Wednesday, April 27, 2011

Tahap – Tahap Perkembangan Manusia oleh Sigmund Freud

Tahap – Tahap Perkembangan Manusia

Freud berpendapat bahwa setiap individu manusia mempunyai seksualitas kanak – kanak (infantile sexuality) yaitu dorongan seksual yang terdapat pada bayi. Dorongan ini akan berkembang terus menjadi dorongan seksualitas pada orang dewasa, melalui beberapa tingkat perkembangan, yaitu :

(1) tahap oral (mulut)
Pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat disekitar mulut. Contoh : perbutan bayi menyusu kepada ibunya atau memasukan benda –benda ke dalam mulutnya adalah dalam rangka mencapai kepuasan seksual fase oral ini.

(2) tahap anal (anus)
Pada fase ini kira – kira usia dua tahun, daerah kepuasan seksual berpindah ke anus. Contoh : Anak duduk di pispot sampai lama untuk enikmati kepuasan seksualnya pada anus.

(3) tahap phalic
Pada anak usia 6 – 7 tahun kepuasan seksualnya terdapat pada alat kelamin. Tetapi berbeda dengan kepuasan seks orang dewasa, kepuasan seks phalic ini tidak bertujuan mengembangkan keturunan.

(4) tahap latent
Pada anak usia 7 – 8 tahun sampai menginjak masa awal remaja, seolah – olah tidak ada aktivitas seksual. Karena itu masa ini disebut fase latent (tersembunyi).

(5) tahap genetal
Dimulai sejak masa remaja; segala kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin.



Daftar Pustaka

Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

Mekanisme Pertahanan Ego. Sigmund Freud

Mekanisme pertahanan ego

Ego menempuh cara yang ekstrim untuk menghilangkan tekanan kecemasan berlebihan yang disebut mekanisme pertahanan. Mekanisme ini bertujuan untuk menyalurkan dorongan – dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh ego dan superego. Mekanisme pertahanan ini berfungsi untuk melindungi superego dan ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus karena tidak diijinkan muncul oleh super ego.

Ciri – ciri :
• Menyangkal, memalsukan dan mendistorsikan kenyataan.
• Bekerja secara tak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang terjadi.

Mekanisme pertahanan Ego :
1. Represi
Menekankan dorongan/keinginan yang menjadi penyebab kecemasan kedalam alam tak sadar. Contoh : penyakit psikosomatis, mencegah kenangan yang mengganggu dalam kesadaran (lupa), dorongan yang direpres dapat juga muncul dalam bentuk salah ucap atau mimpi.

2. Proyeksi
Mekanisme yang digunakan untuk kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi ketakutan yang objektif. Sifat khusus dari proyeksi adalah subjek dari perasaan (orang itu sendiri) dirubah. Contoh : saya benci kamu menjadi kamu benci saya.

3. Pembentukan Reaksi
Menimbulkan impuls atau perasaan yang menibulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadaran. Contoh : benci – cinta, pemberontak – taat.

4. Fiksasi
Berhentinya kemajuan dan perkembangan yang normal untuk sementara atau seterusnya. Contoh : ketakutan mencegah anak untuk belajar berdiri.

5. Regresi
Menghindarkan diri dari keadaan yang mengancam dengan kembali pada taraf perkembangan yang lebih rendah dan bertingkah laku seperti ketika berada pada taraf yang lebih rendah itu. Contoh : Menangis, mengompol saat dewasa.

Bentuk – bentuk mekanisme pertahanan ego yang lain : sublimasi, displacement, rasionalisasi dll.

6. Sublimasi
Mencegah kecemasan dengan mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif Id yang menjadi penyebab kecemasan kedalam bentuk perilaku yang dapat diterima. Contoh : hasrat seks besar sublimasi ke olahraga, dorongan agresi kuat menjadi tukang jagal.

