Wednesday, April 27, 2011

Instink, Kecemasan dan Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia Oleh Sigmund Freud

Insting / Naluri

Insting adalah perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsang somatik. Sumber insting adalah kebutuhan kondisi jasmaniah. Tujuannya adalah menghilangkan rangsang jasmaniah (ketidakenakan akibat tegangan). Objek dari sinsting adalah seluruh kegiatan yang menjembatani keinginan dan pemenuhannya. Pendorong / impetus insting yakni kekuatan insting tergantung pada inensitas kebutuhan.

Sumber dan tujuan insting konstan/tetap, namun objek/cara memuaskan kebutuhan berubah – ubah selama hidup. Jika energi insting permanen diarahkan pada objek pengganti, maka tingkah laku yang timbul disebut instinct derivative. Contoh :
Freud mengelompokan insting menjadi 2, yaitu insting hidup dan insting mati.
1. Insting hidup menjamin tujuan mempertahankan hidup dan berkembang biak. Contoh : makan, minum dan seks.
2. Insting mati/thanatos : insting yang ditujukan pada pengrusakan/penghancuran organisme/individu sendiri. Contoh : agresivitas, kebencian, bunuh diri.

Dinamika kepribadian manusia ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan serta digunakan oleh id, ego dn superego. Sumber energi dari id diperoleh ego dan superego melalui mekanisme identifikasi. Dinamika kepribadian terdiri dari saling pengaruh antara kekuatan pendorong (cathexis) dengan kekuatan penahan (anti cathexis).











Kesadaran dan Ketidaksadaran

Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:

1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri,
2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya,
3) sugesti pasca hipnotik,
4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan
5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.

Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

Kecemasan

Manusia menurut Freud selalu diliputi rasa kecemasan dalam hidupnya. Kecemasan adalah suatu keadaan ketegangan; seperti lapar dan seks, namun tidak timbul dari kondisi – kondisi jaringan tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab – sebab dari luar.

Freud membedakan tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan realitas, kecemasan neurotik dan kecemasan moral.

1. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar
dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
2. Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur
dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum,
dan
3. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang
yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila
berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Kecemasan memotivasi manusia untuk melakukan sesuatu. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan yang efektif menyebabkan trauma.

Jika ego gagal menanggulangi kecemasan dengan cara rasional, maka pakai cara – cara yang tidak realistik.


Daftar Pustaka

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

No comments:

Post a Comment