NAMA : RIZKY FAJAR
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
Definisi Post-Traumatic Stress Disorder
National Institute of Mental Health (NIMH) mendefinisikan PTSD sebagai gangguan berupa kecemasan yang timbul setelah seseorang mengalami peristiwa yang mengancam keselamatan jiwa atau fisiknya. Peristiwa trauma ini bisa berupa serangan kekerasan, bencana alam yang menimpa manusia, kecelakaan atau perang
Gejala Post-Traumatic Stress Disorder
Gejala-gejala Stres pasca trauma adalah sebagai berikut:
1. Terdapat stressor yang berat dan jelas (kekerasan, perkosaan, bencana, perang,dll), yang akan menimbulkan gejala penderitaan yang berarti bagi hampir setiap orang.
2. Penghayatan yang berulang dari trauma itu
3. Pengumpulan respon terhadap, atau berkurangnya hubungan dengan dunia luar, yang mulai beberapa waktu sesudah trauma.
4. Paling sedikit ada dua dari gejala-gejala berikut ini yang tidak ada sebelum trauma terjadi, yaitu:
• Kewaspadaan atau reaksi terkejut berlebihan
• Gangguan tidur (disertai mimpi-mimpi yang mengelisahkan)
• Perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang lain tidak, atau merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukannya agar tetap hidup
• Kesukaran konsentrasi
• Penghindaraan diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang peristiwa traumatik itu.
Post-Traumatic Stress Disorder Pada Korban Gempa dan Tsunami Jepang
Bencana gempa dan tsunami berkekuatan 8,9 SR pada Jumat 11 Maret 2011 menghantam timur laut Jepang dan menyebabkan banyak korban, kebakaran, dan tsunami sekitar 4 meter. Gempa susulanpun masih terus terjadi sepanjang hari itu.
Korban yang selamat telah menyaksikan dan mengalami suatu bencana yang sangat luar biasa. bukan hanya kehilangan harta benda dan tempat tinggal namun juga mereka kehilangan orang – orang yang mereka cintai.
Banyak korban yang mengalami stress berat yang berupa selalu dalam ketakutan berat saat terjadi gempa susulan setelah gempa 8,9 SR di jepang berakhir namun gempa susulan terus terjadi hal ini membuat para warga jepang menjadi trauma akan gempa dan membuat mereka selalu dalam ketakutan besar. Seperti yang dimuat dalam Koran Kompas 12 Maret 2011 “sekarang, warga jepang takut gempa”. Hal ini membuktikan bahwa efek trauma yang ditimbulkan gempa di jepang sangatlah besar hingga membuat warga jepang yang terkenal dengan “negeri gempa” karena sudah terbiasa dengan gempa menjadi sangat takut terhadap gempa.
Stress karena kehilangan keluarga yang dicintai. Banyak korban jiwa yang jatuh membuat duka mendalam bagi korban yang selamat. Kehilangan hampir semua keluarganya membuat para korban menjadi depresi, murung, sedih dan putus asa serta timbulnya rasa bersalah mengapa ia tidak dapat menyelamatkan keluarganya dari bahaya.
Stress saat berada di penampungan pengungsian stress berupa tubuh tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan pengungsian yang tidak nyaman menimbulkan penolakan diri untuk berada di pengungsian namun ia tidak mempunyai pilihan lain karena tempat tinggalnya telah hancur. Dan menimbulkan perasaan terasing dengan lingkungan sekitarnya.
Ingatan tentang bagaimana sulitnya korban bertahan hidup membuatnya selalu mengingat kejadian buruk tersebut dan menimbulkan perasaan selalu di hantui kejadian buruk yang menimbulkan trauma.
Pencegahan Post-Traumatic Stress Disorder
Ingatan – ingatan tentang kejadian buruk tersebut harus segera dialihkan dengan kegiatan – kegiatan positif. Seperti kegiatan konseling yang dilakukan para relawan untuk korban, permainan untuk anak – anak korban, doa bersama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, perhatian lebih dari pemerintah dan berbagai kegiatn yang dapat membuat mereka tidak selalu mengingat kejadian tersebut
NAMA : RIZKY FAJAR
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
Daftar Pustaka
Hawari, Dadang. 1996.Al-Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. hal 416-417. Yogyakarta: Victory Jaya Abadi.
Koran Kompas edisi 12 Maret 2011.
http://www.peduli-trauma.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=90
di akses pada : 22 maret 2011. Pukul : 17.00
Thursday, March 24, 2011
Tuesday, March 15, 2011
PENYESUAIAN DIRI, PERTUMBUHAN PERSONAL DAN ARTI PENTING STRESS BAGI MANUSIA
NAMA : RIZKY FAJAR
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
PENYESUAIAN DIRI
Tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Menurut Davidoff penyesuaian merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
1. Penyesuaian Pribadi
Adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ciri – cirinya adalah dapat sepenuhnya menerima siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya jarak antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Jarak inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
2. Penyesuaian Sosial
Di dalam masyarakat terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya. Penyesuaian sosial seseorang adalah bagaimana ia dapat dan mau mematuhi peraturan dan norma – norma di dalam masyarakatnya.
PERTUMBUHAN PERSONAL
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak langsung terbentuk, akan tetapi melalui proses pertumbuhan dan berbagai faktor – factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. faktor alamiah dan naluriah
faktor ini berdasarkan pada kemampuan seseorang yang muncul karena faktor alamiah dan naluriah sebagai manusia. Faktor ini lebih dipengaruhi oleh kebutuhan biologis manusia yang mengeluarkan insting untuk dipenuhi langsung agar tidak menimbulkan tegangan dalam dirinya. Seperti teori Id, Ego dan Superego dari sigmund freud. Dimana teorinya menyebutkan manusia didasarkan oleh kebutuhan biologisnya sepeti makan, minum, seks dan lainnya. Pada usia selanjutnya id dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua keinginannya dapat terpenuhi kenyataan tersebut disebut ego. Pada tingkat selanjutnya manusia diajarkan mengenai norma – norma dan aturan yang disebut superego.
Jadi di faktor alamiah dan naluriah manusia tumbuh melalui insting untuk memenuhi kebutuhan biologisnya
2. faktor sosial budaya
manusia berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan budayanya. Kepribadian dibentuk oleh gagasan – gagasan, kepercayaan – kepercayaan, nilai - nilai, norma – norma yang diajarkan kepada individu yang ada di di dalamnya.
3. faktor konvergensi
bahwa individu pada setiap tahapan usia mempunyai tujuan untuk di mencapai suatu kepandaian, keterampilan, pengetahuan, sikap dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan tuntutan dari masyarakat. Jadi faktor konvergensi adalah faktor keunikan dan kemampuan dalam diri individu yang sudah ada sejak lahir yang dapat berkembang seiring waktu.
ARTI PENTING STRESS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Nenek moyang kita bergantung pada respons stress untuk hidup. Misalnya mereka melarika diri dari pemangsa, melawan musuh dan bertahan hidup di dunia yang tidak bersahabat. Mereka dapat bertahan hidup bila mereka berhasil merespons peristiwa yang mengancam kehidupan. Sebaliknya, sebagian di antara mereka musnah karena tidak memiliki respons yang sama.
Pada awal peradaban manusia, stress menjadi mekanisme pertahanan hidup. Saat ini stress justru menjadi penyebab berbagai rasa sakit dan penyakit dalam dunia modern.
Gejala Stress
Reaksi stress adalah kondisi yang ditandai adanya ketegangan fisik dan konflik yang berlangsung terus menerus.
Setiap reaksi yang kita miliki belum tentu merupakan gejala stress. Reaksi setiap orang pasti berbeda – beda. Apa yang menjadi tanda stress bagi seseorang mungkin merupakan pertanda penyakit bagi orang lain. Gejala – gejala stress dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu fisik, emosi dan perilaku.
Pada dasarnya, setiap orang yang mempunyai respons yang sama terhadap stress. Seberapa besar pengaruh respons stress pada dirikita bergantung spenuhnya pada penanganan yang kita lakukan.mempunyai pandangan bahwa stress merupakan sesuatu yang membangun dan bukan sebaliknya adalah langkah pertama untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dan bebas stress.
