Wednesday, October 31, 2012

PENYIMPANAN IKONIK


Neisser (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2005), menamai kemampuan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu singkat (sehingga dapat diproses secara lanjut) sebagai memosi ikonik. Beberapa ahli mempertanyakan ketepatan penggunaan istilah memori dalam menjelaskan fenomena ini. Bagi banyak psikolog kognitif, istilah memori menyiratkan adanya penyandian (coding) dan penyimpanan (storage) informasi yang melibatkan proses-proses kognitif tingkat tinggi. Meskipun memori ikonik memang melibatkan penyimpanan, penemuan-penemuan terbaru menunjukan bahwa memori ikonik terpisah dari proses-proses kognitif tingkat tinggi (seperti atensi). Penyimpanan ikonik hanyalah menyerupai semacam arsip foto (snapshot) tentang medan penglihatan. Setiap arsip hanya bertahan sekitar satu detik. Tujuan dari “arsip foto” tersebu adalah memberikan otak kesempatan untuk mampu menyamai kecepatan informasi visual yang diterima dari mata.


Banayak peneliti menemukan bahwa informasi yang diindera dipresentasikan dengan akurat dalam memori ikonik, namun menghilang dengan cepat (sekitar 250 milidetik hingga 4 detik) jikalau tidak dikirimkan ke tahap-tahap pemrosesan selanjutnya. Hal itu menimbulkan pertanyaan: apakah partisipan kehilangan sejumlah informasi saat ia melakukan laporan verbal yakni “membaca” informasi visual dari register sensoriknya yang memudar dengan cepat? Jika seandainya hal itu terjadi, maka jumlah informasi yang dilaporkan disimpan dalm rentang perceptual hanyalah jumlah informasi yang dilaporkan sebelum ingatan ikonik memudar. Dengan kata lain, jumlah huruf yang dilaporkan dipengaruhi oleh pemudaran ikonik dan waktu yang diperlukan untuk melaporkan informasi visual.

sumber :

Solso, L. R., Maclin, H. O., Maclin, K. M. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.

No comments:

Post a Comment