1. HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
2. HORMON ADRENALIN
KELENJAR ADRENAL
Hampir semua orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya sangat penting, tetapi kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan kecil yang beratnya masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting.
Saat kita mengamati kelenjar-kelenjar ini, yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal, masing-masing adalah sebuah laboratorium yang terpisah. Yang pertama adalah bagian luar kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang menghasilkan tiga hormon; yang kedua adalah bagian dalam kelenjar adrenal (medulla adrenal), yang menghasilkan dua hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kedua kelenjar ini sangat penting sehingga pelepasan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon-hormon itu akan menyebabkan kematian.
Sistem Pertahanan Diri Hormon Adrenalin
Saat orang-orang dalam bahaya, cairan ini membuat mereka lebih kuat, lebih cekatan, lebih cepat, dan lebih siaga. Hormon ini bahkan menggandakan kemampuan fisik seolah-olah orang-orang itu telah meminum ramuan amat mujarab untuk memberi mereka kekuatan. Misalnya, seorang pilot menyadari kerusakan mesin di pesawatnya saat terbang. Setelah kerusakan mesin, yang mengancam akan menjatuhkan pesawatnya, si pilot berjiwa pahlawan ini mendaratkan pesawatnya dengan aman di bandara, menyelamatkan nyawa ratusan penumpang. Tetapi, ada suatu hal yang sangat penting yang biasanya dilupakan wartawan: yang menyelamatkan nyawa pilot dan para penumpang adalah hormone adrenalin.
Cairan ini mengirimkan tanda bahaya ke sel-sel otak si pilot, menyebabkan lebih banyak darah dan gula dikirimkan ke otak dan membuatnya lebih siaga. Pada saat yang sama, cairan ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga ia mampu bergerak lebih cepat dan lebih siaga. Daya tampung sistem pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak oksigen (dan lebih banyak darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan ototnya). Otot dan anggota badannya menjadi lebih sangat terpusat dan peningkatan kadar gula darahnya memberinya tenaga tambahan yang dibutuhkannya.
Adrenalin (epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal - bagian dalam kelenjar adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang hidupnya; Anda memilikinya di dalam diri Anda saat ini. Jika dibutuhkan, kelenjar adrenal akan menghasilkannya sehingga Anda dapat menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan jauh lebih siaga. Jika dalam bahaya, Anda akan diberikan kekuatan sekitar dua kali lipat biasanya sehingga dapat melawan sumber bahaya (atau melarikan diri darinya) untuk menyelamatkan hidup Anda.
Meskipun merupakan salah satu hormon penting, anehnya kadar adrenalin di dalam aliran darah sangat kecil daripada kerja yang dilakukannya. Telah dihitung bahwa, misalnya, jika jumlah darah dalam tubuh kita setara dengan sebuah danau bergaris tengah 100 meter dan kedalaman dua meter, adrenalin di dalam darah kita akan sama dengan sesendok teh cairan yang dituangkan ke dalam danau.
Pengaruh kuat sedikit saja cairan ini di dalam tubuh manusia adalah hasil rancangan yang menakjubkan. Saat memandang sistem fungsi hormon adrenalin, kita dapat memahami lebih nyata kesempurnaan ciptaan Allah.
Kebutuhan fisik orang biasa tentunya tak akan sama dengan orang yang sedang dalam bahaya. Bayangkan kebutuhan orang yang menghadapi sebuah keadaan berbahaya: ia harus cepat, ototnya harus bekerja lebih cepat, tekanan darahnya harus meningkat, dan jantungnya harus berpacu lebih cepat. Maka, ia akan mampu berlari lebih cepat, melarikan diri lebih cepat, atau berkelahi lebih kuat melawan bahaya.
Saat ada bahaya, tombol peringatan di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon adrenalin untuk menghadapi keadaan darurat. Molekul-molekul adrenalin bercampur dengan darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Molekul-molekul adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok.