Toleransi Terhadap Stress
Beberapa orang mampu bekerja lebih baik di bawah tekanan atau karena adanya persaingan. Kelihatannya mereka lebih puas bila dapat menepati tenggat, mengejar target penjualan atau melakukan sesuatu yang menimbulkan perasaan bergairah dalam hidup mereka. Mereka adalah sebagian kecil orang yang beranggapan stress tidak perlu menjadi hal yang merugikan dan bahwa stress dapat menjadi bagian dari kehidupan yang sehat dan produktif. Bagi orang semacam ini, toleransi terhadap stress secara otomatis mengubah situasi negatif menjadi positif.
Salah satu teori stress yang paling populer menyatakan bahwa individu yang toleran terhadap stress memilki sikap hidup yang terkendali, mempunyai komitmen dan peka terhadap tujuan. Namun individu yang cenderung mengalami stress merasa tidak berdaya terhadap peristiwa – peristiwa di sekitarnya. Secara umum kita dapat mengatakan stress yang baik berasal dari situasi yang dapat kita kendalikan sedangkan yang buruk berasal dari situasi yang tidak dapat kita kendalikan.
Persepsi stress dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain usia, kecerdasan, penghasilan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan sebagainya. Misalnya, kita dituntut untuk memecahkan masalh yang sulit. Kita tidak akan begitu merasa terbebani bila kita memiliki tingkat pendidikan dan kecerdasan yang memadai untuk memecahkan masalah tersebut. Pada hakikatnya persepsi kita terhadap stress adalah faktor penting dalam menentukan perlakuan kita terhadapnya.
Tipe – Tipe Stress
Pada dasarnya, ada tiga tipe individu. Pertama orang yang tidak dapat menjalani hiduptanpa gaya hidup yang penuh stress. Kedua, orang yang tidak dapat menjalani hidup tanpa rasa damai dan tenang. Ketiga, orang yang mampu menjalani hidup secara sempurna, dengan atau tanpa stress. Stress dalam kadar tertentu penting bagi kesehatan normal asalkan tidak melebihi kemampuan pribadi kia untuk mengatasinya.
Sebagian dari kita merasa tidak berdaya dan terasing karena tidak dapat atau tidak akan mengontrol berbagai peristiwa dalam hidup ini. Semua perasaan ini menjadi semakin intens dan dapat berakibat menjadi masalah emosional secara terus – menerus ke arah serius menjadi suatu penyakit fisik sperti serangan jantung, hipertensi dan penyakit psikologis seperti depresi, skizofrenia dan lainnya.
Akibat dari Stress
1. Menurunnya imunitas tubuh.
Imunitas adalah kondisi tubuh yang memiliki daya tahan terhadap partikel atau zat asing yang masuk kedalamnya. Penelitian menunjukan bahwa orang yang sedang stress imunitas tubuhnya menurun dan gampang terkena penyakit.
2. Sakit dan penyakit terkait stress
Sederet penyakit dipercaya timbul setelah terpapar pada stress dalam kurun waktu lama. Misalnya jantung koroner, darah tinggi, sakit ginjal dan penyempitan nadi dan beberapa penyakit lainnya.
3. Disfungsi seksual
Salah satu penyebab munculnya masalah seksual adalah stress emosional.
4. Bunuh diri
Penelitian menunjukan bahwa individu yang bunuh diri biasanya pernah mengalami stress berat sebelumnya dan merasa tidak berguna dan tidak berdaya lagi.
Cara Agar Toleran Terhadap Stress
Toleransi stress dimulai di otak, disinilah kita harus mengubah pengkondisian yang diperlukan untuk menjadi toleran terhadap stress. Dalam tahap ini ada lima gambaran mental yang harus ada agar stress berproses untuk kita. Gambaran mental tersebut adalah:
1. Saya merasa berprestasi dan kuat ketika saya merasa komit dan terlibat.
Ketika kita komit terhadap apa yang kita kerjakan kita mengembangkan raa bernilai yang penting dalam cara kita memandang diri dan apa yang sedang kita kerjakan.
2. Saya menemukan perubahan dan/atau menantang pengalaman yang mengejutkan dan menghasilkan imbalan
Raihlah kebiasaan berpikir bahwa perubahan atau tantangan merupakan hal yang menggairahkan dan menghasilkan imbalan. Semakin sering melakukannya semakin hilang perasaan negatif kita.
3. Saya merasakan kuasa yang memberdayakan ketika saya mengendalikan situasi
memiliki kendali atas peristiwa dan situasi merupakan sikap terpenting dan mendasar untuk mengubah stress negatif
4. Stress memunculkan kualitas dalam diri saya sehingga sya menjadi orang yang paling produktif dan berharga
bayangkan bahwa stress menjadi baterai yang memberdayakan dan kita dapat mencapai potensi maksimal tanpa stress tersebut.
5. Saya dapat mengubah situasi yang penuh stress menjadi menjadi sesuatu yang positif
sikap percaya bahwa kita selalu bisa merubah hal menjadi positif.
Daftar Pustaka
Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.
Sarwono, W, Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
S, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offse : Bandung.
NAMA : RIZKY FAJAR
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
PENYESUAIAN DIRI
Tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Menurut Davidoff penyesuaian merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
1. Penyesuaian Pribadi
Adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ciri – cirinya adalah dapat sepenuhnya menerima siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya jarak antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Jarak inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
2. Penyesuaian Sosial
Di dalam masyarakat terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya. Penyesuaian sosial seseorang adalah bagaimana ia dapat dan mau mematuhi peraturan dan norma – norma di dalam masyarakatnya.
PERTUMBUHAN PERSONAL
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak langsung terbentuk, akan tetapi melalui proses pertumbuhan dan berbagai faktor – factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
1. faktor alamiah dan naluriah
faktor ini berdasarkan pada kemampuan seseorang yang muncul karena faktor alamiah dan naluriah sebagai manusia. Faktor ini lebih dipengaruhi oleh kebutuhan biologis manusia yang mengeluarkan insting untuk dipenuhi langsung agar tidak menimbulkan tegangan dalam dirinya. Seperti teori Id, Ego dan Superego dari sigmund freud. Dimana teorinya menyebutkan manusia didasarkan oleh kebutuhan biologisnya sepeti makan, minum, seks dan lainnya. Pada usia selanjutnya id dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua keinginannya dapat terpenuhi kenyataan tersebut disebut ego. Pada tingkat selanjutnya manusia diajarkan mengenai norma – norma dan aturan yang disebut superego.
Jadi di faktor alamiah dan naluriah manusia tumbuh melalui insting untuk memenuhi kebutuhan biologisnya
2. faktor sosial budaya
manusia berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan budayanya. Kepribadian dibentuk oleh gagasan – gagasan, kepercayaan – kepercayaan, nilai - nilai, norma – norma yang diajarkan kepada individu yang ada di di dalamnya.
3. faktor konvergensi
bahwa individu pada setiap tahapan usia mempunyai tujuan untuk di mencapai suatu kepandaian, keterampilan, pengetahuan, sikap dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan tuntutan dari masyarakat. Jadi faktor konvergensi adalah faktor keunikan dan kemampuan dalam diri individu yang sudah ada sejak lahir yang dapat berkembang seiring waktu.
ARTI PENTING STRESS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Nenek moyang kita bergantung pada respons stress untuk hidup. Misalnya mereka melarika diri dari pemangsa, melawan musuh dan bertahan hidup di dunia yang tidak bersahabat. Mereka dapat bertahan hidup bila mereka berhasil merespons peristiwa yang mengancam kehidupan. Sebaliknya, sebagian di antara mereka musnah karena tidak memiliki respons yang sama.
Pada awal peradaban manusia, stress menjadi mekanisme pertahanan hidup. Saat ini stress justru menjadi penyebab berbagai rasa sakit dan penyakit dalam dunia modern.
