Friday, May 18, 2012

Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan

Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan. Menurut Freud (dalam Suryabrata, 1993) mengemukakan lima faktor yang memengaruhi kecemasan, yaitu:

• Frustrasi

Frustrasi merupakan bentuk rintangan atas aktifitas dengan tujuan tertentu. Hal ini didukung oleh pernyataan Daradjat (1990) bahwa frustrasi adalah suatu proses yang menyebabkan individu merasa akan ada suatu hal yang terjadi dan dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya.

• Konflik
Konflik terjadi akibat adanya dua kebutuhan atau lebih yang berlawanan dan harus dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Pernyataan ini didukung oleh Daradjat (1990) bahwa konflik adalah terdapatnya dua dorongan atau lebih yang saling bertentangan dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

• Ancaman
Ancaman adalah adanya bahaya yang harus diperhatikan. Ditambahkan oleh Badudu dan Zein (1994) ancaman merupakan peringatan yang harus diperhatikan dan diatasi agar suatu hal buruk tidak terjadi atau dapat diatasi.

• Harga diri
Harga diri adalah suatu penilaian yang dibuat oleh individu mengenai dirinya sendiri. Harga diri terbentuk karena pengalaman atau interaksi individu dengan lingkungan, bukan sesuatu yang diturunkan.

• Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan individu. Lingkungan yang memberikan dukungan terhadap individu dapat mengurangi tingkat kecemasan individu yang bersangkutan, dukungan yang dimaksud disebut dengan dukungan sosial (Effendi, 1999).

Pengertian Ketidakamanan Kerja (Job Insecurity)

1. Pengertian Ketidakamanan Kerja (Job Insecurity)

Untuk mengetahui definisi ketidakamanan kerja terlebih dahulu Anoraga (2006) menjelaskan tentang persyaratan agar karyawan mempunyai rasa aman di dalam pekerjaannya adalah suasana kerja itu dirasakan sebagai suasana tanpa ada ancaman, ancaman bahwa sebagai karyawan tidak akan dipecat semena-mena tanpa ada alasan yang masuk akal, juga suasana dimengerti oleh atasan.

Greenhalgh dan Rosenbaltt (dalam Barling dan Cooper, 2008) mendefinisikan ketidakamanan kerja (job insecurity) sebagai ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang terancam. Heaney, Israel dan House (dalam Witte, 2005) mendefinisikan ketidakamanan kerja adalah persepsi mengenai potensi ancaman terhadap kelangsungan pekerjaan saat ini.

Klandermans dan Van Vuuran, (dalam Witte, 2005) menjelaskan bahwa titik awal dari ketidakamanan kerja biasanya adalah perkiraan yang subjektif dari peluang/kemungkinan seseorang kehilangan pekerjaannya, misalnya karena perampingan atau penyusutan kerja dan atau kontrak kerja yang sementara dalam suatu organisasi atau perusahaan. Smithson dan Lewis (dalam Ratnaningsih, 2009) mengartikan job insecurity sebagai kondisi psikologis seorang karyawan yang menunjukan rasa bingung atau rasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Hal ini dirasakan oleh para karyawan kontrak yang selalu berpindah-pindah kerja, mereka merasa bingung dengan struktur organisasi, lingkungan kerja dan tugas yang selalu berubah sehingga mereka merasa tidak aman karena tidak ada kepastian.

Dari berbagai definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketidakamanan kerja (job insecurity) adalah perasaan ketidakamanan kerja karena adanya ancaman mengenai kelangsungan bekerja atau ancaman kehilangan pekerjaan di waktu yang akan datang yang menyebabkan berbagai gangguan psikologis dan fisiologis orang yang merasakannya yang biasanya dialami oleh para karyawan kontrak.


Daftar Pustaka

Anoraga, Pandji. (2006). Psikologi Kerja. Jakata : PT. Rineka Cipta.
Barling, Julian. & Cooper, L., Cary. (2008). The SAGE Handbook of Organizational Behaviour. London : SAGE Publications.
Ratnaningsih, Endang. (2009). Restrukturisasi pada masa krisis ekonomi global tahun 2008 dalam hubungannya terhadap turnover intention karyawan dengan job insecurity sebagai variabel pemoderasi. AKMENIKA UPY, 3, 1-23.