Sambil melebarkan pembuluh darah ke jantung, otak, dan otot, adrenalin menyempitkan pembuluh yang mengalir ke hati dan kulit untuk memastikan adanya bantuan tambahan yang dibutuhkan tubuh. Ada satu alasan lagi bagi penurunan jumlah darah yang dipompakan ke kulit: dalam hal kemungkinan luka, jumlah darah yang hilang dapat dikurangi. Karena itu, penyebab pucatnya kulit jika kegemparan yang berlebihan adalah karena jumlah darah yang dipompa ke kulit lebih sedikit.
Kesalahan tak pernah terjadi yang melebarkan pembuluh ke jantung (atau otak) yang menyempitkan pembuluh ke hati (atau kulit); molekul adrenalin mengetahui apa yang harus dilakukan. Hormon kecil renik ini mengatur garis tengah ratusan pembuluh darah di dalam tubuh Anda ke mana darah harus diarahkan.
Bagi setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda; ketika menuju pembuluh darah, molekul adrenalin menyebabkan pembuluh melebar; ketika menuju jantung, molekul mempercepat penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan menyalurkan tenaga tambahan yang dibutuhkan otot.
Ketika molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat. Molekul adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana agar mencampur gula dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat dan mengalirkan bahan bakar tambahan yang dibutuhkan otot.
Kegiatan hormon adrenalin di dalam tubuh ini membutuhkan kecerdasan, pengetahuan, dan keahlian tinggi. Molekul kecil ini mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan; ketika tubuh tak memerlukannya, tanda bahaya tak pernah dibunyikan. Selain itu, molekul adrenalin sangat memahami ke sel mana harus menuju, dan perintah seperti apa harus diberikan. Lebih-lebih, hal ini menunjukkan bahwa molekul adrenalin sangat akrab dengan sel-sel, organ-organ beserta fungsi-fungsinya, dan tak pernah membuat kesalahan seperti kapan tubuh harus keluar dari keadaan darurat.
3. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
4. STRESS
Stress adalah rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap perubahan di lingkungan. Secara fisiologis, bila ada sesuatu yang mengancam, kelenjar pituitary otak mengirimkan "'alarm" dan hormon ke kelenjar endokrin, yang kemudian mengalirkan hormon adrenalin dan hidrokortison ke dalam darah. Hasilnya, tubuh menjadi siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul. Secara alamiah yang kita rasakan adalah degup jantung yang berpacu lebih cepat, dan keringat dingin yang biasanya mengalir di tengkuk.
Memang, dalam kondisi stress tubuh langsung menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang. Inilah sebabnya banyak dikatakan bahwa stress yang melebihi daya tahan atau kemampuan tubuh biasanya. Akan tetapi, penyesuaian tubuh ini dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun psikis.
Adanya hormon adrenalin dan hidrokortison yang dihasilkan sebagai reaksi tubuh terhadap stress bila berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan rangkaian reaksi dari organ tubuh yang lain. Penelitian di AS menemukan, enam penyebab utama kematian yang erat hubungannya dengan stress adalah penyakit jantung koroner, kanker, paru-paru, kecelakaan, pengerasan hati dan bunuh diri. Penyakit dan kondisi yang berat-berat.
Rasa takut dan cemas dapat melahirkan pikiran-pikiran positif ataupun negatif. Hal positif seperti kewaspadaan dan pengharapan akan hal-hal baru. Hal-hal negatif seperti ketidakpercayaan, penolakan, kemarahan, depresi yang kemudian akan mempengaruhi fisik (psikosomatik) kita seperti timbulnya kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kemerahan, insomnia, tekanan darah tinggi, luka pada lambung, penyakit jantung, dan stroke. Gejala fisik yang umumnya dialami ketika mengalami stress adalah jantung berdebar-debar, dan otot-otot menjadi tegang akibat dari rangsangan hormon adrenalin. Lebih lanjut lagi hormon yang meningkat dalam tubuh ini akan merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhinya mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan pada aliran syaraf maka tidak heran muncul gejala-gejala pada fisik.