Gejala Stress
Reaksi stress adalah kondisi yang ditandai adanya ketegangan fisik dan konflik yang berlangsung terus menerus.
Setiap reaksi yang kita miliki belum tentu merupakan gejala stress. Reaksi setiap orang pasti berbeda – beda. Apa yang menjadi tanda stress bagi seseorang mungkin merupakan pertanda penyakit bagi orang lain. Gejala – gejala stress dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu fisik, emosi dan perilaku.
Pada dasarnya, setiap orang yang mempunyai respons yang sama terhadap stress. Seberapa besar pengaruh respons stress pada dirikita bergantung spenuhnya pada penanganan yang kita lakukan.mempunyai pandangan bahwa stress merupakan sesuatu yang membangun dan bukan sebaliknya adalah langkah pertama untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dan bebas stress.
Toleransi Terhadap Stress
Beberapa orang mampu bekerja lebih baik di bawah tekanan atau karena adanya persaingan. Kelihatannya mereka lebih puas bila dapat menepati tenggat, mengejar target penjualan atau melakukan sesuatu yang menimbulkan perasaan bergairah dalam hidup mereka. Mereka adalah sebagian kecil orang yang beranggapan stress tidak perlu menjadi hal yang merugikan dan bahwa stress dapat menjadi bagian dari kehidupan yang sehat dan produktif. Bagi orang semacam ini, toleransi terhadap stress secara otomatis mengubah situasi negatif menjadi positif.
Salah satu teori stress yang paling populer menyatakan bahwa individu yang toleran terhadap stress memilki sikap hidup yang terkendali, mempunyai komitmen dan peka terhadap tujuan. Namun individu yang cenderung mengalami stress merasa tidak berdaya terhadap peristiwa – peristiwa di sekitarnya. Secara umum kita dapat mengatakan stress yang baik berasal dari situasi yang dapat kita kendalikan sedangkan yang buruk berasal dari situasi yang tidak dapat kita kendalikan.
Persepsi stress dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain usia, kecerdasan, penghasilan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan sebagainya. Misalnya, kita dituntut untuk memecahkan masalh yang sulit. Kita tidak akan begitu merasa terbebani bila kita memiliki tingkat pendidikan dan kecerdasan yang memadai untuk memecahkan masalah tersebut. Pada hakikatnya persepsi kita terhadap stress adalah faktor penting dalam menentukan perlakuan kita terhadapnya.
Tipe – Tipe Stress
Pada dasarnya, ada tiga tipe individu. Pertama orang yang tidak dapat menjalani hiduptanpa gaya hidup yang penuh stress. Kedua, orang yang tidak dapat menjalani hidup tanpa rasa damai dan tenang. Ketiga, orang yang mampu menjalani hidup secara sempurna, dengan atau tanpa stress. Stress dalam kadar tertentu penting bagi kesehatan normal asalkan tidak melebihi kemampuan pribadi kia untuk mengatasinya.
Sebagian dari kita merasa tidak berdaya dan terasing karena tidak dapat atau tidak akan mengontrol berbagai peristiwa dalam hidup ini. Semua perasaan ini menjadi semakin intens dan dapat berakibat menjadi masalah emosional secara terus – menerus ke arah serius menjadi suatu penyakit fisik sperti serangan jantung, hipertensi dan penyakit psikologis seperti depresi, skizofrenia dan lainnya.
Akibat dari Stress
1. Menurunnya imunitas tubuh.
Imunitas adalah kondisi tubuh yang memiliki daya tahan terhadap partikel atau zat asing yang masuk kedalamnya. Penelitian menunjukan bahwa orang yang sedang stress imunitas tubuhnya menurun dan gampang terkena penyakit.
2. Sakit dan penyakit terkait stress
Sederet penyakit dipercaya timbul setelah terpapar pada stress dalam kurun waktu lama. Misalnya jantung koroner, darah tinggi, sakit ginjal dan penyempitan nadi dan beberapa penyakit lainnya.
3. Disfungsi seksual
Salah satu penyebab munculnya masalah seksual adalah stress emosional.
4. Bunuh diri
Penelitian menunjukan bahwa individu yang bunuh diri biasanya pernah mengalami stress berat sebelumnya dan merasa tidak berguna dan tidak berdaya lagi.
Cara Agar Toleran Terhadap Stress
Toleransi stress dimulai di otak, disinilah kita harus mengubah pengkondisian yang diperlukan untuk menjadi toleran terhadap stress. Dalam tahap ini ada lima gambaran mental yang harus ada agar stress berproses untuk kita. Gambaran mental tersebut adalah:
1. Saya merasa berprestasi dan kuat ketika saya merasa komit dan terlibat.
Ketika kita komit terhadap apa yang kita kerjakan kita mengembangkan raa bernilai yang penting dalam cara kita memandang diri dan apa yang sedang kita kerjakan.
2. Saya menemukan perubahan dan/atau menantang pengalaman yang mengejutkan dan menghasilkan imbalan
Raihlah kebiasaan berpikir bahwa perubahan atau tantangan merupakan hal yang menggairahkan dan menghasilkan imbalan. Semakin sering melakukannya semakin hilang perasaan negatif kita.
3. Saya merasakan kuasa yang memberdayakan ketika saya mengendalikan situasi
memiliki kendali atas peristiwa dan situasi merupakan sikap terpenting dan mendasar untuk mengubah stress negatif
4. Stress memunculkan kualitas dalam diri saya sehingga sya menjadi orang yang paling produktif dan berharga
bayangkan bahwa stress menjadi baterai yang memberdayakan dan kita dapat mencapai potensi maksimal tanpa stress tersebut.
5. Saya dapat mengubah situasi yang penuh stress menjadi menjadi sesuatu yang positif
sikap percaya bahwa kita selalu bisa merubah hal menjadi positif.
Daftar Pustaka
Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.
Sarwono, W, Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
S, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offse : Bandung.
NAMA : RIZKY FAJAR
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
Sunday, March 6, 2011
KESEHATAN MENTAL MENURUT ROGERS, FROMM DAN MASLOW
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
KEPRIBADIAN MENURUT ROGERS
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak di kontrol oleh peristiwa – peristiwa masa kanak – kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan, penyapihan atau pengalaman – pengalaman seks sebelum waktunya.masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau. Tapi Rogers mengatakan bahwa pengalaman – pengalaman lampau kita dapat mempengaruhi bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannnya mempengaruhi tingkat psikologis kita.
A. Motivasi Orang Yang Sehat : Aktualisasi Diri
Aktualiasasi diri merupakan dorongan dan kebutuhan fundamental manusia. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat – sifat serta potensi – potensi psikologisnya yang unik. Rogers percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang di bawa sejak lahir untuk menciptakan dan bahwa hasil cptaan yang sangat penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang – orang yang sehat daripada oleh orang – orang yang sakit secara psikologis.
B. Perkembangan Diri
Self Concept
Self concept yaitu pada saat masa kanak – kanak manusia mengembangkan kemampuan unuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba da diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia.
Regard
Positive Regard
Positif regard adalah penghargaan berupa kasih sayang dan cinta serta persetujuan orang lain dari apa yang telah dilakukan oleh anak. Positif regard biasanya di peroleh dari orang terdekat seperti keluarga dan yang paling utama menurut Rogers adalah Ibu.
C. Conditional Positive Regard
Anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. karena dia takut bebuat salah dan mengecewakan yang akan membuatnya menerima celaan dari orang lain. Maka keinginan untuk mendapatkan positif regardnya lebih kuat maka anak akan bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri. Anak dalam situasi ini disebut oleh Rogers Conditional Positive Regard.
Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik menurut orang – orang disekitarnya.
D. Syarat Utama Timbulnya Kepribadian Sehat Menurut Rogers Adalah Unconditional Positive Regard.
Hal ini berkembang apabila Ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Cinta dan kasih sayang ini di berikan dengan bebas ini, dan sikap yang ditampilkannya bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang di internalisasikan, sam seperti halnya sikap – sikap ibu yang memperlihatkan conditional positif regard diinternalisasi oleh anaknya tapi tanpa mengorbankan aktualisasi diri. Karena anak tersebut tidak perlu takut atau merasa bersalah dalam mengembangkan diri dalam berperilaku.