7. Displacement
Pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan pada objek atau individu yang kurang berbahaya dibandingkan dengan objek semula. Contoh : dimarahi - membanting pintu, dipukul ayah – memukul adik.


8. Rasionalisasi
Upaya individu memutarbalikan kenyataan yang mengancam ego melalui dalih atau alasan tertentu yang seakan – akan masuk akal sehingga kenyataan tersebut tidak lagi mengancam ego. Contoh : menyukai gadis tapi takut ditolak lalu dalam hati mencari alasan untuk tidak menyukainya lagi seperti gadis itu kurang pintar.



Daftar Pustaka

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

Instink, Kecemasan dan Kesadaran dan Ketidaksadaran Manusia Oleh Sigmund Freud

Insting / Naluri

Insting adalah perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsang somatik. Sumber insting adalah kebutuhan kondisi jasmaniah. Tujuannya adalah menghilangkan rangsang jasmaniah (ketidakenakan akibat tegangan). Objek dari sinsting adalah seluruh kegiatan yang menjembatani keinginan dan pemenuhannya. Pendorong / impetus insting yakni kekuatan insting tergantung pada inensitas kebutuhan.

Sumber dan tujuan insting konstan/tetap, namun objek/cara memuaskan kebutuhan berubah – ubah selama hidup. Jika energi insting permanen diarahkan pada objek pengganti, maka tingkah laku yang timbul disebut instinct derivative. Contoh :
Freud mengelompokan insting menjadi 2, yaitu insting hidup dan insting mati.
1. Insting hidup menjamin tujuan mempertahankan hidup dan berkembang biak. Contoh : makan, minum dan seks.
2. Insting mati/thanatos : insting yang ditujukan pada pengrusakan/penghancuran organisme/individu sendiri. Contoh : agresivitas, kebencian, bunuh diri.

Dinamika kepribadian manusia ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan serta digunakan oleh id, ego dn superego. Sumber energi dari id diperoleh ego dan superego melalui mekanisme identifikasi. Dinamika kepribadian terdiri dari saling pengaruh antara kekuatan pendorong (cathexis) dengan kekuatan penahan (anti cathexis).











Kesadaran dan Ketidaksadaran

Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:

1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri,
2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya,
3) sugesti pasca hipnotik,
4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan
5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik.

Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

Kecemasan

Manusia menurut Freud selalu diliputi rasa kecemasan dalam hidupnya. Kecemasan adalah suatu keadaan ketegangan; seperti lapar dan seks, namun tidak timbul dari kondisi – kondisi jaringan tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab – sebab dari luar.

Freud membedakan tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan realitas, kecemasan neurotik dan kecemasan moral.

1. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar
dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
2. Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur
dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum,
dan
3. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang
yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila
berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Kecemasan memotivasi manusia untuk melakukan sesuatu. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan yang efektif menyebabkan trauma.

Jika ego gagal menanggulangi kecemasan dengan cara rasional, maka pakai cara – cara yang tidak realistik.


Daftar Pustaka

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

Dinamika Kepribadian Manusia Menurut Sigmund Freud

Dinamika Kepribadian Manusia

Freud dipengaruhi Filsafat Determinisme dan Positivisme abad 19 dan menganggap organisme manusia sebagai suatu kompleks sistem energi, yang memperoleh energinya dari makanan serta mempergunakannya untuk bermacam – macam hal : sirkulasi, pernafasan, gerakan otot – otot, mengamati, mengingat, berpikir dan sebagainya. Sebagaimana ahli – ahli ilmu abad 19 yang menamakan energi dalam bidang psike ini energi psikis (Psychic energy). Menurut hukum penyimpangan tenaga (conservation of energy) maka energi dapat berpindah dari suat tempat ke lain tempat, tetapi tak dapat hilang. Berdasar pada pemikiran itu Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindah ke energi fisiologis dan sebaliknya. Jembatan antara energi tubuh dengan kepribadian ialah das es dengan instink - instinknya

Energi yang terdapat pada manusia berasal dari makanan yang dikonsumsi individu.


