Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha. pengenalan pola (pattern recognition) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Seberapapun rumitnya proses pengenalan suatu objek, sesungguhnya proses tersebut diselesaikan kurang dari sedetik (Solso, Maclin & Maclin, 2007).
Aktivitas-aktivas yang sering kita lakukan dan latih dengan baik akhirnya menjadi otomatis sehingga memerlukan lebih sedikit atensi dibandingkan melakukan aktivitas yang baru atau yang belum kita kuasai. Respon yang sering dilatih akan diproses otomatis dan membutuhkan sedikit atensi. Proses ini terjadi tanpa diketahui oleh consciousness. Automaticity adalah salah satu karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi perhatian pada pengolahan stimulus.
Solso, Maclin & Maclin (2007) mengatakan agar pemrosesan otomatis dapat terjadi, informasi harus dapat mengalir bebas dari memori ke kendali seseorang atas tindakan-tindakannya (latihan dapat memudahkan hal itu).
Ciri-ciri Automatic Processing :
1. Lebih cepat dibandingkan Consciousness Processing
2. Effortless
3. No Awareness
4. Unavoidable, di- Tringger oleh external atau internal stimuli
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Snyder (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007) yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis:
1. Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak terjadi tanpa adanya niat atau tujuan sadar dari partisipan penelitian. Sebagai contoh, partisipan lebih mudah mengenali kata NURSE (perawat) setelah sebelumnya melihat kata DOCTOR (dokter), kata dokter ini ini berfungsi sebagai pemicu. Dalam eksperimen priming, kata pemicu atau prime ini sitayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak menyadarinya. Kata-kata pemicu ternyata terbukti mampu membuat partisipan mengenali kata-kata pemicu tersebut, meskipun partisipan mengaku pernah “melihat” katata-kata tersebut.
2. Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran. Sebagaimana ditunjukan dalam contoh sebelumnya, dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Ita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis. Gagasan ini memunculkan karakteristik ketiga dibawah ini.
3. Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali). Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu kita tanpa berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa memerlukan usaha.
Studi-studi tentang otomatis penting karena mengajari kita bahwa dalam aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses yang berlangsung di luar pengalaman sadar. Lebih lanjut lagi, keterampilan seperti mengetik, menyelam, memainkan biola, mengemudikan mobil bermain tenis, dan bahkan menggunakan bahasa bahasa dengan tepat dan membuat penilaian sosial tentang orang lain, adalah aktivitas-aktivitas yang telah terlatih dengan baik, sehingga data berlangsung secara otomatis. Penampilan atau kinerja yang terampil dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungin membebaskan kita untuk lebih memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang memerlukan atensi (Solso, Maclin & Maclin 2007).
Dua aspek dalam Automatic processing menurut Fiedenberg & Silverman (2006):
1. Interference
Dalam interfence theory atau Teori interferensi (sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memori tetapi karena informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam,yaitu :
a. Proactive interference; terjadi ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika informasi yang baru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi lama
b. Retroactive interference ; terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu pengingatan/pemanggilan memori yang lama.
2. Facilitation
Mekanisme respon-stimulus sederhana sering dapat mengontrol seluruh sistem kognitif secara sadar atau tidak. Mekanisme respon-stimulus yang menghasilkan respon otomatis disebut sebagai aturan produksi atau produksi. Produksi adalah aturan pemrosesan yang direpresentasikan di memori jangka panjang. Innate automatic processing :
a. Bawaan manusia: gerakan refleks sederhana sebagai mekanisme untuk menghindari stimuli yang berbahaya.
b. Berhubungan juga dengan memori manusia, manusia lebih sensitif terhadap info yang berkaitan dengan frekuensi, lokasi dan waktu kejadian
Tiga level processing menurut Solso, Maclin & Maclin (2007) yaitu:
1. Fully automatic processing
2. Partially automatic processing → beberapa tugas otomatis dilakukan bersamaan
Eksperimen mengenai pemrosesan otomatis dilakukan oleh Stroop melalui kegiatan penamaan warna yang disebut reverse stroop effect (dalam Barsalou, 1992). Stroop mempelajari interference melalui membaca dan pengenalan warna. Stroop bereksperimen dengan membandingkan waktu untuk membaca kata nama-nama warna yang dicetak dengan tinta hitam (facilitation) dan waktu yang digunakan utnuk membaca nama-nama warna yang dicetak dengan tinta dengan warna yang tidak sesuai (interference). Lalu Stroop membandingkan juga waktu yang dibutuhkan untuk memberi nama-nama warna yang dicetak dengan tinta dengan warna yang tidak sesuai (interference) kata “hijau” di cetak dengan warna merah, jawaban yang benar adalah merah dengan waktu yang dibutuhkan untuk memberi nama warna pada kotak kotak (facilitation).
DAFTAR PUSTAKA :
Barsalou, L. (1992). Cognitive Psychology An Overview for Cognitive Scientists. Lawrence Erlbaum Association: New Jersey.
Fiedenberg, F & Silverman, G. (2006). Cognitive Sains : An Introduction to the Study of Mind. United States of America: Hazelden.
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
No comments:
Post a Comment