Anak – anak yang tumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat – syarat untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain dan tidak akan ada ketidak harmonisan antara diri dan persepsi terhadap kenyataan.
Anak tersebut juga akan menjadi diri yang flexibel dan terbuka kepada semua pengalaman baru.dan menjadi orang yang bebas mengaktualisasikan diri dan mengembangkan seluruh potensinya.
E. Orang Yang Berfungsi Sepenuhnya
Kepribadian yang sehat menurut Rogers bukanlah merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arh bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus, tidak pernah merupakn suatu kondisi selesai atau statis. Tujuannya yakni orientasi ke masa depan yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri sendiri.
Lima Sifat Orang Yang Berfungsi Sepenuhnya Menurut Rogers
1. Keterbukaan Pada Pengalaman
Seseorang yang berjiwa sehat kepribadiannya flexibel, tidak hanya mau menerima pengalaman – pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan – kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya kepribadian yang defensif yang hanya beroperasi menurut syarat – syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang peranan – peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman – pengalaman tertentu.
2. Kehidupan Esensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara yang persis sama. Maka dari itu, ada kegembiraan karena setiap pengalaman tersingkap.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seluruh kepribadian seperti sadar, tak sadar, emosional dan juga intelektual digunakan untuk mencapai suatu keputusan dengan baik dan tepatdan karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka orang – orang yang sehat percaya akan keputusan mereka seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat jiwanya dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan.
5. Kreativitas
Orang – orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan – peryang drastis dalam kondisi – kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan – perubahan.
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT FROMM
Menurut Fromm kondisi dasar eksistensi manusia ada 2 aspek :
1. Aspek Binatang
Memiliki kebutuhan fisiologis tertentu yang harus segera dipuaskan.
2. Aspek Manusia
Memiliki kesadaran diri, pikiran dan daya khayal
Kondisi eksistensi manusia tersebut menimbulkan 5 kebutuhan :
1. Keterhubungan
Kebutuhan orang untuk berhubungan dengan orang lain ( saling mencintai, menghargai ) dengan membentuk kelompok
Contoh : keluarga, masyarakat, peer group.
2. Transedensi
Kebutuhan yang menyebabkan manusia memiliki daya kreatif guna menciptakan sesuatu yang baru terutama berwujud kebudayaan.
3. Keterberakaran
Kebutuhan manusia untuk bersatu yang menyebabkan manusia ingin menjadi bagian yang integral dengan dunianya.
Contoh : lingkungan dunia keseluruhan, sesama dan akhirnya dengan tuhan
4. Identitas
Menjadikan manusia individual berbeda dengan yang lain.
5. Kerangka Orientasi
Kebutuhan mengenai cara – cara yang ditetapkan dalam memandang, memahami dunianya atau dirinya.
Kebutuhan – kebutuhan batin tersebut ditambah dengan tuntutan dari luar menyebabkan individu mengembangkan karakter sosial dengan memenuhi harapan – harapan masyarakat.
5 tipe karakter individu :
Produktif :
1. Produktif ( The Produktive Orientation )
Seseorang yang bisa mengembangkan potensi dirinya secara penuh.
Non Produktif :
2. Reseptif ( Receptive Orientation )
Individu yang cenderung mencari dukungan support dari orang lain
3. Eksploitatif ( The Eksploitative Orientation )
Individu yang sengaja mengambil nilai dari luar, tetapi caranya merebut ( memanfaatkan, menggunakan )
4. Penimbunan ( The Boarding Orientation )
Individu cenderung mengumpulkan sesuatu sebagai milik dirinya. Penggambaran seseorang yang mengukur rasa aman dengan apa yang dikumpulkannya atau dimilikinya.
5. Pemasaran ( The Marketing Orientation )
Seseorang yang hanya membuat dirinya laku sebagai barang dagangan yang dijual/ditukar dengan keberhasilan,
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT MASLOW
Maslow mempelajari berapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia yang penuh.
A. Dorongan kepribadian yang sehat
Menurut Maslow kita didorong oleh kebutuhan – kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir yang tersusun dala suatu tingkat dari yang paling kuat sampai ke yang paling lemah.
B. Menurut Maslow kepribadian sehat adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
2. Kebutuhan akan rasa aman:
Mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Maslow percaya kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang bersifat rutin dan dapat diramalkan.
3. Kebutuhan – Kebutuhan Akan Memiliki Dan Cinta
Apabila kita mencapai suatu tingkat tertentu dari rasa aman dan jaminan, maka kita di gerakan untuk memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta. Kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai – nilai dan sifat – sifat agar mendapatkan perasaan saling memiliki. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri.
Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal - hal itu telah terpuaskan.
6. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
C. Metamotivation
Metamotivation adalah suatu dorongan sma sekali tidak berperan. Maslow menulis “ Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”. Dengan kata lain, orang – orang yang mengaktualisasi diri tidak berjuang melainkan berkembang.
Maksudnya adalah sebagai manusia kita dalam menuju kepribadian sehat tidak melalui proses berjuang melainkan melalui proses berkembangnya kita sebagai manusia.
Daftar Pustaka
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
KEPRIBADIAN MENURUT ROGERS
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak di kontrol oleh peristiwa – peristiwa masa kanak – kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan, penyapihan atau pengalaman – pengalaman seks sebelum waktunya.masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau. Tapi Rogers mengatakan bahwa pengalaman – pengalaman lampau kita dapat mempengaruhi bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannnya mempengaruhi tingkat psikologis kita.
A. Motivasi Orang Yang Sehat : Aktualisasi Diri
Aktualiasasi diri merupakan dorongan dan kebutuhan fundamental manusia. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat – sifat serta potensi – potensi psikologisnya yang unik. Rogers percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang di bawa sejak lahir untuk menciptakan dan bahwa hasil cptaan yang sangat penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang – orang yang sehat daripada oleh orang – orang yang sakit secara psikologis.
B. Perkembangan Diri
Self Concept
Self concept yaitu pada saat masa kanak – kanak manusia mengembangkan kemampuan unuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba da diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia.
Regard
Positive Regard
Positif regard adalah penghargaan berupa kasih sayang dan cinta serta persetujuan orang lain dari apa yang telah dilakukan oleh anak. Positif regard biasanya di peroleh dari orang terdekat seperti keluarga dan yang paling utama menurut Rogers adalah Ibu.
C. Conditional Positive Regard
Anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. karena dia takut bebuat salah dan mengecewakan yang akan membuatnya menerima celaan dari orang lain. Maka keinginan untuk mendapatkan positif regardnya lebih kuat maka anak akan bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri. Anak dalam situasi ini disebut oleh Rogers Conditional Positive Regard.
Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik menurut orang – orang disekitarnya.
D. Syarat Utama Timbulnya Kepribadian Sehat Menurut Rogers Adalah Unconditional Positive Regard.
Hal ini berkembang apabila Ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Cinta dan kasih sayang ini di berikan dengan bebas ini, dan sikap yang ditampilkannya bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang di internalisasikan, sam seperti halnya sikap – sikap ibu yang memperlihatkan conditional positif regard diinternalisasi oleh anaknya tapi tanpa mengorbankan aktualisasi diri. Karena anak tersebut tidak perlu takut atau merasa bersalah dalam mengembangkan diri dalam berperilaku.
Anak – anak yang tumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat – syarat untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain dan tidak akan ada ketidak harmonisan antara diri dan persepsi terhadap kenyataan.
Anak tersebut juga akan menjadi diri yang flexibel dan terbuka kepada semua pengalaman baru.dan menjadi orang yang bebas mengaktualisasikan diri dan mengembangkan seluruh potensinya.
E. Orang Yang Berfungsi Sepenuhnya
Kepribadian yang sehat menurut Rogers bukanlah merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arh bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus, tidak pernah merupakn suatu kondisi selesai atau statis. Tujuannya yakni orientasi ke masa depan yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri sendiri.