5. Hormon yang Mempengaruhi Perilaku Saat Menstruasi
Menstruasi ialah terlepasnya lapisan uterus (rahim) paling luar yang disebut endrometrium, karena terjadinya perubahan konsentrasi hormon progesteron dan estrogen. Hal ini terjadi kurang lebih 2 minggu setelah terjadi pelepasan indung
telur (ovum) dari kandung telur (ovarium).
Prosesnya seperti ini :
Pada wanita terdapat hormon-hormon reprody\uksi yang disebut LH (luteinizing hormone), FSH (Folicle stimulating hormon), Estrogen, dan Progesteron. Kerja keempat hormon ini saling berkaitan. FSH akan merangsang pembentukan hormon estrogen. Hormon estrogen akan mengakibatkan penebalan dinding endometrium, sehingga dinding ini menjadi tebal dan kaya akan darah. Sementara itu didalam kandung telur berlangsung proses pembentukan sel telur (oogenesis). Pembentukan sel telur ini akan merangsang produksi LH, sehingga terjadi lonjakan kadar LH dalam darah, akibatnya terjadi ovulasi (pelepasan sel telur). LH juga akan merangsang pembentukan progesteron , sehingga kadar progesteron di dalam darah meningkat. Meningkatnya kadar progesteron
akan menghambat produksi estrogen ( progesteron memberikan feedback
negatif terhadap estrogen). Peningkatan progesteron menyebabkan dinding endometrium makin menebal dan mencegah kontraksi rahim, untuk mempersiapkan kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan ,sel telur akan mati, korpus luteum (bekas tempat melekatnya sel telur di dalam rahim)akan berdegenerasi dan produksi progesteron menurun cepat, terjadi kontraksi pada uterus yang mengakibatkan lapisan endrometrium meluruh, terjadilah menstruasi.
Penurunan hormon progesteron menyebabkan estrogen meningkat lagi, dan kembali ke cerita awal tadi. Ini adalah proses dari satu siklus. Sebenarnya akan lebih mudah dicerna proses ini bila diterangkan menggunakan diagram hubungan antara konsentrasi hormon reproduksi dalam darah, kondisi dinding rahim, dan kondisi dari kandung telur.
5.1. Pengaruh Menstruasi Terhadap Perilaku :
PMS (Pra Menstruasi Syndrome)
terjadi karena perubahan hormonal tersebut. Rasa kejang/kram, atau pegal menjelang menstruasi berhubungan dengan perubahan konsentrasi
hormon-hormon reproduksi tsb. Beberapa penelitian mengenai PMS ini menunjukkan adanya perubahan grafik emosional dan intelegensia pada sebagian responden. Sedangkan ketidaknyamanan fisik yang dialami biasanya mulai dari rasa pegal sampai sakit di daerah pingang dan punggung. Rasa tegang pada payudara. Bila rasa sakit yang di alami tidak terlalu berat, tidak perlu dirisaukan , tetapi bila rasa sakitnya luar biasa bahkan sampai mengakibatkan pingsan maka perlu konsultasi lebih lanjut ke ahli
kandungan. Derajat rasa sakit selain di pengaruhi oleh ambang rasa sakit yang berbeda pada tiap orang juga dapat terjadi karena perbedaan posisi rahim. Pada wanita yang posisi mulut rahimnya menempel ke arah tulang belakang, rasa sakitnya akan lebih berat.
6. Gangguan Endoktrin Pengaruhi Kesehatan Jiwa
DALAM tubuh manusia, terdapat kelenjar endokrin yang ternyata dapat juga memengaruhi kesehatan jiwa. Gangguan pada kelenjar ini berujung pada tindakan yang tak masuk akal.