Daftar Pustaka

Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

MANUSIA DAN KEPRIBADIAN MANUSIA MENURUT SIGMUND FREUD

Persepsi Tentang Sifat Manusia

Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik.

Freud dipengaruhi Filsafat Determinisme dan Positivisme abad 19. Determinsme adalah menganggap manusia tidak mampu mengontrol atau menghadapi tigkah lakunya sendiri. Positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan pengetahuan dan fakta terutama dibidang fisika dan fisiologi.

Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.

Disini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah.


Struktur Kepribadian Yang Membentuk Manusia

Menurut Freud manusia memiliki model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan. Yaitu Id, Ego dan Superego. Masing – masing memiliki ciri – ciri, prinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda namun saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

1. Id (Das es)

Id dalam pandangan Freud adalah sifat asli manusia yang jahat dan serakah selalu ingin bersenang – senang dan selalu ingin dipuaskan.

Id merupakan sistem kepribadian yang asli dari dalam diri manusia, id tempat ego dan superego berkembang. Id adalah aspek biologis dan prinsip kesenangan atau kenikmatan (pleasure principle) pada diri manusia seperti; makan, minum, seks dll.

Jika kebutuhan Id tidak terpenuhi energi manusia tidak tersalurkan yang menimbulkan peningkatan ketegangan (tidak menyenangkan), sehingga Id berusaha mengurangi atau mereduksi tegangan.

Dua proses id untuk mereduksi tegangan yaitu tindakan reflek dan proses primer.

• Tindakan reflek adalah tindakan yang dilakukan secara otomatis, segera dan alami atau bawaan manusia dalam mereduksi tegangan biologis dan Id. Seperti berkedip, bersin, batuk.



• Proses primer adalah proses mengurangi ketegangan dengan membentuk bayangan atau khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan tegangan. Contoh : orang yang lapar membayangkan makanan yang enak dan lezat. Pengalaman halusinatorik dimana objek yang diinginkan muncul dala gambaran ingatan atau disebut wish-fulfillment. Contohnya seorang pria menyukai seorang wanita namun ia tidak mendapatkan wanita tersebut maka ia selalu membayangkan memiliki wanita tersebut.

Jika tidak mampu mereduksi tegangan, sehingga proses sekunder berkembang (terbentuk ego).

2. EGO (DAS ICH)

Ego adalah aspek psikologis manusia menyangkut kognitif dan intelektual. Menurut Freud, Ego timbul karena kebutuhan manusia intuk berhubungan bik dengan dunia kenyataan prinsipnya adalah kenyataan (reality principle). Tujuan Ego adalah mencari objek yang tepat untuk mereduksi tegangan sesuai dengan kenyataan yang ada. Ego selalu berpikir realistik dan menyusun rencana serta melakukan pengujian rencana (reality testing).

Ego mengontrol cara yang ditempuh, memilih objek yang memenuhi kebutuhan, serta mengintegrasikan tuntutan Id, superego dan dunia luar.

3. SUPEREGO (DAS UEBER ICH)

Superego sebagai aspek sosiologis pada kepribadian manusia. Superego adalah wakil dari nilai – nilai tradisional dan cita – cita masyarakat yang diajarkan orangtua pada anak melalui perintah dan larangan.

Superego sebagai aspek moral manusia. selalu berusaha ideal dan sempurna dengan nilai moral yang ada di masyarakat dan memutuskan benar atau salah.
Superego berisi dua hal yaitu Conscience (suara hati) dan Ego Ideal

Fungsi superego:
• Merintangi impuls Id yang ditentang masyarakat.
• Mendorong ego menggantikan tujuan realitas menjadi moralitas.
• Mendorong kesempurnaan

Cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah:
1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya.

2) apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan

3) apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional.



Daftar Pustaka

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma.