Lima Sifat Orang Yang Berfungsi Sepenuhnya Menurut Rogers
1. Keterbukaan Pada Pengalaman
Seseorang yang berjiwa sehat kepribadiannya flexibel, tidak hanya mau menerima pengalaman – pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan – kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya kepribadian yang defensif yang hanya beroperasi menurut syarat – syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang peranan – peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman – pengalaman tertentu.
2. Kehidupan Esensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara yang persis sama. Maka dari itu, ada kegembiraan karena setiap pengalaman tersingkap.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seluruh kepribadian seperti sadar, tak sadar, emosional dan juga intelektual digunakan untuk mencapai suatu keputusan dengan baik dan tepatdan karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka orang – orang yang sehat percaya akan keputusan mereka seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat jiwanya dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan – paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan.
5. Kreativitas
Orang – orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan – peryang drastis dalam kondisi – kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan – perubahan.
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT FROMM
Menurut Fromm kondisi dasar eksistensi manusia ada 2 aspek :
1. Aspek Binatang
Memiliki kebutuhan fisiologis tertentu yang harus segera dipuaskan.
2. Aspek Manusia
Memiliki kesadaran diri, pikiran dan daya khayal
Kondisi eksistensi manusia tersebut menimbulkan 5 kebutuhan :
1. Keterhubungan
Kebutuhan orang untuk berhubungan dengan orang lain ( saling mencintai, menghargai ) dengan membentuk kelompok
Contoh : keluarga, masyarakat, peer group.
2. Transedensi
Kebutuhan yang menyebabkan manusia memiliki daya kreatif guna menciptakan sesuatu yang baru terutama berwujud kebudayaan.
3. Keterberakaran
Kebutuhan manusia untuk bersatu yang menyebabkan manusia ingin menjadi bagian yang integral dengan dunianya.
Contoh : lingkungan dunia keseluruhan, sesama dan akhirnya dengan tuhan
4. Identitas
Menjadikan manusia individual berbeda dengan yang lain.
5. Kerangka Orientasi
Kebutuhan mengenai cara – cara yang ditetapkan dalam memandang, memahami dunianya atau dirinya.
Kebutuhan – kebutuhan batin tersebut ditambah dengan tuntutan dari luar menyebabkan individu mengembangkan karakter sosial dengan memenuhi harapan – harapan masyarakat.
5 tipe karakter individu :
Produktif :
1. Produktif ( The Produktive Orientation )
Seseorang yang bisa mengembangkan potensi dirinya secara penuh.
Non Produktif :
2. Reseptif ( Receptive Orientation )
Individu yang cenderung mencari dukungan support dari orang lain
3. Eksploitatif ( The Eksploitative Orientation )
Individu yang sengaja mengambil nilai dari luar, tetapi caranya merebut ( memanfaatkan, menggunakan )
4. Penimbunan ( The Boarding Orientation )
Individu cenderung mengumpulkan sesuatu sebagai milik dirinya. Penggambaran seseorang yang mengukur rasa aman dengan apa yang dikumpulkannya atau dimilikinya.
5. Pemasaran ( The Marketing Orientation )
Seseorang yang hanya membuat dirinya laku sebagai barang dagangan yang dijual/ditukar dengan keberhasilan,
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT MASLOW
Maslow mempelajari berapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia yang penuh.
A. Dorongan kepribadian yang sehat
Menurut Maslow kita didorong oleh kebutuhan – kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir yang tersusun dala suatu tingkat dari yang paling kuat sampai ke yang paling lemah.
B. Menurut Maslow kepribadian sehat adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
2. Kebutuhan akan rasa aman:
Mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Maslow percaya kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang bersifat rutin dan dapat diramalkan.
3. Kebutuhan – Kebutuhan Akan Memiliki Dan Cinta
Apabila kita mencapai suatu tingkat tertentu dari rasa aman dan jaminan, maka kita di gerakan untuk memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta. Kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai – nilai dan sifat – sifat agar mendapatkan perasaan saling memiliki. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri.
Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal - hal itu telah terpuaskan.
6. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
C. Metamotivation
Metamotivation adalah suatu dorongan sma sekali tidak berperan. Maslow menulis “ Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”. Dengan kata lain, orang – orang yang mengaktualisasi diri tidak berjuang melainkan berkembang.
Maksudnya adalah sebagai manusia kita dalam menuju kepribadian sehat tidak melalui proses berjuang melainkan melalui proses berkembangnya kita sebagai manusia.
Daftar Pustaka
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Kesehatan Mental Ditinjau dari Teori - Teori Psikologi dan Pandangan Allport Tentang Kepribadian Sehat
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Teori Psikoanalisis
Teori ini menurut Freud memandang pembentuk kepribadian dan sikap seseorang dipengaruhi oleh model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan model kepribadian tersebut adalah : Id, Ego dan Super Ego.
Id adalah factor keinginan yang timbul dari naluri dan insting untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia. Id akan menimbulkan energi yang menyebabkan tingginya tegangan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia. Ketika energi Id memuncak muncullah Ego. Ego adalah aspek psikologis manusia yaitu kognitif dan intelektual tujuan ego adalah mencari objek yang tepat dan realistic untuk mereduksi tegangan dari Id. Superego adalah aspek sosiologis dari kepribadian berupa hubungan keinginan dari id dengan norma atau peraturan yang ada di masyarakat.
Meninjau kesehatan mental menurut psikoanalisis
Id menimbulkan keinginan besar seperti keinginan seksual, kasih sayang, kebutuhan untuk hidup, dan lain lain. Lalu ego mencari penyaluran realistis untuk mereduksi tegangan dari id. Seperti mencari lawan jenis untuk berhubungan seksual, berusaha mencari kebutuhan hidup dan lainnya. Disaat ego sudah menemukan penyalurannya lalu muncul superego yaitu suara hati yang menilai apakah tindakan yang akan kita lakukan sesuai dengan aturan atau norma yang ada di masyarakat dan apakah bias diterima oleh banyak orang.
Jika seseorang terlalu menuruti naluri Id yang dia rasakan dan tidak menghiraukan ego dan superego yang ada maka orang tersebut dapat melakukan hal yang dianggap abnormal dan orang tersebut dapat dinilai tidak memiliki mental yang sehat.
Contoh : seorang pria yang memiliki hasrat seksual yang besar lalu dia mencari penyaluran realistis namun ia tidak mempunyai istri ataupun kekasih. Disaat hasratnya semakin besar dia tidak mempunyai mekanisme pertahanan ego yaitu ego menempuh cara ekstrim untuk menghilangkan tekanan kecemasan berlebihan dari id dengan cara rasionalisasi, menggantikan keinginan dengan yang tidak berbahaya, atau menyublimasi keinginan tersebut. Disaat pertahanan ego tidak bekerja maka id akan semakin besar lalu hasrat seksual itu akan di salurkan tanpa berpikir lagi maka timbullah perilaku menyimpang seperti pemerkosaan, manstrubasi, atau perilaku seks bebas.
Teori Behavioristik ( Pembelajaran )
Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi yang teramati. Teori ini dicetuskan oleh John B. Watson.adapun teori ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Teori kepribadian Klasikal.
Kepribadian ini dicetuskan oleh Juan Petrovich Pavlov yaitu tingkah laku manusia di pengaruhi oleh respon yang alami atau respon yang reflektif, yang oleh Pavlov disebut respon yang tidak terkondisi yang disingkat UCR. Dan ada juga respon yang di kondisikan untuk menghasilkan perilaku tertentu. Stimulus yang tidak terkondisi disebut UCS.
2. Teori Kepribadian Operan.
Yaitu dicetuskan oleh Skinner yang membagi tingkah laku dalam 2 tipe yaitu: responden dan operan. Tingkah laku responden adalah respon atau tingkah laku yang dibangkitkan atau dirangsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku responden ini wujudnya refleks. Tingkah laku responden ini ternyata dapat dibentuk melalui proses conditioning atau belajar. Tingkah laku ini bergantung pada reinforcement dan secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik.Tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung. Tingkah laku ini ditentujan atau dimodifikasi oleh reinforcement yang mengikutinya..