Tingkat kriminalitas di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, semakin meningkat saja. Lihat saja berita kriminalitas di televisi yang seolah tak ada habisnya. Ironisnya, tindak kriminal seperti pembunuhan terkadang hanya dipicu hal-hal sepele. Contohnya seseorang tega membunuh temannya hanya karena temannya menyetel televisi terlalu keras, sungguh tidak masuk akal. Kekerasan sepertinya sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dari hal yang sepele sampai yang berujung pada kematian. Budaya kekerasan atau kejahatan seakan-akan sudah menjadi gaya hidup kita, bahkan bisa juga dikatakan mengikuti kehidupan kita. Apa yang membuat orang kehilangan akal sehatnya? Baru-baru ini terdapat suatu hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hilangnya pikiran positif, perasaan, dan kesadaran positif manusia itu terjadi karena gangguan kelenjar endokrin sehingga bisa juga menyebabkan manusia berbuat jahat.
"Peran kelenjar itu adalah mengatur metabolisme sehingga sangat berperan dalam kesehatan manusia," ujar drg Frissa Iswandi yang juga ikut melakukan penelitian.
Penelitian yang sudah terdaftar di Departemen HKI ini dilakukan selama hampir lima tahun, dengan responden kaum pria dan wanita. "Yang menjadi awal melakukan penelitian ini adalah bahwa saya penasaran kenapa masalah kejahatan sering sekali terjadi akhir-akhir ini," tandas ketua penelitian, Ir Harsono MBA.
Dari hasil penelitiannya, ternyata kejahatan karena hilangnya akal sehat seseorang sangat dipengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar inilah yang mengeluarkan zat-zat kimia yang disebut hormon di dalam aliran darah yang sangat memengaruhi tubuh ataupun pikiran.
"semua tindakan jahat manusia, dari hasil penelitian membuktikan bahwa itu semua terjadi karena gangguan kelenjar endokrin. Kami mencurigai bahwa gangguan ini banyak berperan sehingga manusia bisa tidak menyadari akan moral, etika, hukum, sopan santun, tidak bisa berpikir atau menganalisis suatu keadaan," jelasnya.
Harsono menuturkan, responden yang mengalami gangguan ini memang orang sehat, bisa beraktivitas, melakukan transaksi bisnis, belajar, jalan-jalan, yang kesemuanya terlihat seperti tidak ada masalah.
Karena gangguan ini mengganggu ingatan, memori, serta daya pikir seseorang, maka kemampuan menganalisis persoalan pun hilang. Penyakit ini bisa dirasakan dalam jangka waktu sebentar ataupun lama. "Jadi, mereka yang terserang penyakit ini bisa hilang kesadarannya akan moral, etika, hukum, sopan santun hanya sesaat namun juga bisa lama, kesadaran dan pikiran benarnya bisa hilang," tandasnya.
Disarankan Harsono, bagi mereka yang tersiksa, tidak enak, menderita, stres, atau sering dan bisa mendengar suara-suara yang aneh di kuping (halusinasi), maka sediakan beberapa kamar yang bebas dari kebisingan atau keributan, di dalam setiap kamar itu bisa ditaruh beberapa barang seperti televisi, sound system, koran, ponsel, alat tulis, atau videogames.
Lakukanlah hal tersebut apabila Anda merasa tenang dan nyaman, misalnya menonton televisi. Namun apabila Anda terganggu, matikan segera televisi tersebut dan ganti dengan kegiatan lainnya seperti membaca koran.
"lakukanlah hal-hal yang bisa membuat Anda tenang dan nyaman. Anda bisa memilih kegiatan lainnya seperti tidur atau Anda bisa memilih kamar lainnya apabila di kamar yang Anda masuki, Anda merasa sangat tersiksa, stres,tidak nyaman," pesannya.
Apabila tetap merasa tersiksa, tidak tenang,depresi,coba ajak salah satu anggota keluarga Anda. Anda bisa memilih anggota keluarga Anda yang tidak membuat anda tersiksa,stres,atau tidak enak saat menemani Anda.Ajaklah mereka untuk mengobrol, sehingga Anda bisa merasa nyaman dan menyenangkan.