Friday, April 8, 2011

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Agresif

1. Faktor Ekonomi

Karena persoalan kebutuhan ekonomi seseorang dapat menyakiti orang lain. Contoh : berebut harta warisan.

2. Faktor Karena Kedudukan Yang Terancam

Jika seorang atasan merasa terancam posisi kedudukannya maka ia akan melakukan teori kepemimpinan atribusi yaitu dengan mencari – cari kesalahan bawahannya yang mengancam posisinya dan membuat tekanan terhadap psikologis bawahannya.

3. Faktor Tuntutan Profesi

Contohnya seperti pekerjaan rentenir atau debit kolektor selalu menggunakan agresi secara fisik maupun psikologis ketika korban tidak mau membayar hutang – hutangnya.

4. Faktor Ingin Menguasai Hak Orang Lain

Untuk menguasai hak orang lain digunakan perilaku agresi agar korban mau memberikan hak – haknya kepada pelaku agresi. Contoh : penjajahan Belanda di Indonesia.

5. Faktor Mempertahankan Idealisme

Ketika Idealisme seseorang berusaha diganggu atau ingin digantikan maka orang tersebut akan melawannya.

6. Faktor Sakit Hati Dan Balas Dendam

Seseorang yang pernah disakiti dan mempunyai dendam cenderung akan melakukan agresi suatu saat nanti kepada orang yang menyakitinya.

7. Faktor Kompetisi

Orang yang sedang menjalani suatu kompetisi dalam kondisi sudah merasa akan kalah akan melakukan agresi. Contoh : ketika dua pemuda sedang memperebutkan seorang wanita. Salah satu pemuda merasa akan kalah hebat dengan pemuda satunya maka ia akan melakukan agresi dengan cara menjelek – jelekan saingannya di hadapan wanita itu.

8. Faktor Untuk Eksistensi Diri Atau Kelompok

Agresi dilakukan hanya untuk menunjukan siapa dirinya dan kekuatan dirinya maupun kelompoknya. Contoh : Perloncoan di IPDN yang dilakukan senior kepada junior, tawuran antar pelajar, Tradisi Carok di madura.

9. Faktor Gangguan Psikologis Dan Addiktif Kekerasan

Perilaku agresi yang muncul karena adanya gangguan psikologis seperti orang yang menyukai sadistik hanya untuk kepuasan batin dan karena sudah kecanduan dengan kekerasan dan menyakiti orang lain.

10. Faktor Putus Asa

Karena sudah putus asa tidak dapat memiliki atau melakukan apa yang ia inginkan lalu ia melakukan tindakan agresi agar langsung mendapatkan apa yang ia inginkan.

11. Faktor Perintah Orang Lain

Melakukan agresi karena perintah dari orang lain karena takut dengan orang yang menyuruhnya yang biasanya adalah orang yang mmempunyai kedudukan lebih tinggi.

12. Faktor Karena Ingin Mencari Informasi Dari Korban

Agresi dilakukan karena ingin mencari informasi yang akurat yang sebenarnya dari korban. Contoh : interogasi tahanan perang.

13. Faktor Pengalihan Stress dan Tegangan

Individu yang mengalami stress atau tegangan jika tidak dapat mereduksi tegangan pada hal - hal yang ingin dicapai maka ia akan mengalihkan tujuannya untuk mengurangi tegangannya. Contoh : dimarahi atasan di tempat bekerja dan ia sakit hati. Ingin membalas perlakuan atasannya namun tidak bisa dan akhirnya sesampainya di rumah dia melakukan agresi kepada istrinya atau anaknya.