Menurut Skinner reinforcement dapat terdiri dari 2 cara: positif dan negatif, yang positif ini sinonim dari “reward” ( penghargaan ), sementara yang negative memainkan peranan dalam perkembangan kecenderungan - kecenderungan untuk menghindar.
Meninjau kesehatan mental menurut Humanistik
Psikologi behavioristik menganggap perilaku manusia karena hasil dari belajar selama hidupnya. Perilaku yang mencerminkan mental yang sehat menurut behavioristik adalah jika ia dapat mengaplikasikan pengalamannya dalam menghadapi masalah yang ia hadapi dengan baik. Tapi jika manusia itu tidak dapat menggunakan hasil belajarnya dengan baik dan justru semakin terjerumus dalam masalah lalu menimbulkan perilaku atau pikiran yang tidak sesuai serta keputusasaan maka orang itu tersebut dianggap terganggu kesehatan mentalnya.
Manusia juga belajar melalui lingkungan sekitarnya jika ia belajar dengan orang yang salah dan lingkungan yang salah maka akan menghasilkan perilaku yang salah juga.
Teori Humanistik.
Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Abraham Maslow menekankan pada teori motivasinya yaitu :
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman.
3) Kebutuhan-kebutuhan rasa cinta dan memiliki.
4) Kebutuhan akan penghargaan.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Meninjau kesehatan mental menurut Humanistik
Dari kebutuhan di atas manusia memiliki motivasi yang mempengaruhi sikapnya. Motivasi menimbulkan perilaku. Sesuai dengan keyakinan humanistik bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal – hal yang berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar. Dalam mengambil keputusan individu yang sehat juga menggunakan segala aspek psikologisnya seperti emosional dan intelegensinya dan tidak terburu – buru. Hal tersebut merupakan ciri dari orang yang memiliki jiwa yang sehat
Dan kesehatan mental menurut humanistik adalah setiap manusia memiliki caranya masing - masing untuk mengatasi gangguan mentalnya dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda – beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Kesimpulan
Kesehatan mental mempunyai definisi, penyebab dan pendekatan berbeda – beda pada setiap teori – teori psikologi yaitu teori psikoanalisa, teori behavioristik dan humanistik.
Psikoanalisa dalam aliran ini menyatakan bahwa sebagian besar apa yang manusia lakukan dan pikirkan berasal dari keinginan dan dorongan yang timbul dari kebutuhan biologis. Ganguan kesehatan mental menurut psikoanalisa dipengaruhi oleh munculnya kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi dan akhirnya menimbulkan ketegangan.
Teori behavioristik menyatakan bahwa perilaku manusia karena hasil dari belajar selama hidupnya. Kesehatan mental menurut behavioristik adalah bagaimana individu belajar dalam kehidupanna dan untuk menghadapi penyebab penyebab gangguan mental.
Teori humanistik menyatakan bahwa setiap manusia unik. Manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Kesehatan mental menurut humanistik adalah sesuai dengan keyakinan humanistik bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal – hal yang berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda – beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Kesehatan Mental Menurut Allport
A. Pendekatan Allport terhadap kepribadian
Individu – individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari kekuatan – kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan – kekuatan itu juga. Orang – orang yang sehat bebas dari masa lampau. Orang – orang yang sehat dibimbing dan di arahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi – intensi kea rah masa depan dan antisipasi – antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa – peristiwa kontemporer yang akan dating dan tidak mundur kembali kepada peristiwa – peristiwa masa kanak - kanak .
B. Motivasi Pada Pribadi Yang Sehat
Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu dengan tujuan – tujuan khusus mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat – tingkat tegangan yang bertambah.
Motivasinya lebih kepada mencari kepuasaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah salah satu tujuan telah terpenuhi. Contoh : kita kebutuhan biologis sudah terpenuhi maka individu tersebut akan mencari lagi sesuatu yang baru yang dapat memuaskannya.
C. Kriteria kepribadian yang sehat :
1. Perluasan Diri Sendiri
Orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian – perhatian di luar diri.
2. Hubungan Diri Yang Hangat Dengan Orang – Orang lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman – keintiman atau cinta serta simpati dan empati terhadap orang lain.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari apa yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan – kelemahan dan kekurangan – kekurangan.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
5. Keterampilan – keterampilan dan tugas
Orang yang berjiwa sehat menggunakan keterampilan – keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6. Pemahaman Diri
Memahami tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang esungguhnya.
7. Filsafat Hidup Yang Mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan nilai – nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan berdasarkan nilai – nilai dan pandangan orang lain
Ketujuh hal di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan dasar perkembangan yang sehat.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai.Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
Daftar Pustaka
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Teori Psikoanalisis
Teori ini menurut Freud memandang pembentuk kepribadian dan sikap seseorang dipengaruhi oleh model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan model kepribadian tersebut adalah : Id, Ego dan Super Ego.
Id adalah factor keinginan yang timbul dari naluri dan insting untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia. Id akan menimbulkan energi yang menyebabkan tingginya tegangan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia. Ketika energi Id memuncak muncullah Ego. Ego adalah aspek psikologis manusia yaitu kognitif dan intelektual tujuan ego adalah mencari objek yang tepat dan realistic untuk mereduksi tegangan dari Id. Superego adalah aspek sosiologis dari kepribadian berupa hubungan keinginan dari id dengan norma atau peraturan yang ada di masyarakat.
Meninjau kesehatan mental menurut psikoanalisis
Id menimbulkan keinginan besar seperti keinginan seksual, kasih sayang, kebutuhan untuk hidup, dan lain lain. Lalu ego mencari penyaluran realistis untuk mereduksi tegangan dari id. Seperti mencari lawan jenis untuk berhubungan seksual, berusaha mencari kebutuhan hidup dan lainnya. Disaat ego sudah menemukan penyalurannya lalu muncul superego yaitu suara hati yang menilai apakah tindakan yang akan kita lakukan sesuai dengan aturan atau norma yang ada di masyarakat dan apakah bias diterima oleh banyak orang.
Jika seseorang terlalu menuruti naluri Id yang dia rasakan dan tidak menghiraukan ego dan superego yang ada maka orang tersebut dapat melakukan hal yang dianggap abnormal dan orang tersebut dapat dinilai tidak memiliki mental yang sehat.
Contoh : seorang pria yang memiliki hasrat seksual yang besar lalu dia mencari penyaluran realistis namun ia tidak mempunyai istri ataupun kekasih. Disaat hasratnya semakin besar dia tidak mempunyai mekanisme pertahanan ego yaitu ego menempuh cara ekstrim untuk menghilangkan tekanan kecemasan berlebihan dari id dengan cara rasionalisasi, menggantikan keinginan dengan yang tidak berbahaya, atau menyublimasi keinginan tersebut. Disaat pertahanan ego tidak bekerja maka id akan semakin besar lalu hasrat seksual itu akan di salurkan tanpa berpikir lagi maka timbullah perilaku menyimpang seperti pemerkosaan, manstrubasi, atau perilaku seks bebas.
Teori Behavioristik ( Pembelajaran )
Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi yang teramati. Teori ini dicetuskan oleh John B. Watson.adapun teori ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Teori kepribadian Klasikal.
Kepribadian ini dicetuskan oleh Juan Petrovich Pavlov yaitu tingkah laku manusia di pengaruhi oleh respon yang alami atau respon yang reflektif, yang oleh Pavlov disebut respon yang tidak terkondisi yang disingkat UCR. Dan ada juga respon yang di kondisikan untuk menghasilkan perilaku tertentu. Stimulus yang tidak terkondisi disebut UCS.