Kami mencurigai bahwa kita semua pernah terserang penyakit karena gangguan endokrin ini.Responden dari hasil penelitian yang kami pilih secara acak, dan hasilnya lebih dari 99% pernah terserang penyakit ini,?ujarnya. Menanggapi penelitian tersebut, ahli kejiwaan dari Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera,Tangerang, dr Andri SpKJ menambahkan bahwa kelenjar endokrin terdiri atas beberapa kelenjar,yaitu adrenal, pituitary, ovarium, testis,tiroid,dan paratiroid.
Salah satu dari kelompok kelenjar endokrin yang paling berhubungan dengan perilaku manusia adalah kelenjar adrenal.Dalam sistem tubuh,kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian yang bernama cortex adrenal dan medula adrenal. Masing-masing dari kelenjar ini menghasilkan hormon yang berbeda, tetapi mempunyai fungsi yang hampir mirip, yaitu memengaruhi sistem perilaku manusia.
"Medula adrenal menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin, yaitu hormon yang penting dalam pengaturan fungsi 'fight or flight' pada manusia," papar dokter, yang juga mengajar di Universitas Kristen Krida Wacana ini.
Masih dikatakan Andri, hormon ini mengatur perilaku manusia dalam berhadapan dengan bahaya. Bersama-sama dengan hormon lain, pada kondisi bahaya yang mengancam maka hormon adrenalin akan dikeluarkan untuk menciptakan suasana siaga dari manusia itu.
Tidak heran bila kita sedang mengalami ketakutan akibat sesuatu, maka efek tubuh kita adalah meningkatnya tekanan darah dan gula darah, jantung menjadi lebih cepat, dan otot-otot bekerja lebih maksimal.
"Pada pasien yang mengalami kecemasan, kerja dari hormon adrenalin ini terkadang di luar dari kelaziman, pasien dapat mengeluh gejala-gejala di atas walaupun tidak akan kecemasan atau objek yang menjadi pemicu kecemasannya. Kondisi ini bisa ditemukan pada pasien gangguan panik," ucap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, cortex adrenal adalah bagian kelenjar adrenal yang mengeluarkan hormon kortisol, yang sering disebut sebagai hormon stres. Hal ini terjadi karena pada orang yang mengalami stres, maka kadar kortisol di dalam darahnya meningkat. Peningkatan hormon kortisol ini berakibat buruk untuk kesehatan karena akan mengganggu sistem tubuh lainnya.
Andri menjelaskan bahwa dalam ilmu kedokteran, khususnya psikiatri, dikenal istilah poros Hipotalamus Adrenal Pituitary. Sistem inilah yang berpengaruh jika stres datang dan akhirnya aktif mengeluarkan hormon kortisol.
"Dalam pertemuan terakhir di kalangan psikiater yang berminat di bidang neuroscience dan psikofarmakologi di Malaysia 2007 yang saya ikuti, salah seorang profesor mengatakan bahwa karena kondisi inilah maka depresi saat ini bukan lagi disebut sebagai penyakit otak (brain disease). Epresi merupakan penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh (systemic disease) karena hormon yang dipengaruhi stres itu dapat bekerja di mana-mana,"
7. Hormon Oxytocin
Oxytocin jenis hormon yang memengaruhi perasaan suka, percaya, empati, atau murah hati terhadap orang lain? Riset terakhir mengungkapkan bahwa hormon tersebut dikenal dengan nama oxytocin. Bahkan oxytocin yang juga dikenal sebagai hormon cinta itu juga berpengaruh pada tingkat kecemburuan seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan Simone Shamay-Tsoory dari Universitas Haifa, hormon oxytocin merupakan pemicu utama dari semua perasaan sosial seseorang. "Ketika asosiasi seseorang terhadap yang lainnya positif, oxytocin akan mendorong sikap-sikap prososial. Tetapi ketika asosiasi seseorang negatif, hormon akan meningkatkan sentimen negatif seseorang," jelasnya.