HUBUNGAN INTERPERSONAL

NAMA : RIZKY FAJAR
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03

No man is an island, entire of itself. Kata John Donne. Malahan kita selalu dipengaruhi oleh orang lain. Tanpa orang lain kita diliputi oleh perasaan terisolasi, seperti seorang tahanan penjara dan pelaut yang terdampar. Dengan adanya orang lain disisi kita bahkan saat frustasi dan kesedihan datang pun perasaan itu dapat dengan mudah ditahan. Ini saatnya saat keintiman dengan orang lain dapat membuat kita merasa seperti berada di tempat yang sangat nyaman didunia.
Satu pikiran yang kita pelajari adalah ada cara berbeda dalam berhubungan dengan yang lainnya. Kita akan membahas ini : The social or fair-exchange model dan the transactional analysis model. Dalam sesi terakhir kita juga akan melihat the role model. Walaupun tidak ada dari model – model tersebut yang dapat menjelaskan semua tentang hubungan kita, tapi dapat kita sadari model tersebut dapat menolong kita menjadi lebih sadar tentang arti dan pengertian dari suatu hubungan setiap harinya.

Social or Fair-exchange Model (sosial atau pertukaran yang adil)

Sesuai dengan model ini, tujuan utama dari hubungan interpersonal adalah saling memuaskan dari kebutuhannya. Kita cenderung untuk menghubungkan dengan hal lain dalam seperti setiap dari kita akan menerima pertukaran yang adil dari apa yang kita taruh dalam hubungan kita dengan orang lain dan apa yang telah kita korbankan.
Rewards (ganjaran hadiah). Reward adalah apa saja yang menguntungkan dari sebuah hubungan yang positif atau baik. Yang tidak dapat dipungkuri dalam hubungan dengan orang lain adalah adanya nilai negatif yang disebut cost (biaya). Ini mungkin terdiri dari dari derajat tingkatan dari penanaman emosional atau jumlah dari waktu dan energi yang digunakan untuk menjaga suatu hubungan atau ini mungkin mengambil bentuk lain dalam bentuk kekecewaan dalam respon yang lain, seperti Reward. Perbedaan antara Reward dan Cost. Ketika reward dari suatu hubungan lebih besar daripada cost yang tak terelakan, kita dapat mengatakan hubungan tersebut dapat menjadi sangat menguntungkan. Ketika cost lebih besar kita akan menganggap hubungannya tidak adil. Yang menjadi dasar reward, cost atau pertukaran yang adil tergantung dari seberapa subjek terpengaruhi secara baik oleh faktor objektif.
Jika ada orang lain yang diluar hubungan menawarkan lebih banyak kepuasan dengan sedikit pengorbanan daripada yang ada sekarang, lalu orang yang seperti itu sedang mengancam hubungan kita yang sekarang. Dalam hal ini mungkin dapat dijelaskan mengapa pendekatan pertukaran yang adil banyak yang terputus karena ada satu hal yang lebih memuaskan dengan biaya atau pengorbanan yang kecil. Hal ini mungkin juga menjelaskan mengapa banyak hubungan yang tidak memuaskan terus berlanjut karena individu tersebut gagal atau tidak dapat melihat hal yang lebih menjanjikan dari orang lain di masa depan.

Model Analisis Tranksaksi

Teori permainan masih menyediakan model dari hubungan yang lainnya. Sesuai dengan pandangan ini. Hubungan dapat dipahami dengan baik sebagai kombinasi dari Inner ego state dan transaksi dari luar.
Ego estate adalah sebuah konsep yang kami gunakan untuk mendeskripsikan hubungan sistem perasaan dari dalam dan persepsi dalam hubungan manifestasi pola perilaku. Hal ini dapat dilihat dan di deteksi dari kata – kata, nada suara, ekspresi wajah, sikap tubuh dan badan. Kepribadian seseorang dapat dipahami dan dihubungkan melalui tiga hal dasar : Masa anak- anak, orangtua dan masa dewasa. Tranksaksi adalah sebuah pertukaran antara individu menyangkut stimulus dan respon antara ego state yang spesifik dari individu.
Masing-masing model ini menyebabkan aspek yang berbeda dari hubungan kita sehari-hari. Model pertukaran mengingatkan kita bahwa kita cenderung untuk mengharapkan pengembalian yang adil pada apa yang kita telah berinvestasi dalam hubungan kita dengan orang lain. Transaksional model komunikasi yang menyoroti kompleksitas yang terlibat dalam hubungan kami, terutama bagaimana kita memanipulasi satu sama lain dalam cara predicable untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Selain cara yang berbeda untuk hubungan pemahaman, kita juga dapat membedakan berbagai tingkat hubungan, dari rendah menjadi lebih intim

