1. Para Pemain Catur
Chase dan Simon (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007), mempelajari problem ini dengan menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur di atas sebuah papan catur. Selain itu, para peneliti tersebut menganalisis perbedaan antara maestro-maestro catur dengan para pemain amatir. Dalam studi tersebut, pola tersusun dari kumpulan sejumlah objek (jadi bukan fitur-ftur yang membentuk objek). Secara intuitif, kita mengetahui bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan Seorang pemain amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang amatir.
2. Pengenalan Objek—Peran Pengamat
Sejauh ini kita telah mempelajari cukup banyak bidang dalam bab mengenai pengenalan objek ini: pemrosesan bottom-up dan pemrosesan top-down; pencocokan template; simulasi komputer dalam pengenalan objek; analisis ftur; komponen-komponen fisiologis dalam pengenalan objek; pencocokan prototipe; struktur kognitif; identifkasi huruf, bentuk, wajah; dan persoalan catur. Dalam sebagian besar topik tersebut, kita mungkin kesulitan menentukan letak pemrosesan fungsi-fungsi yang sepesifik dalam pengenalan objek di otak, tanpa melibatkan sistem-sistem kognitif yang lain.
3. Pengenalan Pola di Otak
Telah diketahui bahwa kedua hemisfer otak memiliki “keistimewaan” yang berbeda, atau, dengan istilah lain, memiliki ketidaksimetrisan fungsional. Kendali motorik dan pusat bahasa terletak di hemisfer kiri (pada orang nonkidal). Keahlian spasial (yang berhubungan dengan ruang) berpusat di hemisfer kanan.
a. Pengenalan Pola dipengaruhi:
1) Object Superiority Effect
sebuah objek atau gambar lebih mudah dikenali apabila dirangkai dengan objek-objek lain di dalam sebuah peristiwa.
2) Word Superiority Effect
sebuah huruf atau kata akan lebih mudah dikenali apabila dirangkai dalam satu kata bermakna, atau kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, L. R., Maclin, H. O. & Maclin M. K. (2007). Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga: Jakarta.
No comments:
Post a Comment