tindakan sebagai usaha penyelesaian masalahnya.
D. Konseling / treatment (perlakuan)
Konseling merupakan proses tatap muka antara klien dengan konselor sebagai usaha pemberian bantuan yang dilakukan secara komunikasi verbal. Dengan tujuan agar klien memiliki kepercayaan dan dapat melakukan penyesuaian dirin dengan optimal terhadap lingkungan kehidupannya.
Bentuk bantuannya dalam bentuk sebagai berikut :
1. Identifikasi alternatif masalah
Usaha membuta beberapa pilihan pemecahan masalah berdasarkan hasil diagnosis dan sintesis baik untuk masalah yang berasal dari dalam diriklien atau masalah yang ber asal dari luar diri klien.
2. Pengujian dan pemilihan alternatif pemecahan masalah
Merupakan tindakan yang kan memperjelas altenatif mana yang akan dilakukan sebagai pemecahan masalah.
Melaksanakan pemecahan masalah terpilih
Setelah pemecahan masalah dipilih maka konselor membantu klien dan menetapkan kapan akan direlisasikan. Pemecahan masalah tentu akan melibatkan klien, konselor dan pihak terkait lain. Tujuan konselor memberikan tugas ini adalah :
• Mengadakan perubahan pada lingkungan klien yang tidak menunjang perkembangannya.
• Mengubah sikap negatif klien baik terhadap dirinya dan lingkungannya sehingga klien tidak mengalami masalah.
• Membantu klien menemukan lingkungan yang sesuai dengan dirinya.
• Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan masalah dapat diatasi.
• Membantu klien menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.
3. Tindak lanjut (follow up)
Tindak lanjut berguna untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemberian bantuan melalui proses konseling yang telah berlangsung. Juga sebagai upaya pemeliharaan yang dikembangkan oleh klien untuk mampu mengatasi masalahnya.
KESIMPULAN
Setiap upaya yang dilakukan dalan psikologi konseling tidak lain sebagai upaya membantu klien untuk memahami dirinya dan lingkungannya agar dapat melakukan penyesuaian dengan optimal. Setelah dilakukannya Proses konseling diharapkan setiap konflik yang terjadi dapat diatasi sendiri oleh klien. Dengan menggunakan segala kelebihan atau potensi yang ada pada diri klien. Seorang hanya mengarahkan dan membantu mencari pilihan pemecahan masalah yang dialami oleh klien bukan menginterfensi diri klien.
Daftar Pustaka
Baraja, Abubakar, 2004, “Psikologi Konseling dan Teknik Konseling”,
Jakarta Timur, Studia Pres.
Subscribe to:
Posts (Atom)