Memulai hubungan

Ketika anda pertama kali bertemu seseorang, kecenderung dari kita adalah membentuk kesan luas mengenai bagaimana orang lain atas dasar informasi yang sangat sedikit tentang mereka, berasal dari kebutuhan kita ketahui agar siap untuk merespon. Umumnya kita menganggap seseorang memiliki karakteristik yang kita.
Ketika kami pertama kali bertemu seseorang, kita memperhatikan hal-hal seperti usia, penampilan, jenis kelamin, ras, fisik, dan pakaian dari orang itu. Sayangnya, kesan kita kadang-kadang dirusak oleh stereotip atau generalisasi palsu. Artinya, kita cenderung untuk mengatributkan karakter identik dengan orang-orang dengan kesamaan permukaan, terlepas dari perbedaan yang sebenarnya antara mereka. Sebagai contoh, ada kecenderungan untuk melihat semua orang yang memakai kacamata karena lebih cerdas, rajin, dan dapat diandalkan dibandingkan tidak memakai kacamata
Atraksi interpersonal
Banyak kesan dibentuk dengan mengamati orang lain. Ketika kita mulai berinteraksi dengan orang, bagaimanapun juga kita mendapatkan perasaan yang lebih kuat dari suka atau tidak suka terhadap mereka. Perasaan seperti itu mungkin tampak berubah-ubah pada saat itu, namun sebenarnya hal ini dipengeruhi oleh sejumlah faktor :
1. fisik ini terutama penting dalam tahap awal jika sebuah hubungan. Kita lebih cenderung untuk tertarik pada seseorang yang tinggal dekat kita, menghadiri sekolah yang sama, atau bekerja diperusahaan yang sama kita lakukan.
2. Kesamaan/serupa seseorang terhadap diri kita. serupa adalah cara kita juga unutk mempertinggi daya tarik mereka kepada kita. Sekali kita bertemu orang-orang yang seperti kita dalam hal keyakinan, sikap, atau latar belakang social, kita cenderung lebih tertarik pada mereka daripada seseorang yang kurang seperti kita
Peran bahwa daya tarik fisik bermain di tarik secara keseluruhan interpersonal kami bervariasi sesuai dengan individu, jenis kelamin dan standar budaya. Namun, temuan khas adalah bahwa laki-laki tertarik untuk perempuan atas dasar daya tarik fisik dan daya tarik seks, sementara perempuan tertarik pada laki-laki lebih berdasarkan karakteristik kepribadian dan prestasi dari penampilan fisik


Hubungan peran

Sementara kita pada awalnya tertarik kepada orang lain berdasarkan persepsi tertentu dan perasaan daya tarik, jenis hubungan kita dengan mereka sangat tergantung pada peran sosial, atau perilaku yang diharapkan dan kenyamanan. Yang dimaksud di sini adalah kompatibilitas atau relevansi, hal apa yang tepat untuk dilakukan dalam hubungan.
Contohnya kita dapat percaya ketika menyerahkan uang kepada teller bank. Yang mungkin petugas teller itu asing bagi kita.