2. Teori Kepribadian Operan.
Yaitu dicetuskan oleh Skinner yang membagi tingkah laku dalam 2 tipe yaitu: responden dan operan. Tingkah laku responden adalah respon atau tingkah laku yang dibangkitkan atau dirangsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku responden ini wujudnya refleks. Tingkah laku responden ini ternyata dapat dibentuk melalui proses conditioning atau belajar. Tingkah laku ini bergantung pada reinforcement dan secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik.Tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung. Tingkah laku ini ditentujan atau dimodifikasi oleh reinforcement yang mengikutinya..
Menurut Skinner reinforcement dapat terdiri dari 2 cara: positif dan negatif, yang positif ini sinonim dari “reward” ( penghargaan ), sementara yang negative memainkan peranan dalam perkembangan kecenderungan - kecenderungan untuk menghindar.
Meninjau kesehatan mental menurut Humanistik
Psikologi behavioristik menganggap perilaku manusia karena hasil dari belajar selama hidupnya. Perilaku yang mencerminkan mental yang sehat menurut behavioristik adalah jika ia dapat mengaplikasikan pengalamannya dalam menghadapi masalah yang ia hadapi dengan baik. Tapi jika manusia itu tidak dapat menggunakan hasil belajarnya dengan baik dan justru semakin terjerumus dalam masalah lalu menimbulkan perilaku atau pikiran yang tidak sesuai serta keputusasaan maka orang itu tersebut dianggap terganggu kesehatan mentalnya.
Manusia juga belajar melalui lingkungan sekitarnya jika ia belajar dengan orang yang salah dan lingkungan yang salah maka akan menghasilkan perilaku yang salah juga.
Teori Humanistik.
Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Abraham Maslow menekankan pada teori motivasinya yaitu :
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman.
3) Kebutuhan-kebutuhan rasa cinta dan memiliki.
4) Kebutuhan akan penghargaan.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Meninjau kesehatan mental menurut Humanistik
Dari kebutuhan di atas manusia memiliki motivasi yang mempengaruhi sikapnya. Motivasi menimbulkan perilaku. Sesuai dengan keyakinan humanistik bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal – hal yang berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar. Dalam mengambil keputusan individu yang sehat juga menggunakan segala aspek psikologisnya seperti emosional dan intelegensinya dan tidak terburu – buru. Hal tersebut merupakan ciri dari orang yang memiliki jiwa yang sehat
Dan kesehatan mental menurut humanistik adalah setiap manusia memiliki caranya masing - masing untuk mengatasi gangguan mentalnya dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda – beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Kesimpulan
Kesehatan mental mempunyai definisi, penyebab dan pendekatan berbeda – beda pada setiap teori – teori psikologi yaitu teori psikoanalisa, teori behavioristik dan humanistik.
Psikoanalisa dalam aliran ini menyatakan bahwa sebagian besar apa yang manusia lakukan dan pikirkan berasal dari keinginan dan dorongan yang timbul dari kebutuhan biologis. Ganguan kesehatan mental menurut psikoanalisa dipengaruhi oleh munculnya kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi dan akhirnya menimbulkan ketegangan.
Teori behavioristik menyatakan bahwa perilaku manusia karena hasil dari belajar selama hidupnya. Kesehatan mental menurut behavioristik adalah bagaimana individu belajar dalam kehidupanna dan untuk menghadapi penyebab penyebab gangguan mental.
Teori humanistik menyatakan bahwa setiap manusia unik. Manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Kesehatan mental menurut humanistik adalah sesuai dengan keyakinan humanistik bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal – hal yang berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda – beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Kesehatan Mental Menurut Allport
A. Pendekatan Allport terhadap kepribadian
Individu – individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari kekuatan – kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan – kekuatan itu juga. Orang – orang yang sehat bebas dari masa lampau. Orang – orang yang sehat dibimbing dan di arahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi – intensi kea rah masa depan dan antisipasi – antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa – peristiwa kontemporer yang akan dating dan tidak mundur kembali kepada peristiwa – peristiwa masa kanak - kanak .
B. Motivasi Pada Pribadi Yang Sehat
Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu dengan tujuan – tujuan khusus mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat – tingkat tegangan yang bertambah.
Motivasinya lebih kepada mencari kepuasaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah salah satu tujuan telah terpenuhi. Contoh : kita kebutuhan biologis sudah terpenuhi maka individu tersebut akan mencari lagi sesuatu yang baru yang dapat memuaskannya.
C. Kriteria kepribadian yang sehat :
1. Perluasan Diri Sendiri
Orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian – perhatian di luar diri.
2. Hubungan Diri Yang Hangat Dengan Orang – Orang lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman – keintiman atau cinta serta simpati dan empati terhadap orang lain.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari apa yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan – kelemahan dan kekurangan – kekurangan.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
5. Keterampilan – keterampilan dan tugas
Orang yang berjiwa sehat menggunakan keterampilan – keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6. Pemahaman Diri
Memahami tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang esungguhnya.
7. Filsafat Hidup Yang Mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan nilai – nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan berdasarkan nilai – nilai dan pandangan orang lain
Ketujuh hal di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan dasar perkembangan yang sehat.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai.Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
Daftar Pustaka
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Tuesday, March 1, 2011
KESEHATAN MENTAL DAN JENIS - JENIS GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Pendahuluan
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Sedangkan pengertian kesehatan mental menurut Dr Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyusaian diri secara resignasi ( penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan ).
Kesehatan mental menurut saya adalah kemampuan diri untuk mengendalikan emosi melalui penyesuaian diri dalam berbagai keadaan.
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Jenis – Jenis Gangguan Kesehatan Mental
Stress dan Kesehatan Mental
Penyakit mental sering di kaitkan dengan dengan stress yang kita ciptakan sendiri. Saat ini, stress dipandang sebagai salah satu penyebab utama munculnya masalah mental dan emosional.
Alasan mengapa seseorang mengalami gangguan kesehatan mental adalah kompleks. Dan akan terlalu menyederhanakan masalah jika kita menimpakannya hanya pada stress saja. Namun kesalahan dalam penanganan stress dapat membuat stress berkepanjangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental lainnya.
Depresi
Depresi merupakan respons terhadap stress emosional secara berlebihan dan berkepanjangan. Gejala – gejala umum depresi :
1. sulit tidur atau berlebihan tidur.
2. tingkah laku kompulsif.
3. menarik diri dan mengisolasi diri.
4. kehilangan kendali.
5. kehilangan ingatan atau konsentrasi
6. tidak berminat terhadap pekerjaan atau kegiatan lain.
7. sakit fisik ( pusing, sakit punggung, dan lain lain )
8. merasa kesepian.
9. meragukan diri sendiri.
10. mudah tersinggung.
11. komsumsi alcohol berlebihan atau penyalahgunaan obat – obatan.
12. kehilangan gairah seks.
13. dihinggapi pikiran bunuh diri.
14. terus merasa sedih, bersalah tidak ada harapan.
Skizofrenia
Skizofrenia adalah kelompok ganguan mental yang terkait dengan proses berfikir. Gejalanya mencakup delusi ( khayalan ), halusinasi dan penarikan diri dari masyarakat serta orang lain secara ekstrem.
Skizofrenia disebabkan oleh berbagai faktor termasuk di dalamnya faktor lingkungan dan genetik. Pada banyak kasus skizofrenia diawali oleh stress parah yang mengendap dan memicu timbulnya skizofrenia.
Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
Kelainan kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya.
Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain.
Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan.
Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya meliputi :
1. Disorganisasi proses pemikiran
2. Gangguan emosional
3. Disorientasi waktu, ruang
4. Sering atau terus berhalusinasi
Akibat dari gangguan kesehatan mental
1. Menurunnya imunitas tubuh.
Imunitas adalah kondisi tubuh yang memiliki daya tahan terhadap partikel atau zat asing yang masuk kedalamnya. Penelitian menunjukan bahwa orang yang sedang stress imunitas tubuhnya menurun dan gampang terkena penyakit.
2. Sakit dan penyakit terkait stress
Sederet penyakit dipercaya timbul setelah terpapar pada stress dalam kurun waktu lama. Misalnya jantung koroner,darah tinggi, sakit ginjal dan penyempitan nadi dan beberapa penyakit lainnya.