Hasil riset itu ditemukan Shamay-Tsoory setelah mendapati seekor tikus yang menghirup oxytocin menjadi lebih agresif jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dia pun berkesimpulan hal serupa akan terjadi pada manusia.
Peneliti asal Israel itu pun mencoba menerapkannya pada 56 orang yang menghirup hormon oxytocin buatan. Mereka diminta melakukan permainan yang bisa meningkatkan rasa cemburu dan serakah. Hasilnya, rasa cemburu dan serakah orang-orang yang menghirup oxytocin lebih tinggi daripada yang tidak menghirupnya.
Berbagai unsur kimia dalam tubuh manusia, ternyata berfungsi sebagai pembangkit perasaan bahagia, cinta dan penghilang stress. Untuk memicu produksi unsur kimia pembawa rasa bahagia ini, diperlukan elusan atau sentuhan mesra.
Kedengarannya seperti omong kosong atau cerita roman murahan, tetapi peneli
tian para ahli kimia dan kedokteran, membuktikan elusan atau sentuhan mesra, membangkitkan perasaan bahagia, cinta dan menghilangkan stress. Yang bertanggung jawab untuk munculnya rasa bahagia atau cinta ini, adalah Oxytocin, yang merupakan rantai peptida dari sembilan asam amino.
Elusan atau sentuhan mesra, ternyata tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan libido, namun juga untuk menghilangkan stress dan membangkitkan gairah kehidupan. Bayi-bayi yang kurang mendapat sentuhan atau elusan, biasanya berkembang kurang normal atau sering sakit. Anak-anak, yang kurang mendapat elusan kasih sayang dari orang tuanya, cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang anti-sosial dan agresif. Pokoknya, hampir semua makhluk hidup memerlukan sentuhan dan elusan ini.
Pofessor Shelley Taylor, pakar psikologi dan peneliti dari Universitas California di Los Angeles UCLA, menemukan pula kaitan hormon Oxytocin yang mempererat hubungan antara bayi dan ibunya. Ketika menyusui bayinya, dalam tubuh si ibu diproduksi unsur pembawa bahagia, Oxytocin dalam jumlah besar. Begitu pula, dalam tubuh bayi, diproduksi hormon pembawa bahagia ini. Dengan begitu, interaksi antara ibu dan bayinya menjadi lebih intensif. Ibu dan bayi yang disusuinya, sama-sama memperoleh perasaan bahagia, kedekatan dan kemesraan. Sentuhan mesra ternyata memicu produksi hormon pembawa rasa bahagia tsb. Namun juga terdapat kaitan lain, produksi Oxytocin memicu keinginan untuk dielus dan disentuh.
7.1. Anti stress
Terutama pada wanita, keberadaan hormon Oxytocin ini amat menonjol. Sebetulnya, wanita dan pria sama-sama memproduksi molekul pemicu rasa bahagia ini. Namun, hormon lelaki Testosteron menghambat efek Oxytocin. Sebaliknya, hormon wanita Estrogen justru memicu efek Oxytocin. Kondisi inilah yang diduga menyebabkan wanita lebih tahan stress ketimbang laki-laki. Jika wanita mengalami stress, perilaku yang muncul adalah mencari teman untuk mencurahkan masalah.
Berbeda dengan laki-laki, jika menghadapi stress, mereka akan menghadapinya atau menghindarinya. Akibatnya, lebih banyak laki-laki menderita penyakit darah tinggi, perilaku agresif sampai penyalah gunaan obat-obatan dan alkohol. Taylor menduga, efek Oxytocin yang berbeda pada laki-laki dan perempuan ini, merupakan hasil seleksi alam selama evolusi jutaan tahun. Amatlah tidak menguntungkan, jika wanita yang harus melahirkan anak untuk meneruskan keturunan, menghadapi langsung stress secara frontal atau menghindarinya. Strategi paling tepat adalah mengelolanya.
Kak boleh mnta tlng sumber bukunya
ReplyDeleteKe email putrihafisyah@gmail.com
Mksihh