Peran kecukupan dan konflik

Persyaratan utama dalam hubungan adalah dengan peran kesesuaian, atau bertindak seperti yang kita harus bertindak
Menurut Erich Fromm kondisi eksistensi manusia yang terdiri dari aspek binatang, dan aspek manusia, menimbulkan macam kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari keterhubungan, transedensi, keberakaran, identitas, kerangka orientasi.
Ketika satu kebutuhan tidak teraktualisasi akan menjadi penghambat. Misalnya dalam hal ini hubungan interpersonal, berkaitan dengan keterhubungan, maka kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Jika seorang individu tidak mencapai kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan maka individu itu akan mengalami isolasi namun sebaliknya jika kebutuhan teraktualisasi maka hubungan yang lebih intim terjadi.

Hubungan intim pribadi

Menurut definisi kamus biasa, keintiman mengacu pada hubungan, kehangatan internal antara dua teman atau kekasih yang dihasilkan dari periode panjang asosiasi. keintiman yang lebih berkaitan dengan kualitas hubungan daripada dengan durasi kontak kita dengan orang lain, walaupun biasanya ada hubungan yang positif antara keduanya.
Keintiman merupakan hubungan pribadi yang erat dengan orang lain, di mana mitra berbagi pemikiran dan perasaan terdalam. Hal ini kebetulan bahwa keintiman sering identik dengan hubungan seksual, karena hubungan seksual biasanya melibatkan erat kontak antara dua orang. Tapi kita mungkin mengalami keintiman interpersonal tanpa hubungan seksual bergender sama seperti pada persahabatan dan hubungan pasien terapis. Di sisi lain, dua orang dapat terlibat dalam hubungan seksual dengan taruhan keterlibatan emosional sangat sedikit, seperti dalam hubungan seks bebas. Namun, bahkan ketika kita mencapai keintiman pribadi kita dengan teman-teman kita, kekasih, atau mitra perkawinan, periode ini biasanya alternatif dengan peran hubungan.

Self-Disclosure (Timbal balik penyikapan diri)

Self-Disclosure timbal balik berkaitan dengan dua atau lebih orang-orang yang dengan sukarela sebagi perasaan dan pemikiran dalam diri mereka. Sepanjang itu adalah perkiraan kepada hubungan, timbal balik yang pada umumnya menyempurnakan keakraban lebih besar. Salah satu faktor yang paling utama di dalam timbal balik penyikapan diri adalah tindakan dirinya sendiri. Timbal balik penyikapan diri maksimum terjadi ketika mitra kedua-duanya menyingkapkan banyak sekitar diri mereka dan juga meminta informasi tentang orang lain pada terus meningkat mengisyaratkan tingkatan. Contohnya dua orang yang berteman lama kemudian salah seorang dari mereka mengungkapkan/bercerita rahasia yang menjadi masalahny, hal ini bisa menjadi gerbang sebuah timbale balik kepercayaan.
Pertukaran seperti itu juga menggambarkan pentingnya kepercayaan di dalam timbal balik penyikapan diri dan keakraban.

Keintiman dan pertumbuhan

Idealnya hubungan intim membantu kedua pasangan tumbuh lebih lengkap sebagai orang. Kasih sayang dan kepercayaan antara mereka memberikan suasana, aman menerima di mana kedua dapat berbagi dan menegaskan diri mereka di lovels semakin lebih dalam kepribadian mereka. Kepuasan kebutuhan dasar mereka untuk keamanan dan penerimaan, dalam istilah Maslow, membebaskan mereka mengaktualisasikan diri dalam hal yang lebih tinggi, kebutuhan pertumbuhan.





Ringkasan

model pertukaran menekankan pentingnya mendapatkan pengembalian yang adil pada apa yang kita telah investasikan dalam hubungan tersebut. model analisis transaksional mengingatkan kita pada kompleksitas transaksi interpesonal sebuah cara kita cenderung untuk memanipulasi satu sama lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Disini juga dibedakan beberapa tingkatan hubungan sesuai dengan tingkat keterlibatan pribadi termasuk hubungan awal.
Dasar daya tarik
· kedekatan fisik
· latar belakang sosial
· karakteristiknya
· daya tarik fisik
· saling menyukai lama-lama meningkat menyukai Anda