Tuesday, May 8, 2012

GEJALA-GEJALA KECEMASAN

Gejala-Gejala Yang Mengidentifikasikan Kecemasan

Atwater (1983) mengemukakan gejala-gejala umum yang biasanya terdapat pada kecemasan, yaitu :

a. Gejala Emosi
Gejala yang timbul berkaitan dengan emosi. Emosi yang timbul adalah suasana hati yang muram, perasaan sedih yang mendadak, kehilangan minat terhadap aktivitas sosial atau rekreasi yang biasa dilakukan, ketegangan, lekas marah.

b. Gejala fisiologis
Kecemasan yang diasosiasikan dengan perubahan-perubahan pada organ dan sistem tubuh, seperti pada sistem saraf endokrin, denyut jantung, aliran darah, keadaan tegang, pusing, bernafas lebih cepat, sakit disekitar dada dan perut dengan atau tanpa symptom lainnya seperti sakit punggung, sakit kepala, mual, iritasi pada kulit seperti jerawat.

c. Gejala Kognitif
Memikirkan hal-hal yang negatif tentang yang akan terjadi akan menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan ketakutan menghadapi sesuatu yang akan datang. Sukar berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong karena cemas, sulit tidur dan sulit mengambil keputusan.

Blackburn dan Davidson (1994) membuat sebuah tabel analisis fungsional gangguan kecemasan yang melukiskan berbagai fungsi yang dapat dipengaruhi oleh gangguan kecemasan, tabel analisis fungsional gangguan kecemasan :
Symptoma-symptoma psikologis

a. Suasana hati
Kecemasan, mudah marah, perasaan sangat tegang.
b.Pikiran
Khawatir, sukar berkomunikasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
c. Motivasi
Menghindari situasi, ketergantungan tinggi, ingin melarikan diri.
d. Perilaku
Gelisah, gugup, kewaspadaan yang berlebihan.
e. Gejala biologis
Gerakan stomatis meningkat, misalnya : berkeringat, gemetar, pusing. Berdebar-debar, mual, mulut kering.


referensi :

Atwater, E (1983). Psychologi of Adjustment: Personal Growth In Changing World (2nd ed). New Jersey : Prentco-Hall Inc.

Blackburn, IVY., Marie & Davidson, M., Kate (1994). Cognitive therapy For Depresion & Anxiety. Semarang : IKIP Semarang Press.

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Menurut Atwater (1983) kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan. Perasaan untuk memperkirakan sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi. Ketakutan (fear) dan kecemasan seringkali dialami bersamaan. Adapun kekhawatiran merupakan bagian lain dari kecemasan.
Menurut Wolman (1994) kecemasan adalah keadaan yang menyebabkan perasaan tegang, takut dan khawatir akan adanya sesuatu yang tidak menyenangkan.yang akan terjadi dan keraguan akan kemampuan mereka untuk dapat mengatasinya.
American Psychiatric Association (dalam Barlow dan Durand, 2005) mendefinisikan kecemasan sebagai suasana jiwa, keadaan negatif ditandai dengan gejala fisik dari ketegangan fisik dan ketakutan tentang masa depan.
Sarason (dalam Spielberger, 1998) kecemasan, emosi dasar manusia, isyarat dari ketidakpastian atau ancaman dalam lingkungan, sudah digambarkan dalam literatur sebagai salah satu reaksi paling luas dan penting untuk stress yang dialami oleh manusia
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan, kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang membuat ketegangan pada jiwa dan fisik manusia, disebabkan oleh adanya ketidakpastian dan ancaman di masa depan.

2. Jenis-Jenis Kecemasan

Freud (dalam Suryabrata, 2008) mengemukakan adanya tiga macam kecemasan yaitu :

a. Kecemasan Realistis
Kecemasan atau ketakutan yang realistis, atau takut akan kenyataan.

b. Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah kecemasan kalau-kalau instink-instink tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum. Kecemasan ini sebenarnya mempunyai dasar di dalam realitas, karena dunia sebagaimana diwakili oleh orang tua dan lain-lain orang yang memegang kekuasaan itu menghukum anak yang melakukan tindakan impulsif.

c. Kecemasan Moral
Orang yang superegonya baik cenderung untuk merasa dosa apabila dia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan ini mempunyai dasar realitas; karena di masa yang lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral dan mungkin akan mendapatkan hukuman lagi

REFERENSI

Atwater, E (1983). Psychologi of Adjustment: Personal Growth In Changing World (2nd ed). New Jersey : Prentco-Hall Inc.
Barlow, H., David. & Durand, V., Mark. (2005). Abnormal Psychologi An Integrative Approach. California : Thomsom Wadsworth.
Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Wolman. B.B. (1994) Anxiety and Related Disorder, A Hand Book. New York : John Wiley & Sons Inc.