3. Disfungsi seksual
Salah satu penyebab munculnya masalah seksual adalah stress emosional.
4. Bunuh diri
Penelitian menunjukan bahwa individu yang bunuh diri biasanya pernah mengalami stress berat sebelumnya dan merasa tidak berguna dan tidak berdaya lagi.
Cara – cara untuk mengurangi dan mencegah stress.
1. Tingkatkan kontak dan interaksi social dengan teman dan keluarga.
Berusahalah memperluas lingkaran relasi anda dan temui mereka secara teratur. Stress anda akan menurun sejalan dengan meningkatnya interaksi anda.
2. Tingkatkan kualitas komunikasi dengan orang lain.
hal ini berlaku di antara anggota keluarga. Komunikasi mampu membuka pintu dan mengembangkan hubungan. Sisihkan waktu untuk benar – benar sharing dengan orang yang anda ajak bicara.
3. Kembangkan sistem dukungan social di sekeliling anda.
Sistem dukungan social dapat mencakup kelompok teman, komunitas anda, lingkungan keagamaan atau keluarga. Strategi ini dapat mencerahkan pandangan anda terhadap hidup.
4. Libatkan diri
dalam acara, kegiatan, organisasi, dan kelompok sosial dapat melepaskan pikiran anda dari sumber stress.
5. Ungkapkan perasaan dan emosi anda.
Dengan merumuskan stress dengan kata – kata dan berkomunikasi. Anda dapat mencegah perasaan terkucilkan, merasa tak berguna dan selalu merasa bersalah
Kesimpulan
Kesehatan mental kemampuan diri untuk mengendalikan emosi melalui penyesuaian diri dalm berbagai keadaan. Menjaga kesehatan mental sangatlah penting agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih berbahaya.Untuk menjaga kesehatan mental dan menghindari stress dapat dengan cara tingkatkan kontak dan interaksi sosial dengan teman dan keluarga, tingkatkan kualitas komunikasi dengan orang lain. kembangkan sistem dukungan sosial di sekeliling anda, ungkapkan perasaan dan emosi anda. libatkan diri dalam berbagai aktivitas
Daftar Pustaka
Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.
Jalaludin. 2009. Psikologi Agama (Edisi Revisi 2009). Rajawali Pers. Jakarta.
Zakiah, Daradjat. 1995. Kesehatan Mental. Gunung Agung: Jakarta.
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Pendahuluan
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Sedangkan pengertian kesehatan mental menurut Dr Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyusaian diri secara resignasi ( penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan ).
Kesehatan mental menurut saya adalah kemampuan diri untuk mengendalikan emosi melalui penyesuaian diri dalam berbagai keadaan.
Mental sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Jenis – Jenis Gangguan Kesehatan Mental
Stress dan Kesehatan Mental
Penyakit mental sering di kaitkan dengan dengan stress yang kita ciptakan sendiri. Saat ini, stress dipandang sebagai salah satu penyebab utama munculnya masalah mental dan emosional.
Alasan mengapa seseorang mengalami gangguan kesehatan mental adalah kompleks. Dan akan terlalu menyederhanakan masalah jika kita menimpakannya hanya pada stress saja. Namun kesalahan dalam penanganan stress dapat membuat stress berkepanjangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental lainnya.
Depresi
Depresi merupakan respons terhadap stress emosional secara berlebihan dan berkepanjangan. Gejala – gejala umum depresi :
1. sulit tidur atau berlebihan tidur.
2. tingkah laku kompulsif.
3. menarik diri dan mengisolasi diri.
4. kehilangan kendali.
5. kehilangan ingatan atau konsentrasi
6. tidak berminat terhadap pekerjaan atau kegiatan lain.
7. sakit fisik ( pusing, sakit punggung, dan lain lain )
8. merasa kesepian.
9. meragukan diri sendiri.
10. mudah tersinggung.
11. komsumsi alcohol berlebihan atau penyalahgunaan obat – obatan.
12. kehilangan gairah seks.
13. dihinggapi pikiran bunuh diri.
14. terus merasa sedih, bersalah tidak ada harapan.
Skizofrenia
Skizofrenia adalah kelompok ganguan mental yang terkait dengan proses berfikir. Gejalanya mencakup delusi ( khayalan ), halusinasi dan penarikan diri dari masyarakat serta orang lain secara ekstrem.
Skizofrenia disebabkan oleh berbagai faktor termasuk di dalamnya faktor lingkungan dan genetik. Pada banyak kasus skizofrenia diawali oleh stress parah yang mengendap dan memicu timbulnya skizofrenia.
Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
Kelainan kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya.
Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain.
Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan.
Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya meliputi :
1. Disorganisasi proses pemikiran
2. Gangguan emosional
3. Disorientasi waktu, ruang
4. Sering atau terus berhalusinasi
Akibat dari gangguan kesehatan mental
1. Menurunnya imunitas tubuh.
Imunitas adalah kondisi tubuh yang memiliki daya tahan terhadap partikel atau zat asing yang masuk kedalamnya. Penelitian menunjukan bahwa orang yang sedang stress imunitas tubuhnya menurun dan gampang terkena penyakit.
2. Sakit dan penyakit terkait stress
Sederet penyakit dipercaya timbul setelah terpapar pada stress dalam kurun waktu lama. Misalnya jantung koroner,darah tinggi, sakit ginjal dan penyempitan nadi dan beberapa penyakit lainnya.
3. Disfungsi seksual
Salah satu penyebab munculnya masalah seksual adalah stress emosional.
4. Bunuh diri
Penelitian menunjukan bahwa individu yang bunuh diri biasanya pernah mengalami stress berat sebelumnya dan merasa tidak berguna dan tidak berdaya lagi.
Cara – cara untuk mengurangi dan mencegah stress.
1. Tingkatkan kontak dan interaksi social dengan teman dan keluarga.
Berusahalah memperluas lingkaran relasi anda dan temui mereka secara teratur. Stress anda akan menurun sejalan dengan meningkatnya interaksi anda.
2. Tingkatkan kualitas komunikasi dengan orang lain.
hal ini berlaku di antara anggota keluarga. Komunikasi mampu membuka pintu dan mengembangkan hubungan. Sisihkan waktu untuk benar – benar sharing dengan orang yang anda ajak bicara.
3. Kembangkan sistem dukungan social di sekeliling anda.
Sistem dukungan social dapat mencakup kelompok teman, komunitas anda, lingkungan keagamaan atau keluarga. Strategi ini dapat mencerahkan pandangan anda terhadap hidup.
4. Libatkan diri
dalam acara, kegiatan, organisasi, dan kelompok sosial dapat melepaskan pikiran anda dari sumber stress.
5. Ungkapkan perasaan dan emosi anda.
Dengan merumuskan stress dengan kata – kata dan berkomunikasi. Anda dapat mencegah perasaan terkucilkan, merasa tak berguna dan selalu merasa bersalah
Kesimpulan
Kesehatan mental kemampuan diri untuk mengendalikan emosi melalui penyesuaian diri dalm berbagai keadaan. Menjaga kesehatan mental sangatlah penting agar tidak menimbulkan penyakit yang lebih berbahaya.Untuk menjaga kesehatan mental dan menghindari stress dapat dengan cara tingkatkan kontak dan interaksi sosial dengan teman dan keluarga, tingkatkan kualitas komunikasi dengan orang lain. kembangkan sistem dukungan sosial di sekeliling anda, ungkapkan perasaan dan emosi anda. libatkan diri dalam berbagai aktivitas
Daftar Pustaka
Goliszek, Andrew. 2005. :60 Second Manajemen Stres. Buana Ilmu Populer : Jakarta.
Jalaludin. 2009. Psikologi Agama (Edisi Revisi 2009). Rajawali Pers. Jakarta.
Zakiah, Daradjat. 1995. Kesehatan Mental. Gunung Agung: Jakarta.
NAMA : RIZKY FAJAR
KELAS : 2 PA 03
NPM : 16509521
Subscribe to:
Posts (Atom)